[1/2]

1.3K 122 72
                                    

SREEEK. SREKKK. SREKKK.

Suara misterius itu menggema di tengah sepinya malam itu. Hanya bulan yang mengetahui bahwa suara misterius itu ditimbulkan oleh seseorang. Seseorang dengan penutup tubuh serba hitam dari ujung kepala hingga ujung kaki itu sedang menyeret sebuah karung. Siluet itu nampaknya tengah membawa sesuatu yang misterius di dalam karung itu. Sesuatu yang meninggalkan bercak darah di sepanjang jejak si siluet itu berjalan.

Langkahnya akhirnya terhenti. Ia menghela nafasnya dan melepaskan genggamannya. Ia memilih untuk berjalan meninggalkan karung itu sendirian. Berjalan hingga di telan sinar rembulan malam.

----

Cho Rim

Fajar telah menyingsing dari ufuk timur. Sinar-sinarnya dengan malu-malu menyusup ke dalam kamarku dan mulai mengetuk-ngetuk kelopak mataku. Aku akhirnya membuka mataku. Menguceknya pelan sembari mengumpulkan semua rohku. Aku pun memulai ritual pagiku, aku meregangkan tubuhku kemudian menggaruk tengkukku pelan dan kembali melamun. Kegiatan awalku di hari ini adalah ... sekolah, as always.

Aku segera bangkit dari kasurku yang memiliki gaya gravitasi terbesar di pagi hari ini dan bersiap untuk bersekolah. Singkat cerita, aku tengah mengecek mulai dari kelengkapan isi tas hingga kelengkapan seragamku. Jika tidak, aku harus merelakan kulit mulusku ini-lupakan-terbakar sinar ultraviolet karena dihukum akibat berseragam dengan atribut tidak lengkap.

Setelah memastikan semua sudah siap, aku langsung memantapkan langkahku. Namun, baru saja melangkah sekitar 2 jengkal meninggalkan tempat tinggalku, aku merasakan sesuatu. Rasanya, pagi ini sedikit berbeda.

Ramai.

Aku menemukan sebuah keramaian yang tak jauh dari lokasiku sekarang. Yap, tepat di rumah yang berkediaman di samping rumahku. Disana, banyak orang sedang berkumpul. Aku sendiri tidak tahu apa yang mereka perbincangkan, tetapi raut muka mereka mengilustrasikan kebingungan-mungkin juga ketakutan.

Di sana juga, terdapat 2 unit mobil polisi di depan rumahnya. Lalu, tak lupa garis kuning polisi membentang mengelilingi pekarang rumah yang dimaksud. Kemunculan para detektif atau anggota tim khusus melengkapi paket kebingunganku, Apa yang terjadi di sana?

Karena rasa penasaran yang kelebihan dosis, mataku semampu mungkin mencari sela-sela di antara kerumunan itu. Sepasang onyxku mampu menangkap sebuah objek, sebuah mayat-mungkin pemilik rumah tersebut-yang sudah bersimbah darah yang super amis. Tubuhnya sudah terpisah satu sama lain. Sudah jelas, dia terbunuh. Sayup-sayup, aku mendengar sedikit percakapan reserse itu.

"Mayat ini ditemukan di dalam karung dalam keadaan anggota tubuh yang sudah terpisah,"

"Jeongmalyo? Bagaimana dengan sang pelakunya?"

"Tidak ada tanda-tanda pelaku. Dia melakukannya dengan sangat baik."

"Pembunuh itu melakukan metode pembunuhan tanpa mayat, daebak!"

Aku terlalu serius menguping hingga lupa dengan kewajibanku sebagai pelajar. Aku menengok jam tangan berwarna putih yang melingkar manis di sekitar pergelangan tanganku. Jarum panjangnya menunjuk angka 3 sedangkan jarum pendeknya menunjuk angka 7. Sial, 15 menit lagi kelasku bakal dimulai.

----


KRIIIINNGGG

Bel istrahat berdentang dan menggema di segala penjuru Myeong Seong High School. Murid-murid layaknya sekawanan burung yang keluar dari tempat persembunyiaannya dan mulai berkeliaran ke mana saja. Tak terkecuali diriku, aku segera menuju kantin sekolah untuk mencari sesuatu yang bisa dikonsumsi demi mengganjal perut untuk beberapa jam pelajaran selanjutnya. Oh ya, for your information, aku lolos dari keterlambatan tadi.

Darkside; Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang