Mika POV
Finally! Sampai juga di London.
Kesan pertama? Kota ini keren. Dimana-mana aku bisa mendengar orang-orang berbicara dalam aksen british, and that's so cool!
Mungkin emang udah saatnya buat berubah. Karna aku udah pindah kota, pindah negara, dan juga udah saatnya belajar dengan giat karena setauku pendidikan di Inggris tergolong cepat dan efektif dibandingkan di Indonesia. Mumpung di Inggris aku gak boleh sia-siain kesempatan buat diterima di universitas yang bagus dong. Tapi, mungkin aku mimpi kejauhan, lulus SMA saja belum.
Sambil menunggu taksi, aku mencoba membuka hapeku. Tapi tetap tidak menyala. Aduh, kayaknya beneran rusak gara-gara terjatuh di bandara. Sial banget dah.
But that's okay, I can buy new phone since I can't use this phone in England. Kenapa sekarang ada Bahasa Inggris? Anggap aja latihan buat ngomong sama temen baru nanti. Hehehe.
Hiro POV
"Ran, Mika masih gak bisa dihubungi ya?"
"Nggak. Kayaknya dia masih sibuk ngurus pindahan deh."
"Masa udah seminggu gak siap-siap pindahannya."
"Ya mana gua tau, jangan ngomel ke gua dong."
"Terserahlah."
Author POV
Dan begitulah, ponsel Mika rusak, jadi dia ganti nomor, dan gak ada temennya dari Indonesia yang tau nomornya, termasuk Rani. Sosial media? Mika belum pernah pakai sosial media sebelum pindah ke Inggris, jadi dia bener-bener lost contact sama temen-temenya yang di Indonesia.
Hiro yang selalu nanya keberadaan Mika dengan Rani pun mulai nyerah. Toh, ini cuma sekedar rasa tertarik, belum suka. Pikirnya.
Tanpa terasa 10 tahun telah berlalu.
Mika menjadi lulusan terbaik di London School of Economics and Political Science atau LSE. Sekarang dia bekerja sebagai senior supervisor di salah satu perusahaan multinasional di Inggris.
Sedangkan Hiro, setelah lulus SMA, dia melanjutkan studi ke University of Queensland dan menjadi CEO sebagai pengganti ayahnya. Memang dia dapat memimpin perusahaan yang semakin lama semakin maju ini dengan baik dalam usia yang masih muda karena dia memang punya jiwa bisnis.
Mika POV
"So, sir. You're gonna transfer me to Indonesia next month?"
"Yes, Mika. I think you can do this since you're from Indonesia."
"Well, can you give me some time to consider this?"
"Of course, but if you can make it, I will give you a promotion. So, just take your time to think about it."
"Ok, sir."
Duh, apalagi ini. Kenapa mendadak sih?? Udah gitu pake iming-iming naik jabatan pula. Mana bisa nolak.
"So, what's your decision, Mika?"
"I will, sir."
"Good. I will tell Indonesia's GM (General Manager) about this, and when you arrived they will fetch you to your apartment."
"Ok, thank you, sir."
Nah, saatnya ngasih tau mama papa soal ini.
"Ma, pa, Mika ditugasin ke Indonesia."
"Bagus dong, Mik. Sekalian kangen-kangenan sama temen SMA."
"Tapi Mika gak ada kontak mereka, ma."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost My Heart
Teen FictionAwalnya, kukira kamu dan aku hanya kebetulan bertemu dan tidak akan berefek apa-apa pada kehidupan masing-masing. Kamu adalah kamu. Dan aku adalah aku. Tak pernah kucoba untuk membayangkan kata "kita".