[2/2]

716 92 62
                                    

Auto

Saat ini, Cho Rim dilanda kebingungan. Ia penasaran sekali dengan tokoh dia dalam pembicaraan itu.

"Ya, orangnya ada di sini," ucap salah satu dari mereka. Dan seketika mereka semua menoleh ke arah yeoja itu.

Jadi, mereka membicarakanku?

Kakinya mundur selangkah demi selangkah. Ia semakin bingung. Ia memutuskan untuk berbalik dan meninggalkan tempat itu. Setelah merasa sudah agak jauh, yeoja itu menghentikan aktivitasnya. Tak berselang lama, ia melihat seorang namja menuju ke arahnya-dia Park Chanyeol.

"Ya, apa maksudmu?" ucapnya tepat setelah namja itu tiba di hadapannya.

"Maksud? Maksud apanya?"

"Kau tidak tulus membantuku?"

"Oh yang itu, aku melakukan dare."

"Kau tahu, aku ... aku sangka-" bibir yeoja itu bergetar, mencoba menahan butir-butir air mata agar tidak lolos dari pelupuk matanya. Hatinya begitu remuk ketika mengetahui bahwa dia ternyata dipermainkan.

Kau mempermainkanku rupanya.

"Kau tidak apa-apa?"

Aku segera mendongakkan kepalaku untuk mencari wajahnya dan untuk memastikan kalau itu-ya, benar orang itu Park Chan Yeol. Dia lalu mengulurkan tangannya dan membantu berdiri.

Ya, Tuhan apa aku sedang mimpi.

"Lap tubuhmu dengan ini." Dia memberiku sebuah handuk kecil berwarna putih. Ia juga memberiku jacket hitam miliknya.

"Kau pakai dulu ini. Apa kau mau orang lain melihat tubuhmu? Lagian kau bisa masuk angin juga."

Setelah berkata begitu, ia langsung meninggalkanku yang masih terpaku tidak percaya.

"Kau kira aku menyukaimu?" ucap chanyeol yang sepertinya peka dengan keadaan, "Heol, yang benar saja." Ia pun berlalu.

Baiklah kau yang memulainya.

Sepertinya aku salah menilaimu. Good Job, Park Chanyeol.

Apa kau pernah mendengar bahwa pembalasan lebih kejam dari perbuatan?

Kita nantikan saja.

Kau belum tahu bahwa aku...






Adalah seorang pembunuh.

Flashback ON

Yeoja ini terbangun dari tidurnya. Semua baik-baik saja sampai ia melihat darah di kedua telapak tangannya. Darah itu telah mengering. Tentu saja ia kebingungan. Ia bahkan tak tau darimana asal darah itu. Apakah semalam aku mabuk? Muntah darah? Batinnya mulai bertanya.

Bagaimana mungkin ia tak ingat apa-apa semalam. Ia mulai melihat sekeliling dan mendapati jejak jejak darah di sekitar tempat tidurnya. Tak lupa ada sebilah pisau tajam-dengan darah mengering-yang tak jauh dari tempat tidurnya.

Apa semalam terjadi pembunuhan?

Suara sirine ambulance dan mobil polisi sontak membuyarkan fokusnya. Ia langsung loncat dari tempat tidurnya dan segera menuju jendela kamarnya dan melihat situasi yang terjadi di luar sana.

Garis kuning polisi membentang di sekeliling pekarangan rumah yang terletak di samping kediaman Oh Cho Rim. Banyak polisi serta tim detektif khusus di sana. Ia pun berbalik dan melihat pisau itu.

Darkside; Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang