Salam Kenal

77 2 1
                                    

Malam Selasa yang sungguh menyesakan untuk Keina. Bagaimana bisa teman-teman yang sudah hampir dua tahun ia kenal bisa berbuat tak mengenakan seperti ini. Semua pemikiran negatif berputar-putar dikepalanya.

"Hih, apa-apaan sih mereka. Gua kan ga kaya gitu. Kenapa coba mereka nganggepnya begitu. Udah kelas dua smp malah kenapa gini banget sih." Gadis berkacamata yang sedang berhati panas ini marah-marah sendirian di kamarnya. Keina membuka laptopnya dan berharap dengan on Twitter ataupun Yahoo Messenger bisa memperbaiki hatinya saat itu.

Status Y!M: Gua tuh ga kaya yang kalian pikirin yah. Enak aja gua dibilang ember mulutnya. Siapa yang lebih ember. Nyebelin dasar

Setelah Keina membuka Yahoo Messenger, ia langsung menulis status pada layar Y!M-nya. Yang dia lakukan saat ini semata-mata agar teman-temannya yang menjengkelkan itu membaca kemarahannya kepada mereka.

Tiba-tiba seorang lelaki mengirim pesan kepada Keina.

Alvin : Gua tuh ga kaya yang kalian pikirin yah. Enak aja gua dibilang ember mulutnya. Siapa yang lebih ember. Nyebelin dasar

Keina : Kok lu nge-Copy Paste status gua sih?

Alvin : Oh emang itu status lu ya? haha.

Keina: Ya iyalah, emang lu ga bisa baca apa?

Lelaki itu membuat hati Keina semakin jengkel, tapi entah kenapa ujung bibirnya terangkat. Menyinggung sebuah senyuman.

Alvin : Hahaha, iya bisalah. Maap maap, iseng doang kok. Emang kenapa sih ?

Keina: Ga kenapa kenapa, agak kesel aja sama cewe-cewe kelas gua. Oh iya, salam kenal ya

Alvin : Kenapa cewe-cewe kelas lu? Ye ngapain salam kenal, gua udah kenal lu kali. Gua kan sering ke kelas lu.

Keina : Ya gitu deh suka nge-judge seenak jidat. Ya emang sih gua juga tau lu. Tapi kan kita ga saling mengenal hahaha.

Alvin: Ya elah ga usah diambil hati, santai aja santai, dibawa asik. Bener juga lu, oke deh salam kenal ya :)

Semalaman Keina ditemani Alvin dengan berbagai macam perbincangan. Walaupun mereka baru berkenalan, tapi Alvin bisa membuka banyak topik. Percakapan itu diakhiri oleh Keina yang pamit untuk tidur.

Keina: Sumpah lu Vin, kocak banget deh HAHAHAHA. Eh gua tidur duluan ya, udah malem. Bye thanks btw yaaa

Alvin: Yaa, malam juga.

Malam itu dua perasaan bercampur jadi satu. Keina masih marah dengan sikap teman-teman kepadanya. Tetapi dengan berbincang dengan Alvin membuat hatinya lebih baik. Keina yang kala itu masih duduk dibangku SMP tak pernah mengerti perasaanya. Tapi ia tahu bahwa ia senang berteman dengan Alvin.

***

Matahari pagi menembus sela-sela jendela kamar Keina. Ayam berkokok membangunkan Keina dari tidurnya. Tadi malam ia terlelap dengan nyenyak, mungkin karena lelah seharian memikirkan teman-temannya.

Keina bangun dengan rambut terurai berantakan. Matanya yang masih sulit terbuka lebar membuatnya harus meraba-raba meja belajar, mencari kacamata. Ketemu! Batin Keina. Ia bercermin sejenak. Rambut lurusnya meski berantakan tapi masih terlihat lembut. Tubuh mungilnya dengan balutan piama yang kebesaran membuatnya terlihat seperti anak SD. Ia tersenyum melihat dirinya sendiri. Ya ga apa apa kali ya, yang penting gua ga gendut. Keina mencoba berpikir positif. Ia berjalan ke kamar mandi siap-siap berangkat sekolah.

Keina masih santai. Berleha-leha mandi, dan memakai seragam.

"KEINAA!!! SARAPANNNN !!!!!" Teriak Ka Tiara.

"BENTARRRRR LAGI PAKE SERAGAMMMMM!!"

Setelah mengenakan seragam dengan rapih, Keina dengan cepat menuruni tangga. Berjalan ke arah teriakan tadi.

"Lama banget sih! Liat udah jam berapa." Ka Tiara --Kaka satu-satunya Keina-- membentak Keina.

"Ya udah sih santai, baru juga jam 06.15, biasanya juga berangkat jam 06.30 kan." jawab Keina santai.

"Jangan dibiasain dong gimana ma-" kalimat Ka Tiara dipotong oleh Ayah. "Sudah-sudah, lanjutkan makannya."

Keluarga kecil yang terdiri dari Keina, Ka Tiara, ayah dan bunda selalu menyenangkan. Walaupun Ka Tiara galak ke Keina, tapi ia selalu membelikan apapun untuk Keina --terpaut perbedaan umur yang cukup jauh, tujuh tahun, dan Ka Tiara yang sudah bekerja. Bunda Keina yang baik dan tak pernah marah. Wajah sejuk bunda selalu membuat siapapun suka untuk sekedar menyapanya. Ayah, seorang pahlawan dirumah, yang paling bijaksana. Selalu mengambil keputusan dengan adil. Dan tentu yang paling tampan karena ayah lelaki sendiri.

"Bunda, ayah. Keina berangkat sekolah dulu yaaaa." Keina pamit sembari mencium tangan kedua orangtuanya,dan tentu Ka Tiara "Dadah Ka Tiara."

Pukul 06.30, Keina berangkat ke sekolah menggunakan sepeda kesayangannya. Tiba-tiba terbersit dipikirannya tentang Alvin. Berarti nanti kalo ketemu Alvin bisa sapa-sapaan dong! Yeay! Pikir Keina. Ia mempercepat kayuhannya.


Haloo felas!

My first story, diambil dari kisah nyata. Hope you like it. Sorry for a lot of mistake.

Bagi kalian yang memiliki sebuah perasaan dan belum tersampaikan bertahun-tahun.Baca! Jangan lupa vote and comment!


Cerita tak berujungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang