Part 6

18K 636 6
                                    

Lukas 6


Ku lihat Ruinn di bonceng pulang denga seorang lelaki dengan motor besarnya, dengan kesal ku arahkan bola basket ke arah Andre, Andre meringis ke sakitan. Frena menghampiri Andre dan mengajaknya pergi.



"Ndre.. kamu sibuk ga?" Tanya Frena pada Andre



"Biasa aja, kenapa Fren?" Andre balik bertanya



"Temenin Aku makan" ajak Frena malu-malu


"Kita berdua?" Andre terlihat gembira



"Sama Ruinn dan Tomy, mereka bawa motor jadi Aku mesti cari tebengan lain" Frena menjelaskan dengan polos



"Double date? Ga masalah. Yaudah Aku ganti baju dulu" jawab Andre yang saat itu mengenakan kaos olahraga



Perbincangan Frena dan Andre membuat mataku sedikit terbelalak. Double date?! Yang benar saja, Ruinn cari mati kau rupanya.



Dengan kesal ku tinggalkan lapangan basket dan kembali kerumah, otakku saat itu benar-benar panas.



Ke esokan harinya Aku mencoba bertanya pada Andre.



"Gimana? Sukses double datenya??" Tanyaku penasaran



"Hehehee.. sukses bro" jawab Andre dengan gaya coolnya



"Si Ruinn?" Tanyaku to the point



"Dia keliatan cocok sama Tomy, mereka serasi" celetuk Andre membuat kupingku panas mendengarnya



Aku meninggalkan Andre dan mencari Ruinn yang sedang sibuk merapika buku-buku seorang diri di dalam perpus, rasanya saat itu ingin ku terkam dia dan mencabik-cabik isi perutnya.



Aku mendorong tubuhnya kedinding perpus, ku pegang pergelangan tangannya dengan kuat. Dia merintih kesakitan, Aku tak menghiraukannya.



"Kamu bosan hidup?! Huh" bentakku pada Ruinn



Air matanya mengalir karena bentakanku.



"Kamu kenapa?" Suara Ruinn pelan di iringi isak tangisnya



"Tomy siapa Tomy? Kamu mencoba mempermainkanku??" Tanyaku kesal karena kecemburuanku



"Tomy sahabatku, kenapa memangnya? Kamu cemburu?" Suara Ruinn semakin tak tersama dengan tangisnya



mataku terbelalak mendengar ucapannya terlalu mudah mengatakan kata cemburu.



"Kau senang? Sekali lagi membuatku cemburu, ku bunuh kau" suaraku sedikit mengancam



Ruinn menghapus air matanya, dan mencoba menenagkan dirinya.



"Memangnya kenapa? Itu hak ku berteman dengan siapa pun." Ruinn mencoba membela diri



"Dengar! Aku menyukaimu. Jangan membuat Aku mengunakan kekerasan untuk melukaimu" suaraku masih terdengar sangat marah



Ruinn tertunduk dan mengabaikanku, Aku menarik dagunya dan mencium bibirnya lembut.



"Jangan sekali-kali membuatku marah, mulai sekarang beri tahu Aku, kamu mau pergi dengan siapa" perintahku dengan otoriter



Ruinn mengangguk dan terlihat menuruti perintahku.



"Lukas.. tolong jangan beri tau siapapun tentang hubungan kita" pinta Ruinn padaku



Aku menurutinya dan meninggalkannya kembali ke dalam kelas. Aku menuju kursi ku dan merasa lega dengan semua itu, hanya saja ada satu pertanyaan yang mengganjal di fikiranku.



Kenapa Ruinn tidak ingin hubungannya denganku di ketahui oleh orang lain??



Apa dia menutupi sesuatu padaku, nanti sepulang sekolah Aku akan menanyakannya langsung padanya.



Aku menunggunya di parkiran sekolah, dia melihatku tetapi mengabaikanku begitu saja. Dia menuju mobik jemputannya, ku ikuti mobil itu sampai ke rumah Ruinn. Sesampainya di rumah Ruinn, Ruinn datang menghampiriku.



"Sudah ku bilang, jangan sampai teman sekolah tau mengenai hubungan kita!" Suara Ruinn meninggi



"Tapi kenapa?" Aku bingung dengan pernyataannya



Ruinn mempersilahkanku masuk kerumahnya, tentu dengan senang hati Aku mengikutinya.




Rumahnya terlihat sepi, ternyata Ruinn anak tunggl. Aku menyapa mama Ruinn yang terlihat ramah, Aku memasuki rumah dan berbincang pada mama Ruinn. Aku sedikit mengetahui kebiasaan buruk Ruinn karena mama nya menceritakan hal itu, dan membuatku sangat tertarik dengan ceritanya.

Gimme A SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang