Entah mengapa Fano merasakan jika wajah Clara yang memerah itu sangat manis menurutnya. Saat menyadari apa yang telah terbesit di hatinya Fano berusaha untuk menepisnya.
Clara yang merasa malu itu langsung berjalan mendahului Fano. Sedangkan Fano hanya melihat punggung mungil gadis itu.
Saat Clara sudah berada di depan kamar rawatnya. tanpa sengaja ia melihat seorang suster keluar dari kamar rawatnya itu dengan membawa seprai kotor.
"Ma-maaf suster.. bisa kah saya bertanya kapan saya bisa keluar dari rumah sakit ini?" tanya Clara pada suster itu saat suster itu akan berjalan melaluinya.
"Maaf nona.. untuk masalah ini saya tidak tau. Anda bisa langsung menanyakan nya pada dokter secara langsung." Ucap suster itu.
Dan itu membuat Clara hanya bisa tersenyum lemah, dan tanpa ia sadari. Jika Fano sedaritadi sedang memperhatikannya dari kejauhan sambil menggandeng Putri kecilnya.
"Daddy.." Panggil putri kecinya.
"Yes. sweetheart.." jawab Fano dengan lembut. Tapi matanya tak bisa lepas dari Clara.
"Apakah mommy.. akan ikut pulang bersama kita?" tanya putri kecilnya dengan pandangan penuh harap kepada Fano.
Fano yang mendengar itu hanya bisa berdiam diri, tidak tau harus menjawab apa. Melody yang merasa diabaikan oleh Daddy nya. langsung menyentak tangannya. sehingga genggaman Fano pada tangan mungil putrinya itu terlepas.
Lalu dengan kesal Melody berlari kearah Clara.
"Mommy.." teriaknya hingga membuat Clara tersentak kaget. Dan secara reflek Clara langsung menggendong Melody dan mendekapnya dengan erat. Melody membalas dekapan Clara dengan sama eratnya.
"Mommy.." lirih Melody.
"Ya sayang.."
"Apakah mommy akan ikut dengan kami pulang? aku ingin mommy ikut pulang bersama dengan aku dan daddy." lirih Melody dalam dekapan Clara.
Clara yang mendengar itu semua hanya bisa terdiam, tidak bisa menjawabnya. Lalu tanpa sengaja tatapannya bertemu dengan Fno yang sedang menatapnya. Mereka saling bertatapan selama beberapa saat.
Lalu tatapan mereka terputus saat Clara dengan lebih dahulu mengalihkan tatapannya. karena entah mengapa jantungnya berdetak dengan begitu keras. Maka dengan cepat Clara memutar tubuhnya dan berjalan memasuki kamar rawatnya.
Dan saat itu pula Fano berjalan mengkuti Clara memasuki kamar rawatnya. Saat Fano baru saja menginjakkan Kalinya di Lamar rawat itu. Langsung di suguhkan dengan pemandangan yang sangat ia rindukan. Yaitu, pandangan interaksi antara Clara dan Melody yang sedang asik bercanda, bak ibu dan anak yang sangat bahagia.
Clara dan Melody sama sekali tidak menyadari jika mereka sedang di perhatikan oleh seseorang. Fano berdiri dengan bersandar dengan dinding yang tak jauh dari Clara dan Melody, sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
Fano cukup menikmati pemandangan yang sangat langka menurut nya. Melihat bidadari kecilnya tertawa bahagia dengan seseorang yang baru ditemuinya beberapa jam yang lalu.
"Mommy..mommy.." panggil Melody dengan semangat.
"yes sweetheart.." sahut Clara dengan lembut.
"Nanti kalau mommy sudah pulang kerumah, aku mau tidur bersama mommy." ucap Melody.
Clara yang mendengar itu hanya bisa terdiam. Karena ia tidak tau harus menjawab apa, ia takut salah menjawab dan harus berakhir dengan tangisan dari Melody. Dan lebih parahnya itu akan membuat Pria Sedingin Es itu akan langsung murka.
Sedangkan Fano hanya bisa tersenyum kecil saat mendengar perkataan bidadari kecilnya. Oke. Anggap lah jika saat ini ia sudah gila karena sedaritadi ia terus tersenyum kecil tidak jelas. Tapi apa perdulinya.
Baginya melihat pemandangan yang ia lihat sekarang adalah suatu moment yang sangat wajib untuk di abadikan.
Clara merasa kebingungan untuk menjawab pertanyaan Melody yang sedari terus bertanya.
-----
Angin yang berhembus lembut membelai rambut hitam bergelombang itu. Dan itu membuat sang empunya rambut itu memejamkan mata untuk menikmati belaian lembut angin tersebut.
Tapi itu hanya bisa Ia nikmati Selamat beberapa saat. Sebelum kesadarannya kembali.
Karena decitan pintu yang terbuka.
"mengapa kau tidak tidur. Ini sudah waktunyA kau tidur. " ucap seorang pria dengan dingin.
Yang di tanya hanya dapat menggelengkan kepalanya dengan pelan, sebagai jawabannya. "Tuan bisa kah besok saya keluar dari rumah sakit ini. Karena saya tidak memiliki uang untuk membayar biaya nya. " ucap Clara dengan pelan. Seraya berbalik menatap pria yang sedari tadi menatapnya.
"kau belum pulih. Dan kau, tidak perlu memikirkan masalah itu sekarang lebih baik kau tidur." ucap Fano dengan datar.
"Tapi tuan. Saya benar-benar tidak memiliki uang jika aku harus berlama lama disi--"
"SUDAH. Ku Bilang kau tidak perlu memikirkan masalah itu." Clara yang mendengarkan bentakan yang di kluarkan Fano, membuat nya menunduk ketakutan.
Fano yang merasa berdarah Karena Melihat wajah Cantik itu menunduk ketakutan. Langsung merasa bersalah.
"Sudah lah Lebih baik sekarang kau tidur. Ini sudah larut." ucap Fano sambil melangkah pergi meninggalkan Clara yang masih menunduk.
-----
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Frist Love Is My Last Love
Ficción GeneralKau adalah cinta pertama dan terakhir ku. Tapi ku sadar jika aku takkan pernah bisa memiliki mu. Tapi ku tetap bahagia kerana bisa mencintai mu. Walau pun mungkin kau tak pernah memiliki parasaan yang sama untuk ku. Dan aku sadar jika cinta mu hany...