#6

2K 308 43
                                    

[ON]

Sunday, 8.00 AM

Tidak biasanya di hari minggu pagi Seulgi sudah bersiap - siap pergi, mengingat kebiasaannya berkencan seharian penuh dengan bantal dan guling jika akhir pekan tiba.

"Wen, Nay, Ji kalian gausah ikut ya. aku sendiri aja ke sananya." Kata Seulgi.

"Yakin kamu Seul, nanti kaya tahun lalu. Kamu tumbang disana untung ada cowok baik hati yang anter." Ujar Nayeon.

"Iya Seul, daripada kejadian yang tidak - tidak." Tambah Youngji.

"Calm down girls, i'm stronger than before." Kata Seulgi percaya diri.

"Percaya kok seul lebih strong. Kayaknya aura tempat baru kita ini positif." Celetuk Wendy.

"Positif buat kalian bertiga ngga berlaku buat aku ya." Ujar Youngji. Kemudian mereka tertawa dan melanjutkan sarapan bersama.

Hari ini bertepatan dengan peringatan kematian Jongin yang keempat. Setiap tanggal ini, Seulgi akan menghabiskan waktunya dari pagi hingga senja datang di depan pusara Jongin. Setiap tanggal ini pula, Seulgi akan pulang dalam keadaan mengenaskan, puncaknya tahun lalu ia masuk instalasi gawat darurat karena dehidrasi. Karena hal itulah tahun ini, sahabat sahabatnya memaksa ikut. Melihat kondisi Seulgi saat ini, mereka memutuskan mengikuti keinginannya. Walaupun mereka tak ikut, tetapi Wendy membekalinya makan siang dan air minum 3 L . Sungguh berlebihan bukan? Namun Seulgi merasa bahagia memiliki sahabat yang begitu menyayanginya.

Lokasi pemakaman tampak sepi. Tak terlintas sedikitpun rasa takut dalam diri Seulgi ketika mendatangi tempat ini. Justru ia merasa senang karena dapat berjumpa dengan Jongin.

"Sudah empat tahun Jong. Kamu pasti sudah bahagia disana. Aku pun ingin bahagia Jong. Maafkan jika aku mengagumi dia. Benar sudah saatnya aku benar benar mengikhlaskan kepergianmu. Aku mencintaimu Jong." Ujar Seulgi sambil meletakan rangkaian bunga mawar merah dan putih kesukaannya.

"Seulgi?" Panggilan yang mengalihkan perhatian Seulgi.

"Jaebum." Kata Seulgi.

Tuhan, mengapa di tempat ia berjumpa dengan Jongin harus ada pria yang mengalihkan fokusnya akhir - akhir ini. Batin Seulgi.

*
Sudah menjadi kebiasaan Jaebum setiap tanggal ini datang ia akan mengunjungi tempat peristirahat terakhir sahabat terbaiknya. Sahabat yang ia cintai namun, Tuhan berkehendak membahagiakan perempuan itu di surga.

"Hallo Kei, pasti saat ini kamu sudah menjadi bidadari surga, sedangkan aku masih terus saja berbuat dosa. Kali ini aku bawain white lily favorit kamu. Waktu berlalu cepat banget ya, sampai kamu aja udah empat tahun pergi ninggalin aku. Jujur aku masih menyesal kenapa ga jemput kamu. Mungkin sekarang kamu masih ada disamping aku. Kei, satu kalimat yang belum terucap sampai empat tahun kamu pergi, I love you Kei. Maaf ini terlambat, sudah waktunya aku benar benar berhenti memikirkan perasan yang tak pernah ku sampaikan padamu. Semoga tenang disana sahabatku." Ujar Jaebum.

Sudah ia katakan ucapan yang lima tahun ia pendam. Kei,meninggal tepat di hari Jaebum akan menyatakan perasaannya. Tabrakan beruntun itu, menjadi akhir kisah cinta jaebum yang tak pernah terungkap.

Suara lirih seorang perempuan tertanggap indra pendengarannya. Setiap tahun ia selalu bertemu dengan perempuan yang selalu termenung di depan pusara kekasihnya dan tahun kemarin berakhir dengan Jaebum mengantarnya ke instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat. Sekarang ia mengerti mengapa perempuan sampai tumbang. Biasanya peringatan kematian Kei jatuh pada hari kerja, sehingga pada sore harilah Jaebum menemui Kei.

Hold Your Hand ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang