Pukul 08.00 malam. Keina termengu sendirian, menatap keluar jendela. Malam itu kotanya diguyur hujan. Perumahannya menjadi terlihat menawan dengan kerlap kerlip lampu jalan.
Hatinya lebih baik sejak tadi siang. Ia berkeputusam untuk melupakan itu semua dan memaafkan, meski teman-temannya belum minta maaf. Perkerjaan rumah sudah ia tuntaskan --trauma dengan kejadian saat di sekolah. Laptopnya sengaja ia nyalakan tanpa dimainkan, mungkin saja ada yang mengirimkannya pesan.
Tingting. Yahoo!Messenger-nya berbunyi.
Ada yang mengirim pesan untuknya. Keina berjalan ke arah datangnya suara.
"Alvin?" Keina bertanya ke dirinya sendiri.
Alvin: Hei Keina! Lagi apa?
Keina tak menyangka kalau itu Alvin.
Keina: hai Alvin, lagi diem aja. Lu?
Alvin: Lagi mikirin elu. Hahahaha, boong deng. Lagi menatap indahnya malam.
Keina: apaan sih lu garing
Alvin: Eh Kei, gua mau ngegombal deh.
Keina: Ya elah, bisa apa sih lu. Coba mana sih mana
Keina terkekeh sendiri. Kali ini ia sudah fokus dengan laptopnya. Ia menunggu hal-hal mengesankan apalagi yang akan dibicarakan Alvin.
Alvin: Panas ke hujan, siang ke malam, muda ke tua, hidup ke mati. Semua akan berubah, kecuali cinta gua ke elu.
Keina diam. Ia bingung harus menjawab apa. Keina tahu bahwa Alvin hanya bercanda, tetapi entah mengapa ia sangat senang.
Keina: lumayan lumayan.
Alvin: Jangan terbang jangan terbang! Hahahaha
Keina: Ya engga lah, ngapain gua terbang digombalin elu ye! Oh iya Vin, lu kenapa pas di kantin tadi siang? Dingin banget ke gua.
Alvin: Oh iya, maaf ya Keina. Gua orangnya pemalu banget, bawaan sejak lahir kayanya haha, makanya kalo di chat gua rame.
Saat itu Keina mengerti, lelaki yang sedang berkirim pesan dengannya adalah seorang yang tidak biasa. Keina merasa Alvin berbeda. Ia tahu bahwa Alvin itu salah satu dari anak laki-laki di sekolahnya yang dicap nakal. Tapi Alvin berbeda dengan teman-temannya. Dia lebih ramah dari yang lain.
Percakapan itu ditutup oleh Keina. Kali ini mereka mengobrol hingga larut. Tidak seperti biasa Keina belum tidur hingga pukul 11.00 malam. Alvin berhasil membuat jadwal tidur Keina berubah.
***
"KEINAAA! KEBO BANGUN IH SUMPAH DONG INI UDAH JAMBERAPA!"
Keina dibangunkan oleh Ka Tiara. Ia selalu bangun sendiri. Tetapi berbeda hal dengan pagi itu. Susah payah Ka Tiara teriak dari lantai bawah. Tak ada yang merespon. Akhirnya ia langsung bergegas ke kamar Keina. Yang diteriaki masih tidur.
"Apaan sih ka... masih jam lima juga,nanti dulu kenapa sih. Ga usah teriak-teriak." jawab Keina dengan mata yang masih terpejam.
"MANA MASIH JAM LIMA? Udah jam setengah tujuh kali ! Mau sekolah jamberapa hah?"
"WHATTT?!!" Keina langsung berdiri, dan berlari ke kamar mandi.
Setelah rapi dengan seragamnya. Ia gesit berpamitan dan mengeluarkan sepedanya dari bagasi.
"Bunda, aku ga sarapan ya! Nanti aja di sekolah. Assalamu'alaikum!" dengan cepat Keina mengayuh sepedanya.
"Keina! Sudah bunda jadikan bekal!" yang diteriaki sudah tak terlihat punggungnya.
"Tuhkan bun, Keina kebiasaan. Biar Tiara aja yang nganter bekelnya ke sekolah dia, sekalian. Mumpung searah sama kantorkan." Ka Tiara memberikan solusi. Bunda mengangguk.
Keina mengayuh tanpa ampun. Jam tangannya menunjukan pukul 07.05. Tinggal 300 meter lagi ia sampai di sekolahnya.
Setibanya di depan pintu gerbang. Ia langsung memakirkan dan menggebok sepedanya. Berlari melewati koridor menuju kelas. Pak Tono yang melihat Keina hanya bisa menggeleng.
Benar saja, yang Keina khawatirkan terjadi. Ia tahu bahwa jam pelajaran pertama adalah sejarah. Guru yang mengajar menurutnya super duper galak. Ia pasrah dengan apa yang akan terjadi.
"Assalamu'alaikum," Keina masuk dan salam ke Bu Sadiah --guru sejarah yang terkenal killer.
"Walaikumsalam. Kenapa kamu telat?" Bu Sadiah menjawab dengan intonasi menaik.
"Bangun kesiangan bu," Keina menjawab seadanya.
"Kamu ga suka ya sama pelajaran ibu?"
"Ga gitu bu, saya serius kesiangan. Tadi saya udah ngegoes sepeda secepat mungkin bu. Eh.. kesiangan juga," Keina pasrah.
"Oke karena kamu salah satu murid yang tergolong baik,ga pernah bikin ulah. Kamu saya bebaskan dari hukuman. Silahkan duduk."
Senyuman mengembang dibibirnya. Keina senang sekali. Mengucapkan terimakasih lalu duduk disebalah Ghina yang sedari tadi cekikikan melihat Keina di depan.
"Lagian lu pake telat sih." kata Ghina sambil mengeluarkan catatan sejarahnya.
"Nanti deh gua ceritain kenapa bisa sampe telat bangun."
Ini semua gara-gara chattingan lama banget sama Alvin. Batin Keina. Keina memutuskan menemui lelaki yang berhasil membuat paginya berantakan, saat istirahat pertama nanti.
Haloo felas!
My first story, diambil dari kisah nyata. Hope you like it. Sorry for a lot of mistake.
Bagi kalian yang memiliki sebuah perasaan dan belum tersampaikan bertahun-tahun.Baca! Jangan lupa vote and comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita tak berujung
RomanceKamu tahu mengapa aku masih bertahan bertahun-tahun untuk mu? Karena aku masih membenarkan semua angan ku. Karena aku masih bermimpi bahwa kamu memiliki rasa yang sama.