DUA BELAS

361 32 2
                                    

Shawn's POV 

Aku melemparkan tasku ke atas sofa di sudut kamarku . Aku duduk ditepi ranjangku dan menjambak rambutku . Ugh, apa yang kau lakukan tadi , Shawn . Apa yang kau fikirkan.

Aku  benar-benar terkejut dengan perlakuanku tadi kepada Camila . Aku benar-benar bodoh mencium kekasih sahabatku sendiri. Bagaimana kalau Cam mengetahui ini? Ugh, aku benar-benar kehilangan akal hari ini.

Aku meraih Iphoneku dan membuka list kontak. Aku mencari nama Camila dan menekan tombol "hijau" . Aku menunggu beberapa kali tapi telpon tak kunjung diangkat olehnya. Dia marah padaku . Ya, aku pantas mendapatkan kemarahannya. Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi besok bila aku bertemu dengannya disekolah. Aku berharap tidak ada hari besok , aku berharap hari ini tidak ada dan aku berharap semoga Cam tidak mengetahui kejadian hari ini.

-----------------------

Aku memarkirkan motorku tepat ketika ada seseorang yang memanggilku

"Shawnnn!" . Ternyata itu Cam . Wajahnya tampak lesu. Apa dia tau tentang kejadian semalam? 

"Hey Sobat, ada apa denganmu? Mukamu terlihat lesu" aku mencoba berbasa-basi. Padahal jantungku rasanya mau lepas bila Cam mengungkit kejadian semalam. Aku tak siap menerima kenyataan persahabatan kami terputus karena kejadian itu.

"Aku ingin menceritakan sesuatu denganmu . Tapi, jangan beritahu siapa-siapa, terutama Camila. Aku tak ingin dia sakit hati"

Hey..hey.. tunggu dulu. Tak ingin Camila sakit hati? Apa maksudnya? Rahasia apa yang tak boleh ku beritahu ke Camila

"Janji Shawn?" 

Aku mengangguk . Kami berjalan menyusuri motor-motor yang terparkir

"Kemarin aku bertemu dengan seseorang. Seseorang dari masalaluku . Kau pasti tahu siapa orangnya"

Aku menaikkan alisku. Seseorang dari masalalu Cam? Hmm.. Siapa . Oh mungkin...

"Stefanie?"

Cam mengangguk . " Astaga Cam. Bagaimana bisa kau bertemu dengannya? Apa kalian melakukan sesuatu? Dan bagaimana bila Camila mengetahui ini?" kataku setengah berteriak.

Cam memukul kepalaku dan aku meringis kesakitan

"Kau ini bodoh sekali Shawn . Jangan berbicara keras-keras dan kami tidak melakukan apa-apa. Kami hanya makan malam bersama dan saat pulang iaa...iaa..mencium pipiku"

Aku kaget mendengarnya. Aku tahu sampai saat ini Stefanie masih menyimpan rasa pada Cam. Dulu, memang Cam sempat galau setahun lebih karena ditinggalkan Stefanie pindah keluar negeri untuk melanjutkan pendidikannya. Dan tiba-tiba Stefanie datang kembali . Ini akan menjadi bencana besar.

"Kau tidak tahu Shawn . Stefanie berubah sangat cantik . Sangat cantik melebihi bidadari . Aku tak bisa berhenti membayangkannya. Semenjak semalam aku selalu memikirkannya. Aku bisa gila karena ini, Shawn"

"Cam kau tak bisa mencintai dan memiliki dua orang sekaligus. Lagipula, Stefanie kan masalalumu, biarkanlah dia mencari yang lain. Mantan memang selalu seperti itu, pergi disaat kita masih mencintainya dan kembali saat kita sudah merelakannya"

Cam menatapku "Kau seperti sudah berpengalaman saja. Pacaran saja kau tak pernah"

Aku terkekeh mendengar perkataannya "Ya, aku terlalu banyak membaca kata-kata galau di sosial media. Oke kembali ke topik , kau harus fokus pada hubunganmu sekarang dengan Camila. Jangan biarkan apapun merusak hubungan kalian"

Cam mengangguk lemah. "Ya, Aku akan berusaha melupakannya. Lagipula , dia kan disini hanya sementara"

"Sudah bro jangan galau terus. Kau harusnya bahagia mempunyai pacar . Sedangkan aku, masih mencari"

Treat You BetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang