Kau tidak akan pernah menyangka kalau kau akan berada dalam posisi seperti ini. Dimana pada salah satu koridor, tidak peduli dengan apa yang ada disekeliling kalian, Akashi memelukmu hingga kau tidak bisa bergerak dan membenamkan wajahnya di bahumu. Helai merah itu menggelitik lehermu, namun kau sadar kalau itu bukan saatnya untuk memikirkan hal itu.
Beberapa orang melihat kalian dengan tatapan heran dan beberapa siswi—yang kau yakin adalah fans dari Akashi—tampak menatap kalian, atau lebih tepatnya menatapmu dengan tatapan tajam.
"Uh... Akashi?"
"...siapa yang kau panggil, [Name]?" pada akhirnya kau beruntung karena Akashi mau menjawabmu. Meskipun dijawab dengan pertanyaan lagi, yang tentu tidak terlalu kau mengerti.
"Akashi... yang kukenal..." Kau bahkan tidak mengerti bagaimana kau bisa menjawab pertanyaan itu dengan mudah. Iris mata heterochrome itu tampak membuka perlahan, Akashi tampak menghela napas beberapa saat berpikir akan sesuatu sebelum menutup matanya kembali.
"Aku akan 'beristirahat' hanya untuk sebentar dan kali ini."
Dan kau bisa merasakan beban di bahumu saat tiba-tiba tubuh itu tidak bertenaga begitu saja dan memaksamu untuk menahan beban tubuhnya, "h—hei Akashi!"
Akashi tidak bergeming ataupun menjawabnya.
Deg... Deg... Deg...
Degupan tidak teratur yang ia rasakan sudah cukup untuk meyakinkan gadis ini jika yang ada didekapannya adalah Akashi yang asli. Akashi yang selalu membuatnya berdebar hebat karena ramuan itu.
'Hanya karena sentuhan seperti ini...'
"Heeee~ sudah lama tidak bertemu dengan [Name]-chin dan juga Aka-chin ternyata kalian sudah sangat dekat ya~?" Suara itu membuatmu mendongak dan melihat pemuda tinggi besar yang berdiri dihadapan kalian—dimana posisimu sudah terduduk karena tidak kuat menompang tubuh Akashi.
"Ini tidak lucu Murasakibara-kun, Akashi tidak sadarkan diri," kau tampak mencoba menyembunyikan wajah merahmu dengan menatap Murasakibara kesal, "bantu aku mengangkatnya!"
"Heee~ malas..."
"Akan kubelikan Maibou," langkah Murasakibara yang tadinya menjauh tampak terhenti tanpa menatap kearahmu, "—satu kotak penuh."
.
.
"Aku sedikit terkejut saat mendengar kalau sihir Akachin hampir saja melukai murid lain dengan parah," dengan nada malasnya seperti biasa, Murasakibara akhirnya menggendong Akashi di punggungnya dan berjalan bersama denganmu, "kalau sihir Akachin tidak dibelokkan oleh perisaimu dan murid itu tidak diselamatkan, tentu saja Akachin akan dapat masalah besar."
"Yang melakukannya... bukan Akashi..."
Kau masih tidak bisa menerima jika 'monster' itu membuat Akashi hampir disalahkan atas sesuatu yang lebih besar ketimbang sebuah teguran dan rumor seperti ini. Murasakibara tampak menatap kearahmu sebelum kembali menoleh kearah depan.
"Kau sudah bangun Akachin?"
Kau menoleh saat Murasakibara mengatakan hal itu. Menemukan Akashi yang bergerak perlahan sambil menatap kearah Murasakibara dengan mata seolah baru saja terbangun dari tidur.
"Akashi?" Kau bisa melihat matanya kembali berwarna merah seperti semula yang kemudian tanpa sadar membuatmu menghela napas, "—kau tidak apa-apa?"
"Uh, Murasakibara bisa turunkan aku?"
Kau bisa melihat bagaimana perbedaan panggilan dari Akashi yang asli dengan makhluk yang ada di dalam tubuh Akashi. Murasakibara tampak mengangguk dan menurunkannya perlahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kusuri no Ai
FanfictionKusuri no Ai Rated : T Genre : Romance/Friendship Pairing : Reader x Akashi | Slight!Reader x [ secret character ] Warning : Wizard School!AU (Not Harry Potter, but similar), Modern!Wizard!AU, sebagian menggunakan mantra Harry Potter, sebagian mengg...