MFLLL ~ 3

99 4 0
                                    

Saat ini Clara dan Fano tengah duduk di bangku taman Rumah Sakit ini. Keheningan masih saja meliputi mereka. Tak ada satu pun dari mereka membuka suara.

Clara yang sedari hanya bisa menatap Melody yang kini tengah melahap ice crem coklat miliknya. Sedang kan fano sibuk dengan pikirannya.

"Ehem." Clara berdehem berusaha memecah keheningan.

"Trima kasih tuan. Karena tuan sudah menolong saya." Kata Clara dengan tulus.

"Hmm... sama-sama." Balas Fano dengan nada biasa.

Setelah itu suasana kembali ke semula ya itu hening.

"Daddy. Daddy." Panggil Melody.

"Ya. Sayang." Ucap Fano dengan lembut.

"Apan mommy ulang. Au tan mau ain ama mommy." Ujar Melody dengan cadel sambil tetap memakan ice cream nya.

Fano hanya tersenyum menanggapi pertanyaan putri kecilnya, tak tau harus berkata apa. Sedangkan Clara ia hanya diam tanpa ada niatan untuk berkomentar.

"Daddy..." rajuk Melody. Karena pertanyaannya tak kunjung di jawab oleh daddy nya.

"Yes honey.." saut Fono berpura-pura tidak tau.

"Au ah. Nda adi. Daddy nebelin."  Ucap Melody dengan bibir manyun dan memalingkan wajahnya.

Fano hanya tersenyum karena ia telah mengoda putri kecilnya. Sedangkan Clara merasa begitu senang karena ia bisa melihat kasih sayang antara 'Ayah dan Anak' itu. Dan tanpa terasa air mata kembali membasahi pipi nya.

"Mommy... napa mommy angis?" Tanya Melody saat iya melihat Clara mengeluarkan setitik cairan bening yang membasahi pipi nya.

Clara tak bisa menjawab pertanyaan gadis kecil itu. Tapi ia hanya membelasnya dengan senyum yang tulus.

Sedangkan Fano hanya manatap gadis cantik di samping nya itu. Entah kenapa hatinya terasa pedih saat ia melihat air mata itu menetes.

Clara hanya bisa menggelengkan kepalanya, ia tersenyum begitu lembut kepada melody. Entah apa yang membuatnya tiba-tiba mengelus rambut gadis kecil itu dengan sayang.

Sekilas bayangan ia saat masih kecil terlintas begitu saja di pikirannya.

Fano yang sedari tadi memperhatikan Clara dan putri nya. Walau pun ia hanya menunjukkan wajah dingin nya. Tapi sebenarnya ia merasa kagum dengan kedekatan antara malaikat kecilnya dengan Clara, baru kali ini ia melihat malaikat kecilnya bisa begitu cepat akrab dengan orang yang baru ia kenal.

Clara yang merasa jika dirinya sedang di perhatikan. Menoleh ke arah Fano. Disaat itu juga ia bertatapan dengan Fano, ntah mengapa ia merasa sekitika iu juga wajah nya memanas.

"Ehmm..." dehem Clara berusaha untuk menutupi kegugupannya.

Tapi itu sama sekali tak berpengaruh terhadap Fano.

Karena merasa suasana yang begitu canggung. Clara lebih memilih berdiri dan hendak meninggalkan Fano dan Melody yang masih duduk di tempat masing.

Saat Clara hendak melangkah ia merasakan ada sebuah genggaman yang begitu hangat. Yang menahannya. Seketika itu juga memvuat Clara menoleh.

"Ada apa?" Tanya Clara

"Mau kemana?" Tanya Fano.

"Ehmm... aku harus kembali ke kamar ku?!" Tanya Clara dengan bingung.

"Biar aku antar." Ucap Fano tak terbantahkan.

Clara yang mendengarnya langdung membelakkan matanya. " ehh..ehh tidak usah. Sa.. saya bisa sendiri. Sebaiknya tuan disini saja. Bersama nona melody." Elak Clara.

Tapi Fano sama sekali tak mengindahkan. Ia sudah berdiri. Di hadapan Clara dengan tatapan yang tajam seolah-olah berkata bahwa ia tidak ingin di bantah.

"Baik lah." Ujar Clara dengan terpaksa.

Fani yang mendengar itu langsung tersenyum penuh kemenangan.
"Sweetheart..." panggil Fano pada putrinya.

"Hmmm..." sahut Melody. Karena ia masih sangat kesal dengan Daddy nya.

Fano yang mendengar itu hanya bisa tersenyum karena ia tau jika malaikat kecilnya masih kesal karena tadi. Itu membuat Fano sangat gemas dengan malaikat kecilnya. Sehingga ia langsung menggendong malaikat kecilnya sambil menciumi pipi gembil putrinya itu.

Sedangkan yang di cium hanya terkekeh kegelian. Sekali lagi Clara tersenyum karena kedekatan antara ayah dan anak itu.

'Ahh.. aku merindukan pelukan papa..' sedih hati Clara.

Fano yang merasa jika dirinya sedang di perhatikan. Saat itu juga ia langsung menoleh ke arah Clara. Sedangkan Clara yang kaget karena ketahuan sedang memperhatikan interaksi antara bapak dan anak itu. Langsung salah tingkah.

Ia mencoba melihat ke arah lain. Tapi Fano tetap tidak semudah itu ia bisa di bohongi.

"Apakah ada yang aneh dengan wajah saya?" Tanya Fano.

"Ti--ti--tidak." Jawab Clara dengan gugup.

Fano masih memperhatikan Clara dengan intens. Sedangkan Clara yang merasa di pandang dengan sangat intens membuat pipinya menjadi panas.

'Manis..' puji batin Fano tanpa ia sadari.

----

TBC


My Frist Love Is My Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang