LIMA BELAS

387 24 2
                                    

Cameron's POV

Sudah seminggu semenjak kejadian itu aku tidak masuk sekolah. Aku benar-benar tidak memiliki keniatan atau apalah itu untuk sekolah apalagi jika harus bertemu dengan orang-orang seperti Shawn.

Huh, si pengkhianat itu! Aku benci jika mengingat semua yang sudah dia lakukan terhadap Camila di belakangku. Yah, aku tahu dia menyukai Camila. Tapi, bukankah dia sendiri yang mendekatkanku dengan Camila? Kenapa malah mengkhianatiku?

Aku berusaha bangun dari tidur. Terlalu lama tidur membuat kepalaku agak pusing. Aku turun kebawah menuju ruang makan untuk mengambil air minum di kulkas. Satu gelas kuteguk langsung. Tenggorokanku terasa sejuk.

Aku memutuskan untuk menonton TV. Hm, siapa tau ada berita menarik. Aku menuju ruang keluarga dan duduk di sofa yang empuk lalu menyalakan TV

Acara yang kulihat pertama kali adalah acara gosip karena terpampang foto Shawn dan aku dengan tulisan "Shawn dan Cameron bertengkar?". Aku melihat tayangan gosip itu sebentar. 

"Beberapa hari ini, sosial media sedang dihebohkan dengan tayangan video pertengkaran Shawn Mendes dan Cameron Dallas. Dalam tayangan tersebut tampak Cam memukul wajah Shawn. Video yang diambil dari kantin sekolah XAVIER HIGH SCHOOL yang tak lain adalah tempat Shawn dan Cam bersekolah. Diduga pertengkaran kedua sahabat itu dipicu karena seorang wanita. Yaitu, Camila Cabello yang merupakan kekasih Cameron Dallas. Cam menuduh Shawn 'main belakang' dengan Camila. Saat video ini tersebar, pihak media berusaha menghubungi Shawn, Camila dan juga Cameron. Namun, Shawn dan Camila enggan berkomentar soal video itu. Sedangkan Cameron sampai saat ini tak bisa dihubungi., Lalu bagaimana akhirnya penyelesaian masalah itu? Berikut kami akan menayangkan video yang menjadi viral di sosial media"

Lalu, acara tersebut menayangkan video itu. Aku sangat geram dengan acara ini. Dan lagipula siapa yang merekamnya? Aku melihat aksiku di video itu. Geram, kecewa dan sedih kurasakan saat berhadapan dengan Shawn. Aku mengakhiri persahabatan kami saat itu juga. Aku mematikan TV tak tahan melihat video itu.

Aku mengambil Iphoneku yang tak tersentuh sejak semalam. 

10 messages from Camila

5 missed call from Camila

2 missed call from Unknown Number

2 missed call from Unknown Number? Hm, mungkin itu adalah nomor dari pihak media yang ingin menanyakanku tentang video itu. Aku membuka satu-satu pesan dari Camila. Semua rata-rata menanyakan kabarku, apakah aku sudah makan dan lain-lain.

Sebenarnya, aku merindukan Camila. Sudah seminggu kami tak bertemu , namun tetap berkomunikasi. Dan selama seminggu juga aku seperti ingin mengakhiri hubungan kami. Oh tidak tidak kau gila Cam. Kau berjanji untuk tidak meninggalkannya. Kau tak boleh berpikiran seperti itu Cam.

Aku mengambil hoodie dan topiku serta kacamata hitamku. Bergegas keluar rumah untuk mencari angin segar.


Camila's POV 

"Bagaimana menurutmu dengan ini, Lee?" aku memberikannya sebuah kaos bergambarkan Minions kuning ditengahnya.

"Kau pikir Cam masih anak kecil? Lebih baik baju ini untukku saja. Hehehe" 

Oh ya aku lupa Hailee begitu menyukai minions. Aku mengembalikan baju itu ketempat semula. Aku benar-benar bingung harus memberikan apa untuk Cam sebagai tanda permintaan maafku. Aku dan Hailee sudah berputar-putar  mencari di mall kurang lebih sejam.

Aku mengambil Iphoneku berharap ada pesan dari Cam. Dan ternyata..Kosong. Aku mendengus kesal. Dan memasukkan Iphoneku kembali ke kantong seragam.

"Heyy Hey mill. Bagaimana dengan ini? Menurutku cocok untuk kalian berdua" Hailee menyodorkanku baju couple. Dan ya memang bagus dan tidak norak. Tapi, aku sama sekali gak suka memakai baju atau barang-barang yang berbau couple. Memang sih, dulu Cam pernah bilang ingin membeli baju couple untuk kami berdua. Tapi, aku mengatakan bahwa hal itu membuatku risih.

Treat You BetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang