"Bang vian mau keluar??" tanya angel yang menyadari gerak geriknya.
"Iya. Mau ketemu temen benter. Kamu baik-baik dirumah ya" jawab alvian bersamaan dengan mendongkaknya kepala salsa, melihat siapa yang sedang berbicara. Raut wajahnya berubah.
"Elo?!" suara toa salsa terdengar.
----------------------
"Oh.hai cewe es" alvian pun terkejut melihat salsa tapi langsung menggantikannya dengan senyum. Dia senang cewe itu ada di rumahnya.
"Lho? Kalian udah saling kenal?" Tanya angel penasaran.
"Iya"
"Enggak"
Jawab mereka bersamaan. Angel hanya menatap mereka bingung."Lo kan uda tau nama gue, gue uda tau nama lo, brarti kita uda kenal dong" ucap alvian seakan memberi penjelasan.
Aneh. Ada sesuatu yang aneh. Dan salsa mencium baunya. "Lo sama dia saudara?!!"
"Sorry gue udah telat. Gue pergi dulu ya!! Tungguin gue pulang snowqueen. Ga lama kok." kata alvian sambil mengedipkan sebelah matanya. Mengelikan. Ralat, menggoda banget. Menggelikan kan hanya ada di pikiran salsa aja, kalau cewe lain liatnya mah langsung pingsan deh, klepek-klepek kekurangan oksigen.
Sehabis kepergian alvian, angel diinterogasi habis-habisan, kayak habis kepergok maling ayam tetangga.
"Jadi??" salsa memberikan kesempatan untuk angel menjelaskan semuanya.
"Jadi.... ya gitu. Aku sama bang vian saudara. Sebenarnya ini salah aku sih, aku yang minta supaya dia ngerahasiain hubungan kami di sekolah. Aku ngga suka kalau orang deketin aku cuma karna mereka naksir sama bang vian. Aku udah pernah mengarasain itu semua. Dan semuanya ga enak. Begitu mereka ngga suka lagi sama bang vian mereka menjauh. Bahkan ngga anggap pernah kenal aku. Ada juga yang balas dendam ke aku karna ditolak sama bang vian. Jadi aku pikir, di sekolah baru, lebih bagus kalau ngga ada yang tau kalau aku saudara sama bang vian."
Dan berakhirlah sesi curhat angel."Lho? Bukannya dulu lo sekolah di bandung?" Rasa penasaran memasksa salsa bertanya.
"Iya, dulu aku satu sekolah dengan bang vian waktu SMP. Lalu, aku kecelakaan. Makanya untuk sementara aku di sekolahin di Bandung karena kata mama ada dokter handal yang bisa sembuhin kaki aku disana. Sekarang aku pindah kesini karena kondisi kaki aku uda membaik. Mungkin hanya beberapa bulan lagi sampe aku bisa sembuh total." Jelas angel membuka masa lalunya.
Salsa sedikit merasa bersalah karena mengingatkan gadis itu pada masa lalunya, yang diyakini ingin dihapus dalam kenanangannya. Tidak heran sang ibu ingin memberi pengobatan terbaik untuk putrinya. Toh, mereka bagaikan orang kaya raya. Tunggu dulu...
"KALO LO ADEK ALVIAN, BERARTI LO ANAK PEMILIK SEKOLAH???!"
"Iya. Itu juga salah satu alasan kenapa aku nutupin semua ini. Aku ngga mau ada yang spesialin aku. Berteman karena ada kepentingan. Dan alasan kenapa aku mau temenan sama kamu karena kamu berbeda. Aku tau kamu ga seperti mereka."
Salsa tidak percaya ini. Bagaimana dia bisa seyakin itu sementara dirinya aja ragu? "Kalo gue ga kayak yang lo bayangin gimana??"
"Ngga. Aku percaya sama kamu kok. Makanya aku ngajak kamu bikin tugas kelompok disini. Aku siap untuk ceritain semuanya." Mata hitam pekatnya menatap lurus ke bola mata salsa.
Salsa tidak tau harus berkata apalagi. Dirinya sungguh terharu. Dengan sekuat tenaga dia tahan keinginannya untuk memeluk angel."Thanks." Satu kata itu mewakili semua perasaannya. Terimakasih buat pertemanan ini. Terimakasih buat kepercayaan yang diberikan. Mungkin dirinya harus mulai mempercayai angel. Membagi cerita tentang hidupnya.
¤ ¤ ¤
Alvian's POV
Aku kecewa begitu tidak mendapatinya di rumahku. Dia sudah pulang. Lalu apa yang kau harapkan?dia menunggumu pulang untuk mengodanya??
Perlahan kuketuk pintu kamar adikku, angel. Saat menerima perintah 'masuk', aku membuka pintu dan melangkahkan kaki ke dalam kamarnya.
"Bang vian, tumben ke kamar aku? Ada apa?" Suaranya masih lembut seperti dulu. Ya, sebulan ini memang aku agak menghindarinya. Hatiku masih sakit melihatnya duduk di kursi roda. Ini semua salahku. Andai saja aku tidak mengajaknya malam itu. Ya, andai saja. Tapi semuanya sudah terjadi, kucoba menghibur diri dengan mengatakan dia akan baik-baik saja.
"Emangnya ga boleh ya? Abang cuma kangen aja." Kataku sambil duduk di tempat queen-size nya. "Kamu lagi tulis apa?"
"Cerita. Aku suka bikin cerita sekarang." Jawabnya.
"Ohh... temen kamu uda pulang?" Tiba-tiba pertanyaan itu meluncur begitu saja.
"Kalau mau tanya tentang salsa bilang aja. Ngga usah pake alasan kangen segala." Dia tersenyum mengejek ke arahku yang kubalas dengan cengiran lebar. "Hehe. Kan sekaligus nanya."
"Begitu selesai tugasnya dia langsung pulang. Katanya mau belajar."jawabnya.
"Gila! Ujian masih lama, dianya uda belajar aja." Aku sungguh-sungguh tak menyangka gadis cantik sepertinya belajar begitu tekun. Biasanya gadis cantik kan ga punya otak (Sorry bagi readers yang mersa cantik). Tapi kayaknya anggapan aku salah.
"Habis dia kan kerja. Jadi kalau ada waktu dia belajar, cicil buat ujian katanya" jelas angel.
"Jadi?? Gimana ceritanya abang bisa kenal sama salsa?" Angel mulai menginterogasiku.
"Engga. Cuma pernah ketemu sekali waktu dia lagi kerja. Terus ya gitu deh. Kami ngobrol singkat." 'Tepatnya aku yang mengodanya terus' kataku dalam hati.
"Oh ya? Biasanya salsa kan judes kalau ketemu orang yang baru dia kenal. Dia juga pertama kali dingin sama aku"
Sial! Angel tau aja kalau aku bohong."Ya, gitu deh." sahutku sambil mengaruk tengkukku yang tidak gatal.
Tiba-tiba angel tersenyum penuh arti kepadaku. Meskipun aku gatau artinya apa...
"Tumben bang vian nanya cewe. Biasa juga cewe yang nanyain abang."katanya mengejekku.
"Kan yang ini beda. Cewenya keturunan beruang kutub, makanya dingin." Kataku ngawur. Memang kalau keturunan beruang kutub dingin ya??
"Mau aku bantuin ngga?" Boleh juga tawaran angel.
Aku pura-pura berpikir sejenak. Kan mesti jaga image gitu... "boleh deh"
"ternyata bang vian bisa jatuh cinta juga ya. Aku pikir abang gay."
"Idihh... kesimpulan darimana tuh? Uda dulu deh, mau ngerjain pr." Setelah berkata demikian aku langsung ngacir ke kamarku. Ya, tadi hanya alasanku untuk kabur saja. Daripada diejekin terus mending kabur deh!
--------------
Sorry pendek...
Lagi ga ada ide nih haha
KAMU SEDANG MEMBACA
My Savior
Teen FictionSalsabilla A. Hidup dengan penuh cobaan dan rintangan membuatnya menjadi seorang gadis tangguh. Hidupnya terasa tak berarti... sampai dia menemukan pangerannya, yang membuat hidup kelamnya memiliki warna kembali. Pangeran yang membantunya...