Melepaskan apa yang seharusnya dilepaskan

14 0 0
                                    

Hari ini adalah hari rabu laras berlari menuju gerbang karna ia yakin akan terlambat dan bingo! Pernyataannya tidak salah, laras terus menggurutu dalam hati kepada arsen karna ia janji ingin menjeput laras namun realita nya arsen tidak menjeput laras. Hukuman untuk anak yang terlambat masuk sekolah adalah hormat kepada bendera selama dua pelajaran.

seketika laras melihat arsen bergandengan dengan perempuan lain, perempuan yang ia kenali, temannya, rifa. Mereka bergandengan sangat mesra tidak sama sekali memperlihatkan wajah berdosa, laras berlari ke arah mereka dan melepaskan pegangan itu, "seharusnya aku tau sen lo itu playboy cap banteng gue benci sama lo dan kita putus" teriak laras mengundang mata melihatnya, "dan lo orang ter munafik yang pernah gue temui rif" sambung laras tanpa ia sangka air matanya jatuh ke pipi, laras berlari ke kamar mandi dan menyebutkan sumpah serapah sambil menguatkan diri, ini semua terlalu manis untuk dilupakan banyak sekali kenangan indah yang mereka buat, lari sore, makan di restoran uangnya ketinggalan, semuanya, tentang mereka, laras menangis tersedu-sedu merasakan begitu payah dirinya tanpa arsen.

Laras kembali ke Kelas mencari wanita cantik bernama Rifa dia sedang berbicara dengan temannya duduk dibelakang dengan perasaan yang sudah ia kumpukan merubahnya menjadi energi ia berjalan ke arah rifa dengan perasaan tenang tanpa sedikit dendam, dan rifa masih seperti itu tidak merasa berdosa, "riff enggg keep longlast ya lo sama dia, jagain dia" kata laras sambil tersenyum, rifa hanya meliriknya, menyebalkan. "Satu lagi kalo gue punya pacar gue mohon banget nih jangan direbutin teru oke" kata laras membuat rifa ingin membalas perkataannya namun laras sudah keburu pergi ke tempat duduknya.

Seperti siang-siang yang lalu hari ini seperti biasa pulang sekolah pergi ke ruangan bahasa jerman, dengan matanya yang bengkak laras berhasil membuat seluruh orang di sekolah membicarakannya, bahkan mereka tau bahwa laras sudah tidak ada lagi hubungan bersama arsen. Laras tetap menarik semua mata begitupun orang-orang yang ada di dalam ruangan bahasa jerman. "Lo kenapa? Ada masalah?" Kata seorang lelaki yang ternyata dari tadi ada di sampingnya,rian. "Enggaa" kata laras sambil tersenyum, "tapi gue tau kalo lo ada masalah, lo putuskan? Ahelah cowok kaya dia ngapain dipertahanin sih" kata rian sesekali memetik gitar yang dipegangnya, "gue ga mempertahanin, gue juga ga sedih-sedih banget lagiaan dari awal gue jadi pacar dia gue udah harus terima resiko untuk diginiin" kata laras masih tersenyum, rian membalasnya hanya dengan senyuman.

SulitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang