Revisi. Prologue.

5.3K 32 4
                                    

Prologue

Pagi hari yang begitu cerah, membuat seorang namja berambut blonde tersenyum manis. Senyuman yang lebar, sambil berkendara sepeda motor dengan menyusuri jalanan di kota Seoul, dengan cukup lenggang. Udara pagi terasa sejuk sekali. Masih bersih, sebelum nanti agak siang pasti, akan segera rusak oleh banyaknya polusi udara. Dari banyaknya kendaraan bermotor dan bermobil. Sepanjang namja manis itu berkendara dengan motor ninja hijaunya yang berlapis warna kuning mengkilat, memang membuat dia semakin terlihat keren. Penuh gaya dan charming.

            Namja tersebut juga selalu mendengarkan musik melalui MP3 yang terpasang di kedua daun telinganya. Pagi ini, musik Korea yang dia dengar adalah lagu Infinite. Dengan judul, “Julia”. Sebuah lagu yang menurut namja itu sangat manis, apik, dan mengundang rasa penasaran yang mengalir cukup kuat di batinnya. Akankah si Julia yang sesungguhnya di dalam judul lagu boy band kesayangannya, dapat segera dia temukan di dalam kehidupan nyata?! Ataukah lain lagi dengan judul lagu Nu’est, yaitu “Shandy”, yang kelak akan menjadi pasangan barunya di dalam sebuah penantian yang panjang? Pasalnya, sebuah lagu unik, menarik, dan cukup romantis itu juga sempat lama sekali “bersarang di otaknya”. Karena bagi namja manis tersebut berharap ingin segera menemukan yeoja, tambatan hatinya kelak. Ingin si Julia ataupun si Shandy itu cepat berjumpa dengannya, yang mengaku sedang menjomblo atau sendiri, pasalnya mantan pacar sang pemuda itu sudah menyakiti hatinya.

Sang mantan bernama Shin Hyorin. Sebab Hyorin sudah “mencampakkan” namja sekeren Lee Byung Hoon yang kata saramdeul[1] di Busan, bahwa namja itu cukup mirip dengan Kim Myung Soo, atau L dari Infinite. Selain berwajah mirip dengan L, namun ia juga mirip dengan Lee Byung Hyun, Teen Top. Alias si L.Joe.

Nama mereka berdua terdengar mirip, tetapi letak perbedaannya, ialah pada kata “Hyun dengan Hoon”. Panggilan namja manis itu adalah Hoon, atau Hoonie[2]. Selain si Hoon mirip dengan kedua artis Korea dalam 2 boy band rookie yang berbeda, serta bertipe warna musik yang juga berbeda, namun namja tersebut rupanya mirip dengan senyuman imut dari aktor mungil nan tampan, Lee Seung Gi. Tentu, perpaduan dari ketiga artis terkenal Korea demikian yang membuat wajah Hoon menjadi kian tampan, manis, dan baby face.

Hoon walaupun sudah pernah disakiti oleh Hyorin, karena yeoja tersebut lebih memilih untuk mencintai kawannya sejak kecil, yakni Choi Jeong Sik, hanya karena Hoon dianggap kurang romantis dalam memperlakukan yeoja manja itu. Padahal, yang terpenting bukanlah sebuah keromantisan yang dijunjung tinggi oleh Hoon, melainkan sikap kedewasaan, serta kesetiaan Hoon terhadap Hyorin. Namun, mengapa yeoja itu bisa dengan begitu mudah, dan tega sekali untuk menyakiti perasaan terhalusnya Hoon?! Tak cukupkah pengorbanan dan kebaikan hati Hoon selama 3 setengah tahun itu, untuk selalu menjaga dan menyayanginya dengan sepenuh hati? Kenapa yeoja itu begitu bodoh, berpikiran picik lagi sempit, dan sangat egois??

Di tengah rasa patah hati, amat sakit, dan kegalauan Hoon, untunglah Hoon merasa sangat terhibur dengan kehadiran seorang yeoja, adik kelasnya. Yeoja itu bernama Cha Eun Seong. Eun Seong yang selalu dianggap begitu lugu, lucu, sekaligus manis sekali. Yeoja sederhana yang cukup cantik, cerdas, dan seorang pekerja keras. Dia hanya tinggal dengan neneknya yang seorang penjual bunga di toko bunga, bernama Heaven Florist.

Halmeoni[3] yang berkaki pincang, berpendengaran kurang baik, berkaca mata minus, tetapi seorang pencinta bunga dan beliau amat menyayangi cucu satu–satunya itu. Hoon mengenal sang adik kelas tersebut pada suatu hari, dan lebih tepat pada kegiatan ekstra kulikuler melukis di kampus. Di jam mengajar Tuan Han. Seorang seonsaengnim[4] yang secara kebetulan masih saudara dekat dari sang mantan pacar, Hyorin. Rupanya, selain Eun Seong suka mengikuti kelas melukis Tuan Han, namun dia juga sering terlihat muncul di klub pencinta alam di kampus mereka berdua. Di Gwangjeul University.

Sebuah kampus swasta bonafit yang terdapat di bidang desain grafis, melukis, modelling, akting, periklanan, serta mempelajari bahasa dan sastra Korea. Kampus yang dipimpin oleh keluarga terdekat dari Hyorin sendiri, yang bermarga Shin. Kebetulan, kampus cukup elite, luas, bersih, nyaman, dan sangat populer di Busan adalah kepemilikan dari harabeoji[5] Hyorin.  Yakni, Shin Kwang Seul. 

