Marck menarik lenganku. Apa ini nyata? Atau mungkin ini hanya halusinasi karena aku mabuk? Pemikiran itu terus berputar-putar di kepala Alea. Kali ini Alea benar-benar bingung. Dirinya merutuki kebodohan karena membiarkan dirinya mabuk. Dalam kondisi mabuk pun Alea sangat gugup mengingat dia berciuman dengan Marck. Dan itu bukan hanya sekedar ciuman. Alea menyadari dirinya yang tersipu malu membayangkan apa yang terjadi barusan.
Ya Tuhan bagaimana bisa aku menjadi seperti wanita murahan. Batin Alea, dirinya sadar sudah menarik Marck secara tidak langsung kedalam kisah cintanya dengan Gilbert.
Alea tampak berpikir keras mengulang kejadian tadi. Siapa yang duluan mencium siapa? Ah, dasar payah. Bagaiman bisa Alea mengingat kejadian tadi dengan keadaannya yang sedang mabuk. Sial Alea kau benar-benar bodoh. Itu hal yang penting dan kau harus benar-benar mengingatnya.
Sekarang bagaimana? Bagaimana hubungannya dengan Gilbert? Alea langsung teringat dengan Gilbert. Alea benar-benar penasaran apa yang akan dilakukan Gilbert setelah ini. Apakah Gilbert akan mencampakkannya? Hei kenapa aku yang dicampakkan? Batin Alea membela diri.
Tanpa sadar Alea menghiraukan Marck dan sibuk dengan pemikirannya.
"Masuklah Alea pakaianmu terlalu tipis. Angin malam tidak bagus untukmu." Ucap Marck kepada Alea. Marck benar-benar baru menyadari pakaian Alea yang lumayan ketat memperlihatkan tubuhnya yang ramping dan berlekuk ditempat yang tepat.
Ayolah Marck, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk memikirkan hal yang tidak-tidak. Marck mencoba berpikir jernih. Gairahnya sudah benar-benar terpancing. Marck sungguh tak menyangka bahwa dia mencium Alea begitu lama dan intim dan membangkitkan sesuatu yang sudah pasti menyiksanya. Gadis ini benar-benar membuatku gila.
Alea masuk ke dalam mobil. Kepalanya terasa sangat pening. Sebenarnya berapa banyak gelas yang dia minum tadi?
Alea merasa sangat nyaman, dia bahkan merasa sangat mengantuk dan ingin segera tidur. Dan yang benar saja Alea bahkan segera terlelap tanpa memikirkan dirinya bersama Marck.
Marck yang merasa Alea yang diam saja. Gadis ini tak mengeluarkan suara apa pun. Marck pun melihat Alea yang sudah tertidur pulas tanpa mengenakan sabuk pengaman.
"Oh Alea kau ingin membuatku mati?" Kata-kata itu keluar begitu saja saat Marck menyadari Alea yang sudah tertidur. Dengan canggung Marck memasang sabuk pengaman di tubuh Alea. Marck benar-benar berusaha untuk tidak memperhatikan dan berusaha mengabaikan tubuh Alea. Setelah dengan susah payah akhirnya Marck berhasil. Ini bagaikan cobaan yang harus dia jalani di malam hari.
Lalu sekarang apa? Dimana dia harus mengantar Alea. Dirinya bahkan tidak tahu di mana gadis ini tinggal. Apa dia harus membawanya kerumah?
Marck memang tinggal sendiri, namun bukan itu permasalahannya. Yang ditakutkan Marck adalah apakah dia mampu bertahan satu malam saja bersama Alea tanpa terjadi hal-hal yang tidak semestinya? Alea sungguh membuatnya frustasi."Baiklah, aku tidak mungkin meninggalkannya bukan? Aku hanya berniat baik. Marck kau pasti bisa." Marck berbicara sendiri seolah meyakinkan dirinya untuk melewati malam yang akan terasa panjang.
Alea mengerang disaat matahari menyilaukan matanya dan memaksa dirinya terbangun. Kepalanya benar benar pusing. Alea mengerjapkan matanya dan melihat ruangan yang tidak diketahuinya. Denga spontan Alea merubah posisinya menjadi duduk. Ini bukan kamar tidurnya. Lalu dimana dia?
Alea berusaha mengingat apa yang terjadi semalam. Pipinya memerah mengingat ciuman panas yang dia lakukan bersama Marck. Dan hal yang terakhir dalam ingatannya adalah dirinya tertidur di mobil Marck. Apa ini rumah Marck? Alea menerka-nerka.
Tak lupa Alea memastikan keadaan dirinya. Dan sangat melegakan karena tubuhnya masih ditutupi pakaian yang dia kenakan kemarin.
Ketukan di pintu menyadarkan Alea. Marck masuk. Kali ini penampilan Marck terlihat santai tanpa menggunakan pakaian formal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alea
عاطفيةDentuman musik terdengar jelas mengisi gedung ini. Semua orang hanyut dengan dunia malam yang jarang sekali kumasuki. Kali ini biarkan aku menikmati hari. Melupakan semua masalah. Membiarkan diriku hanyut dengan kerasnya alkohol. Kakiku dengan ente...