TUJUH

426 30 0
                                    

Author's POV
Bel pulang sekolah sudah berbunyi . Semua siswa XAVIER HIGH SCHOOL berhamburan keluar dari kelas mereka . Tak terkecuali , Cam dan Shawn . Mereka sudah berada di parkiran sekolah . Cam sedang menunggu Camila . Dan Shawn? Tentu saja menemani Cam .

Sebenarnya , Cam sudah sering menyuruh Shawn mencari pacar . Lagipula banyak cewek-cewek cantik disekolah mereka . Apalagi mereka kebanyakan fansnya Shawn . Tapi , selalu saja Shawn menjawab "Aku belum mau pacaran"

Bahkan , Cam pernah mengenalkan Shawn kepada saudarinya yang cantik dan seorang model . Memang mereka berdua sempat dekat . Tapi sayang , Shawn tak terpincut sama sekali

Mereka menunggu Camila sangat lama . Shawn sudah lelah menemani Cam dan ingin segera pulang . "Cam , apakah Camila masih lama? Aku ingin pulang. Apakah kau tidak mengirimkannya pesan?"

Cam menatap layar Iphonenya . Tak ada satupun pesan dari Camila . Cam mulai khawatir . "Sebaiknya kita mencarinya . Aku takut dia kenapa-kenapa . Ayo Shawn"

"Tunggu dulu . 'Kita'? Cam , aku sudah sangat lelah . Sudah setengah jam kita menunggunya . Lalu , kau mengajakku berkeliling mencarinya . Kakiku sudah tak bisa diajak kompromi" keluh Shawn

Cam hanya mendengus mendengarnya . Terkadang Shawn berperilaku seperti anak kecil . "Baiklah . Kalau kau mau pulang . Silakan . Aku sebagai teman yang baik tak bisa memaksamu untuk terus menemaniku . Biar aku yang mencarinya sendiri"

Shawn sangat bahagia mendengarnya . Baru kali ini , Cam mengijinkan dia pulang duluan . "Baiklah . Aku pulang duluan . Bye" . Lalu Shawn menuju parkiran motor .

Cam segera menyusuri setiap lingkungan sekolah . Tetap tidak menemukan Camila . Aneh tidak seperti biasanya batin Cam . Dia juga sudah berkali-kali mengirimkan pesan dan menelepon Camila , tetap tak dijawab

Entahlah , ini semua terasa aneh bagi Cam.

Camila's POV
Bel pulang sekolah sudah berbunyi , aku segera memasukkan buku-buku kedalam tasku . Dan bersiap menuju parkiran untuk pulang bersama Cam . Namun , saat sudah keluar kelas tiba-tiba Hailee memanggilku

"Camilaaaa" teriak Hailee . Spontan aku menoleh kearahnya yang sedang berlari menuju kearahku

"Camila , kau sudah mau pulang yah?" tanya Hailee . "Sudah , memang kenapa?" tanyaku . Sejenak Hailee tampak berpikir . Entahlah apa kali ini rencananya .

"Maukah kau menemaniku? Aku ingin mencari hadiah" katanya . "Hadiah? Untuk siapa?" tanyaku sambil mengangkat alis . Setauku minggu ini tidak ada yang berulang tahun . Jadi , untuk siapa hadiahnya?

Kulihat , ia seperti salah tingkah . Hmm...sepertinya aku tahu untuk siapa

"Kau akan memberikannya untuk Shawn? heh?" tanyaku . Hailee menyeringai mendengarnya . "Ah kau tahu saja"

Aku mendengus mendengarnya . Tapi , kalau ku ikuti , bagaimana dengan Cam? Dia pasti menungguku saat ini diparkiran

"Aku beritahu Cam dulu ya . Kasian dia kalau menunggu terlalu lama" kataku dan bergegas ke parkiran . Tapi , Hailee sudah memegang lenganku . "Sudahlah jangan minta ijin . Kau seperti istrinya saja . Nanti biar aku yang menjelaskan kepadanya . Ayolah , keburu sore nih" Hailee memaksaku . Sebenarnya, aku tak enak menolaknya . Lagipula ia sahabatku . Tapi , pasti Cam akan ngambek bila aku pergi tanpa sepengetahuannya.

Akhirnya , entah ada angin apa , aku mengangguk setuju dan Hailee langsung menarikku keluar gerbang untuk pergi ke mall dengan naik taksi.