Sejujurnya, Hoon amat tak enak hati, bila kakeknya Hyorin nanti mengetahui ikatan cinta mereka yang sudah terjalin sejak masa SMA, ternyata kini sudah mulai retak. Retak akibat ulah kurang mengenakan dari cucu kesayangan beliau. Hubungan mereka bahkan mulai berakhir, pada hari perayaan untuk hari jadian mereka berdua. Walaupun Hoon sudah jauh–jauh hari mempersiapkan segala sesuatunya yang berupa sebuah “kejutan manis” untuk sang pacar di hari bersejarah tersebut, namun dengan begitu mudahnya Hyorin menghancurkannya di hari itu pula. Yakni, Hyorin terlihat sedang bermesraan dengan kawannya Hoon di tempat biasa mereka berjumpa, untuk pertama kalinya dalam memadu tali kasih. Di cafe bernama Caramel Chu.

Mereka berdua tampak berpelukan erat, bahkan Hyorin sendiri yang berani untuk mencium pipi Jeong Sik lebih dulu, dan disusul secara bergantian oleh Jeong Sik yang mulai mencium pipi maupun kening Hyorin. Maka amat beranglah Hoon, saat namja kalem dan manis itu melihatnya sedang berbuat hal demikian. Betapa hancur hati, harapan, serta kesetiaannya selama ini, rupanya sedang diuji oleh Tuhan. Jika mengingat kejadian buruk di hari kurang baik itu memang selalu membuat dadanya terasa sangat sesak, walaupun air mata tak lagi mampu menetes deras di pipinya yang putih mulus dan bersih itu. Namun, sebenarnya, ia sudah teramat kecewa. Maka, di tengah perjalanan pagi ini menuju kampusnya, Hoon mungkin sedang tidak begitu memikirkan sang mantan, akan tetapi ia justru sedang mulai memikirkan adik kelasnya. Eun Seong!

Eun Seong seorang…! Apalagi, saat entah mengapa, secara tiba–tiba bayangan yeoja lucu dan apa adanya itu mulai menghiasi pikirannya. Karena dalam sekejap mata, dapat Hoon lihat Eun Seong tengah berjalanan melintasi trotoar. Saat lampu merah sedang menyala. Yeoja itu berjalan dengan cukup cepat, sambil merangkul tas ransel berwarna kuning. Dia berjalan sambil menyunggingkan sebuah senyuman. Tersenyum dengan manis dan mantap. Seorang yang selalu memandang kehidupan secara lurus, optimis, dan penuh semangat. Seseorang yang entah mengapa lebih sering mengenakan warna kuning di daerah kampusnya.

Kuning?!? Bukankah itu warna kesukaan mereka berdua? Ya, Hoon tahu bahwa yeoja itu juga menyukai warna favoritnya, karena yeoja itu pernah ia lihat sedang melukis sebuah kanvas cantik penuh imajinasi lincah, dengan warna kuning yang cukup kental terlihat. Tepatnya, perpaduan antara warna kuning, merah, dengan ungu lembut. Kata Eun Seong, ketiga warna itu adalah warna kesukaannya, sejak dia mulai remaja. Sedang, dia begitu membenci warna biru, merah muda, dan putih. Kenapa, ya?! Selain ketiga warna yang pernah disebutkan oleh sang adik kelas, saat Hoon pernah tak sengaja mendengar percakapan antara guru melukis mereka dengan Eun Seong. Dan, secara sepintas, Hoon juga pernah mendengar sesuatu yang lain tentang dirinya. Bukan sesuatu, mungkin. Akan tetapi, serangkaian hal yang kurang diminati atau mungkin lebih kurang dibenci oleh Eun Seong, yaitu… dia trauma dengan suara rintik hujan, suara gitar, dan… sebuah kecupan.

Mendengar informasi ringan seperti itu di kedua telinga Hoon secara samar–samar, maka mulai terpikir oleh Hoon untuk bertindak secepatnya. Rasanya, ia ingin sekali berubah menjadi seseorang. Atau lebih baik, jika dia menyamar saja?! Dalam sosok orang lain? Maybe! Yang pasti, karena alasan Hoon sangat penasaran dengan kepribadian asli Eun Seong, maka dalam hitungan cepat dan di bulan itu juga, sang pemuda tampan itu mulai melakukan sebuah keinginan yang dianggap agak kurang masuk akal di dalam pikirannya.

Sebuah perbuatan konyol, lucu, dan menimbulkan teka–teki batin di benak Hoon. Mungkinkah jika tanpa sadar, dan tanpa disengaja bahwa pemuda itu mulai menyukainya?! Memang, selain Eun Seong di matanya cukup cantik dan berotak encer, hal apa saja yang membuatnya “terpikat”? Dan kiranya, apakah hal istimewa dari seorang Cha Eun Seong itu?? 

Foot note dalam bahasa Korea ke Indonesia;

[1]  Orang–orang.  

[2]  Dibaca Hun atau Hunni.

[3]  Nenek

.

[4]  Guru. Bisa Bapak atau Ibu guru.

[5]  Kakek.

"My Lovely Girl". *Fan Fiction Korea, Komedi Romantis. Sinopsis*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang