Hiro... sejak saat itu dia selalu meneleponku. Menanyakan kabarku setiap hari. Memang aku belum tahu yang mana Hiro. Tapi aku tahu dia adalah orang yang baik tidak seperti Andrian. Dari nada bicaranya saja aku sudah tahu dia orang yang suka bermain-main dengan wanita.
"Dek, kok melamun? Hayo... lagi mikirin siapa??"
Ah, aku baru saja sadar dari lamunanku ketika Kak Siska memanggilku.
"Apaan sih kakak, aku gak mikirin siapa-siapa kok"
"Aih, bohong kamu, masa sih pagi-pagi gini bengong tapi ga mikirin siapa-siapa"
Haa... Kakakku memang jago membuatku malu.
"Yaudah deh kak, Mika berangkat sekolah dulu ya."
"Mau kakak antar ga?"
"Ga perlu kak, aku naik angkot aja, gak terlalu jauh kok, sayang bensin kalau kakak yang nganter, hehehe."
Dengan semangat 45 aku ke sekolah, tapi, belum masuk ke gerbang sekolah aku sudah dicegat oleh seseorang menggunakan motor.
"Pagi Mika"
"Pagi.. Er.. kamu siapa ya?"
"Aku Hiro. Masih ingatkan? Yang sering nelpon kamu akhir-akhir ini."
"Hiro?"
Aku tidak pernah membayangkan ternyata Hiro itu bertindik, menggunakan motor yang.. Bisa kubilang besar dan pastinya mahal untuk ukuran anak SMA. Apalagi, Hiro yang ada didepanku ternyata mengecat rambutnya. WOW SEKALI!
"Serius kamu Hiro?"
"Iya. Aku Hiro. Apakah perlu aku menunjukkan kartu pelajar dan KTP ku?"
"Um... Nggak deh. Aku masuk dulu ya."
"Jangan, tunggu aku. Aku markir motor dulu."
Bayangkan, Aku, seorang Mika Yeovivan, masuk ke kelas dengan seorang yang WAH. Kenapa WAH?
Karena hanya dengan melihatnya saja, anak-anak di kelasku akan mengucapkan kata itu.
"Yaudah, masuk kelas gih, aku balik ke kelasku dulu ya."
"Iya, makasih udah nganterin."
Baru saja aku meletakkan pantat ku di kursi..
"Mik, Lo kok bisa dateng bareng Hiro? Parah nih lo, masa pacaran sama cowok nomor 1 di sekolah lo ga kasih tau gue."
"Haduh, Ran, dengerin gue dulu. Gue ga pacaran sama Hiro. Tadi gue cuma ketemu dia di gerbang masuk terus dia mau nganterin gue masuk kelas."
"Masa sih? Kok gue ga percaya?"
"Masa lo gitu sihh, emang gue pernah bo'ong sama lo?"
"Yaudah-yaudah, gue percaya deh."
"Dih, ngomongnya ga tulus banget sih Ran."
Rani yang kusindir hanya tertawa pelan.
"Eh, pelajaran pertama apa?"
"B.Indonesia. Lo udah ngerjain PR yang di kasih Bu Antik?"
"Lah? Emang ada PR?"
"Haduh Mikaaa... kemana aja sih lo, masa lo lupa sama PR yang merupakan beban hidup itu."
"Serius Ran. Gue beneran lupa. Pasti gara-gara gue keasikan ngobrol sama Hiro semalem."
"Hayoo!!! Katanya tadi baru ketemu di gerbang, kok semalem ada 'Hiro' nya "
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost My Heart
Teen FictionAwalnya, kukira kamu dan aku hanya kebetulan bertemu dan tidak akan berefek apa-apa pada kehidupan masing-masing. Kamu adalah kamu. Dan aku adalah aku. Tak pernah kucoba untuk membayangkan kata "kita".