-----

Sudah sejam kami berputar-putar di mall mencari hadiah untuk Shawn . Walaupun bukan dalam rangka ulangtahunnya . Sebenarnya , ada beberapa barang yang bagus (menurutku) , tapi Hailee selalu bilang 'Hm. apa Shawn akan menyukainya?' atau 'Ah barang ini tidak cocok dengannya'

Aku sudah benar-benar lelah dan ingin pulang . Mana Iphoneku sudah lowbat . Pasti saat ini Cam mencariku . Ugh , tahu begini aku menolak ajakan Hailee . Tapi nanti aku dibilang tidak setia kawan .

Kami memasuki sebuah toko baju (lagi) . Hailee segera mencari baju yang cocok untuk Shawn . Aku sudah lelah mencarinya . Jadi , aku hanya melihat-lihat .

"Nah , ini dia" Hailee mengambil salah satu baju setelah 10 menit mencari . Baju itu berwarna hitam dengan motif gambar gitar emas . "Bagaimana menurutmu? Bagus kan?" tanya Hailee padaku .

Aku mengangguk . Memang baju itu bagus . Pas untuk Shawn . Apalagi Shawn kan suka musik . Hailee bergegas ke kasir untuk membayar . Aku menghela nafas . Itu artinya sebentar lagi pulang . Tapiii

Kucruk....Kucrukk...

Oh tidak . Perutku berbunyi . Aku memang belum makan sejak istirahat sekolah tadi . Ugh , ingin cepat-cepat pulang malah lapar

Hailee sudah kembali dari kasir . Ia menenteng plastik belanjaannya . "Thankyouu Camilaa sudah menemanikuuu" . Aku tersenyum dan mengangguk . Hailee segera melihat jam tangannya . "Wah , sudah sore . Ayok , Mil . Kita pulang" . Kami segera keluar dari mall dan menghentikan taksi untuk mengantar kami pulang.

-----

Aku sudah berada dirumah . Dan , aku tak bisa langsung beristirahat tenang dikamar . Karena aku sedang diinterogasi oleh seseorang . Cowok itu berdiri menolehkan kepalanya ke arah halaman rumahku . Bersandar di tembok rumahku . Ya , cowok itu Cam.

Aku melihatnya saat turun dari taksi . Dia sudah menungguku dari siang . Ugh , pasti akan terjadi masalah besar
Dan sialnya , Hailee malah memilih pulang daripada ribut dengan Cam. Padahal tadi ia berjanji untuk menjelaskan semuanya ke Cam.

"Babe , maafkan aku . Aku tak memberitahumu terlebih dahulu" akhirnya aku membuka pembicaraan. Aku melihat Cam menghela nafasnya . Mungkin dia sangat kesal dengan sikapku hari ini. Aku memang salah . Tapi , Hailee memaksaku untuk segera pergi tanpa beritahu Cam . Jadi, siapa yang salah?

"Kau kan bisa ke parkiran sebentar untuk memberitahuku . Aku menunggu , meneleponmu , mengirimkanmu pesan . Tapi , tak ada balasan darimu . Aku khawatir , Mil" Cam menoleh kearahku dan menunjukkan ekspresi kekesalannya .

"Aku minta maaf . Hailee memaksaku untuk segera pergi tanpa memberitahumu" aku menjelaskan segalanya ke Cam . Entahlah , dia akan bertambah kesal atau tidak . Aku memang berkata jujur .

"Baiklah . Ini terakhir kali kamu melakukan ini . Jangan seperti ini lagi . Aku khawatir kamu kenapa-kenapa . Sekarang , cium aku dong" Cam menunjuk pipi kanannya minta dicium olehku

Aku menampar pipinya pelan . "Adow , kamu kenapa menampar aku?" Cam mengelus pipinya yang sakit . Aku tertawa melihat tingkahnya . Dia memasang muka cemberutnya kepadaku . Oh tidak , dia benar-benar terlihat lucu dengan muka itu .

Tanpa disuruh , akupun mencium pipinya . Dia tersenyum , dan menarikku kedalam pelukannya . Menyentuh bibirku dengan bibirnya dan kami terhanyut dalam asmara kami.










HAIIII
BAGAIMANA PART INI?
AGAK SEDIKIT MEMBINGUNGKANKAH?

TETEP VOTE + COMMENT YAAAA

LOPYU ALL

-mrs.mendes

Treat You BetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang