Salsa's POV
Belakangan ini Angel seperti mencari-cari kesempatan untuk mendekatkanku pada Alvian. Mulai dari mengunjungi cafe tempatku bekerja, mengantar-jemputku,sampai mengajakku hang-out ketika weekend. Katanya, Alvian ngga mau keluar berdua saja. Takut dikira dia itu pacarnya. Jadi, aku harus ikut ketika mereka hang-out. Emangnya kenapa kalau Angel dikira pacar Alvian?? Tapi aku tetap menuruti permintaan Angel, menghabiskan waktu bersama abang-beradik itu, meskipun terkadang sikap alvian membuatku kesal.
Dan disinilah diriku terdampar, di salah satu gedung bertingkat (baca:mall)."Salsa, liat deh. Bagus ngga dressnya??" Ucap Angel sambil menunjukkan sebuah dress hitam tidak berlengan dengan corak indah.
Aku mengamatinya, menilai dress itu."Hmmm.. bagus. Emang lo mau kemana? Sampe beli baju pesta kayak gitu?"
"Kan gapapa beli baju pesta. Mana tau ada pesta mendadak." Jawab Angel. "coba kamu test deh!"
"Lho? Kok gue yang test? Kan lo yang mau pake!" Aku heran. Mana ada orang yang mau beli baju tapi suruh orang lain tes bajunya?
"Kan kamu tau aku pake kursi roda. Jadi susah kalau mau ganti baju. Lagian ukuran badan kita kayaknya sama deh." Ucapnya. Aku melihat sedikit kilat kebohongan di matanya. Tapi, aku berusaha untuk percaya. Kuambil dress dalam gengamannya dan masuk ke ruang ganti.
Aku memperhatikan diriku di cermin. Dress hitam itu melekat sempurna ditubuhku, seolah-olah memang dirancang khusus untukku. Bisa dikatakan aku jatuh cinta pada dress ini. Namun aku tersadar, mana pantas aku mengenakan pakaian semahal ini. Bahkan uang hasil kerjaku sebulan pun tidak cukup.Tanpa berlama-lama, aku membuka pintu kamar pas yang langsung disambut oleh alvian dan angel. Mereka tidak berkata apa-apa, seperti... terhipnotis?? Entahlah.
Alvian memandangiku dari atas sampai kebawah yang sejujurnya membuatku sedikit risih."Wow! Lo cantik banget sa." Pujinya tulus. "Cocok sama lo. Kalau gitu ambil yang ini aja." Tambahnya.
"Iya, dressnya cocok banget sama kamu." Kata Angel.
"Kok jadi buat gue?? Bukannya lo yang mau beli?" Tanyaku mulai curiga.
"Hmm.. itu...." angel kesulitan menjawab pertanyaanku. Ia berbohong. Ya, kenal dekat dengannya membuatku mengetahuinya lebih kurang dan aku yakin saat ini ia tengah berbohong.
"Kalau kalian memang mau beli dress ini buat gue, gue ga mau." Tolakku. Aku suka dress hitam ini. Sangat suka malahan. Tapi aku sedang tidak ingin berhutang pada siapapun. Apalagi dengan jumlah yang entah kapan bisa aku lunasi. Bayangkan saja harga dress itu 2,5 juta!!
"Kenapa lo ga mau?? Anggap aja hadiah dari kami buat lo." Ucap alvian santai seolah-olah itu bukan masalah baginya.
"Lo gila ya! lo mau beliin dress yang harganya 2,5 juta padahal gue ga lagi ultah?! Lo pikir cari 2,5 juta itu gampang?!" Emosiku membuncah. Dia ngga tahu seberapa besar jumlah uang itu buatku. Dia ngga tahu dengan uang segitu aku dapat memenuhi kebutuhanku dalam satu bulan. Dia ngga tahu dan ngga akan pernah tahu rasanya bekerja keras demi kehidupan ini.
"Apa susahnya sih nerima pemberian orang?? Anggap aja lo ngga tau harga dress ini. Gampang kan??" Kali ini aku benar-benar kecewa padanya, Alvian.
"Gue kecewa sama lo. Gue pikir lo tahu gimana susahnya gue nyari uang..
Pokoknya gue ga bakalan mau temenan sama kalian lagi kalau sampe kalian beli dress ini."aku beusaha menutupi kekecewaanku, namun aku gagal.Alvian menatap manik mataku. Kulihat penyesalan di bola mata hitamnya. Namun aku terlalu bimbang untuk memaafkannya secepat itu. Tidak ada kata yang kutunggu-tunggu darinya. Tidak ada kata 'maaf' yang keluar dari bibirnya.
Dengan cepat kulangkahkan kakiku keluar. Keinginanku hanya satu, menjauh dari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Savior
Teen FictionSalsabilla A. Hidup dengan penuh cobaan dan rintangan membuatnya menjadi seorang gadis tangguh. Hidupnya terasa tak berarti... sampai dia menemukan pangerannya, yang membuat hidup kelamnya memiliki warna kembali. Pangeran yang membantunya...