Part 7

17.7K 632 4
                                    

Ruinn POV



Lukas menghampiriku dan membentakku dengan sangat kasar, dia bilang cemburu pada Tomy. Aku sangat senang mendengarnya, terlebih lagi dia menyatakan perasaannya padaku.



Aku sangat senang bercampur takut, Aku takut menghadapi wanita-wanita pemuja Lukas. Terlebih lagi, Aku sangat jauh dari Lukas dan tidak sepadan dengan mereka. Aku meminta Lukas menyembunyikan hubungan kami, agar Aku bisa bersekolah dengan tenang.



Lukas mengikutiku sampai rumah, Aku mengajaknya masuk. Sedetik Aku merasa sangat gembira dan sedetik kemudian Aku merasa takut, jika Aku terlalu mencintainya Aku takut dengan mudah kehilangannya karena Aku sadar siapa diriku.



Mama sepertinya senang melihat Lukas, setidaknya ada teman ngobrol untuk mama.



"Bee.. lebih banyak baca buku dari pada bicara sama mama" celetuk mama pada Lukas



"Benarkah tante? Bukankah dia cerewet??" Balas Lukas dan mencoba mengonfirmasi pada mama




"Ah masa?! Wah Bee.. kok sama mama kamu ga cerewet" goda mama padaku



Aku mengerucutkan bibirku merasa terpojok oleh Lukas



"Ya mama kan cerewet sama Aku, masa Aku ikutan cerewet juga. Kasian dong nanti papa pusing dengernya" Aku mencoba membela diri



Mama dan Lukas tertawa melihatku, mama meninggalkan Aku dan Lukas. Sampai sekarang Aku masih tak percaya bahwa Aku adalah pacar Lukas.



"Bee.. kenapa ga boleh orang lain tau hubungan kita?" Tanya Lukas penasaran



Aku memukul mulut Lukas karena memanggil nama kecilku



"Jangan panggil Aku Bee.. itu nama kecilku" Aku menarik tanganku



"Au.. kenapa emangnya kalau Aku yang panggil?" Tanya Lukas menyelidik



Lukas terlihat seram ketika marah, Aku hanya menurutinya.



"Yaudah terserah kamu" jawabku menurut



"Jawab pertanyaan Aku" Lukas kembali mengintrogasi



"Ya gpp, Aku takut sekolahku terganggu karena hal itu" jawabku enteng



"Apa kamu malu berpacaran denganku?" Tanya Lukas yang menurutku non sense



"Justru kamu yang harusnya malu punya pacar kaya Aku" Aku mencoba berkata jujur



"Hahaha.. kamu ini ada-ada saja" Lukas tertawa dan kembali tersenyum



Semenjak hari itu, Aku dan Lukas menjalin hubungan secara diam-diam di sekolah. Ku lihat Lukas selalu menulis status untukku dengan menggunakan nama kecilku yaitu Bee, Aku pun biasanya hanya menulis nama-nama yang menyebalkan untuk menggambarkannya.



Desas-desus Lukas memiliki kekasih sudah tersebar di sekolah, Aku semakin takut mendengar kabar-kabar itu. Ku dengar bahwa Irine chatting dengan Lukas dan mereka di kabarkan dekat, Aku kesal mendengar itu. Setelah pulang sekolah seperti biasa Lukas berkunjung kerumahku, suasana hatiku sangat buruk mengingat desas-desus di sekolah.



"Bee, hari minggu ikut ke puncak ya sama keluargaku. Nanti Aku ijin sama mama-papa kamu" suara Lukas semangat



"Liat nanti ya" suaraku ketus



"Kok gitu Bee. Kamu udh ada rencana lain?" Tanya Lukas penasaran



"Ga ada sih, cuma ga mood aja" dengan cepat Lukas tau bahwa Aku sedang ngambek dengannya



"Kamu kenapa? Ada yang salah??" Tanyanya sedikit bingung



"Kamu chatting dengan Irene?" Tanyaku to the point karena Lukas bukan tipe orang yang suka di kode-kodein



"Irene...??" Lukas berfikir sejenak



Aku kesal karena dia sepertinya menutupi sesuatu dariku, Aku mengambil hpku dan mencoba menghiraukan Lukas.



"Hahahhaa.." Lukas tertawa dan membetikan hpnya padaku



"Jangan ngambek, ini kamu baca sendiri" Lukas menyodorkan hpnya kepadaku



Aku mengambil hp Lukas dan membacanya, Irene emang terlihat beberapa kali mengirim pesan apada Lukas. Tetapi Lukas tidak pernah membalasnya, ternyata bukan hanya Irene. Banyak sekali wanita-wanita yang mengirim pesan untuk Lukas, Aku hanya terdiam melihat itu semua.



Lukas mengambil hp ku dan mencoba memeriksanya, apa serunya hpku.



"Kamu masih berhubungan dengan Tomy?" Tanya Lukas dengan nada kesal



"Tomy kan sahabatku" jawabku tenang



"Aku ga suka kamu punya sahabat cowo" dengan cepat, Lukas men-delete kontak Tomy dari hpku



"Ih kok kamu delete?" Tanyaku kesal



"Ya Aku ga suka kamu deket-deket cowo lain" jawab Lukas tenang



Aku sangat kesal dan mengambil hp Lukas lalu mendelete semua teman wanita Lukas di hpnya.



"Aku .. juga.. ga suka.. liat kamu temenan sma dia.. dia.. dia.." satu persatu teman-teman wanita Lukas Aku delete



Lukas hanya tersenyum melihatku, Lukas menarik leherku dan mencium bibirku pelan.



Lagi-lagi dia mampu membuatku bertekuk lutut di hadapannya, ketika sore hari Lukas berpamitan untuk pulang, tetapi dia masih memegang hpku dengan erat.



"Aku hanya mau meyakinkan kamu udah ga chattingan lagi sama Tomy" suara Lukas memerintah dan membawa hpku



"Dasar tukang ngatur" Aku tak bisa berbuat banyak dan hanya menuruti perintahnya

Gimme A SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang