Part 18

13.7K 481 2
                                    

Lukas POV

Semenjak perselingkuhan terakhir Laura, Aku memutuskan untuk melepaskannya. Laura tak terima dengan hal itu dan dia terus menempeliku, Aku sangat muak dengan sikapnya karena ini bisa membuat Ruinn sakit hati.

Laura terus merengek padaku agar tak meninggalkannya, Aku tak perduli dengan pintanya.


Malam itu, dia menemuiku dan kembali memohon untuk tidak berpisah dengannya.

"Laura.. Aku rasa sekarang sudah cukup, karena Bee ku telah kembali" suara ku datar


"Luk.. tapi kamu ga bisa kaya gini sama Aku" bela Laura


"Hubungan kita dari awal ga sehat dan kamu pun tau dari awal Aku hanya manfaatin kamu" suaraku sedikit menyadarkannya


"Tapi ga bisa berakhir gini aja, kamu tuh bajingan! Aku fikir kamu beda dari yang lain" suara Laura berkicau tak jelas


"Luk.. Aku ga akan ngebiarin kamu sama wanita lain, Aku tak bisa memilikimu dan wanita itu pun tak akan bisa memilikimu" suara Laura mengancam


Aku menatapnya tajam, selama ini aku menahan semua sikap Laura yang semaunya denganku.

Aku memukul kaca yang berada tepat di sebelah wajah Laura, kaca itu pecah dan jatuh berantakan. Laura terlihat sangat kaget dengan perlakuanku.


"Kamu belum tau Aku yang sesungguhnya, jadi tinggalkan Aku" suaraku membalas ancamannya

Laura berlari meninggalkanku, wajahnya terlihat sangat pucat.



Ke esokan harinya Aku anggap semuanya sudah berakhir, Laura pun tidak terlalu mengganggu hidupku saat ini. Aku dan Laura berada dalam satu kantor dan itu membuatku harus profesional menangani hal ini, ku lihat sepertinya Laura sedikit takut menatapku dan itu membuatku sedikit lebih nyaman.


Sudah beberapa hari Ruinn tak ada kabar dan siang itu dia mengirimkan pesan padaku untuk tidak mengganggu hidupnya lagi, sebenarnya apa yang terjadi? Apa dia akan menikah dengan anak om irawan? Aku pun segera pergi ke rumah Ruinn


Siang itu rumah Ruinn terlihat sepi, semua orang rumah sedang pergi bekerja dan hanya tersisa mama Ruinn.


"Lukas.." suara mama Ruinn kaget

Mama Ruinn terkejut melihat kedatanganku, mama Ruinn mempersilahkan ku untuk masuk ke dalam rumahnya.


"Ada apa nak Lukas ke sini siang-siang?" Tanya mama Ruinn penasaran


"Tante.. apa Bee akan menikah (?)" Tanya ku to the point


"Hah? Benarkah. Apa nak Lukas sudah membicarakannya dengan Bee?" Mama Ruinn balik bertanya

"Maksudku bukan denganku" jawabku sedikit bingung


"Lalu?.." mama Ruinn juga terlihat bingung


"Rio" jawabku singkat


"Hahahaha.." mama Ruinn tertawa dan membuatku semakin bingung

"Kok tante ketawa?" Tanyaku bingung


"Kamu tuh ada-ada aja, ya mana mungkin Ruinn menikahi kakaknya" jawab mama Ruinn masih dengan tawanya


"Bukannya Ruinn anak tunggal?" Tanyaku tak percaya


"Dulu dia memang anak tunggal, setelah kehadiran Rio itu membuat dia memiliki kakak. Rio anak angkat kami jadi mana mungkin menikahi Ruinn" penjelasan mama Ruinn menyadarkanku


Dulu om irawan pun telah menjelaskan padaku bahwa Ruinn putri angkatnya tetapi Aku tidak mempercayainya, dan sekarang penjelasan mama Ruinn membuatku percaya karena Rio tinggal di rumah Ruinn.


Aku sangat lega dengan penjelasan mama Ruinn, setelah berbincang cukup lama. Aku kembali ke kantor dan merasa sangat bahagia, Aku melupakan sesuatu bahwa Ruinn tak ingin bertemu denganku lagi.


Sepulang kerja, Aku menjemput Ruinn di kantornya. Dia menolakku dan berlalu begitu saja, Aku mengikutinya dan meraih tangannya.


Aku mencoba membujuknya sampai akhirnya dia mau mengikutiku, Aku membuka kan pintu mobil untuknya.


"Kamu kenapa?" Tanyaku penasaran


Dia tetap terdiam sampai di rumah, Aku memasuki rumahnya tanpa ijin. Sepertinya papa dan mama Ruinn sedang keluar, Aku mencoba mencari jawaban dari Ruinn.


"Bee.. jangan diem aja" Aku masih berusaha bertanya


"Luk.. kembali lah pada Laura" jawab Ruinn singkat


"Maksud mu??" Aku semakin bingung


"Aku ini bukan alat kamu, kamu peralat aku buat balas dendam ke Laura. Aku juga punya hati Luk!" Suara Ruinn terdengar cemburu


Aku tertawa dan mencoba menahan tawaku dengan tanganku tetapi tetap tidak bisa.


"Siapa yang mau bikin cemburu Laura? Kamu tuh aneh-aneh aja" Aku menarik tubuh Ruinn dan memeluknya


"Aku udah putus sama Laura, lagipula Aku ga pernah mencintainya dari awal. Aku membutuhkannya untuk mengusir wanita-wanita lain yang menggangguku" Aku mencoba menjelaskan semua itu pada Ruinn


Aku melepaskan pelukanku dan menatap wajah kecil Ruinn.


"Karena dari awal sampai sekarang, cuma kamu wanita satu-satunya dalam hidup Aku" suaraku mencoba meyakinkan Ruinn


Aku mencium keningnya yang terlalu banyak berisi pemikiran-pemikiran rumit yang tidak ku mengerti, ku cium bibirnya perlahan dan sesekali memainkan lidahku.


Ruinn membalas ciuman ku dan sesekali menggigit bibir bawahku karena gemas, malam ini kembali ku tidur gadis kecil ini seperti waktu itu. Vagina Ruinn sangat sempit sepertinya sudah lama dia tak bercinta, Aku sedikit menyesali perbuatan ku karena beberapa kali meniduri Laura.

Gimme A SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang