Bagiku dia adalah sosok yang sangat menyebalkan, entah hanya fikiranku atau apapun dia selalu mencari masalah dengan membuat keributan setiap hari di sekolah ini, sehingga menambah tugasku sebagai ketua osis di SMA Garuda Sakti Sanjaya.
Di sekolah ini setiap siswa/siswi yang melakukan kesalahan akan mendapatkan hukuman dari osis karena sudah mendapatkan kepercayaan dari pihak sekolah, dan bahkan seleksi masuk menjadi anggotanya pun langsung diwawancarai oleh guru bidang kesiswaan. Katanya supaya bisa mengetahui mana yang bisa amanah dan tidak amanah.
Murid yang suka membuat masalah itu adalah Bobi Alkhaf Wiratmaja murid pandai dalam bidang akademik dan non akademik, ahli dalam bidang olahraga dan musik,memiliki wajah tampan, dan badan yang cukup profesional hasil bermain basket sehingga banyak perempuan yang mendekatinya, namun tidak sedikit pula perempuan yang sakit hati padanya karena selalu ditolak dengan cara sadis.
Entah perempuan yang sudah kesekian sudah ditolak olehnya. Hari ini Emi siswa kelax X memberanikan diri menembak Bobi dengan membawa setangkai bunga mawar saat berada di koridor kelas, namun yang Emi dapatkan hanyalah hinaan yang dilakukan oleh Bobi.
Saat Emi menyerahkan bunga mawar lalu Bobi menerimanya sambil menghirup bunga mawar itu dengan tersenyum manis. Sedetik kemudian senyum Bobi yang seperti Angel berubah menjadi seyum Devil sambil berucap. "Thanks, tapi lo cewek paling menyebalkan, norak, dan kampungan yang pernah gue kenal!! Punya kaca kan dirumah, lo sama gue gak serasi kaya langit dan bumi" Bobi lalu meninggalkan Emi dan membuang bunga mawar itu ke lantai lalu menginjaknya sampai tak terbentuk lagi kemudian menghampiri teman-temanya yang dari tadi hanya menonton saja.
Bobi mempunyai tiga orang sahabat yaitu Haikal teman dari masa SMP hingga sekarang, Egar yang notaben sepupu jauh Bobi yang kebetulan satu sekolah dan teman bermain sejak kecil, terakhir Malik yang baru mengenal Bobi saat masa orientasi siswa namun agak geser otaknya.
"Sadis lo bob, hati cewek itu mirip cangkang telur yang mudah pecah kalo lo benturin, ingat karma berlaku bob " ucap Haikal menceramahi Bobi, memang Haikal yang paling bijaksana diantara kedua sahabatnya.
" Ih Bebeb Haikal ngomong jorok bawa-bawa telor, kan kamu bawa setiap hari beb hahahaha " Malik menimpali ucapakan Haikal
" Eh bego, itu otak gak bisa dicuci dulu sebelum lo pake ke sekolah, mending lo tinggal terus lo rendem dikamar mandi 2 jam supaya bersih dari noda otak lo yang kotor" ucap Egar sambil menempeleng kepala Malik. Egar adalah orang yang paling sensitif kalau membahas soal itu.
"Bercanda men, jangan dibawa ke ubun-ubun ah gak seru lo sensi banget kaya cewek lagi PMS" kata Malik dengan wajah dibuat memelas
"Maksud lo lik"? Gue gak ngerti, apalagi si Egar sampai marah begitu" ucap Bobi menimpali kata-kara Malik.
"Astaganaga teman gue yang satu ini, pinter tapi kadang bloon ya, gitu aja gak ngerti udah lupain apa yang dibilang Malik. Anak kecil gak boleh ngerti begituan hahaha" Haikal menertawai kepolosan Bobi, memang dalam hal itu Bobi tipekal orang yang polos dan terkadang kurang peka.***
Sakit hanya kata itu yang bisa diutarakan oleh Emi. Rachma yang melihatnya ikut merasa kesal atas perilaku semena-semena yang dilakukan oleh Bobi, karena bagi Rahma perempuan harus dihargai bukan untuk disakiti.
Ekspresi Rachma menjadi kesal dan marah, karena Bobi telah Mempermalukan Emi yang notaben adik kelasnya dan membuat keributan di lorong kelas sehingga semua siswa menonton adegan itu.
" Berhenti disana " Rahma berteriak keras pada Bobi yang masih terlihat sudah menjauh namun masih dapat terlihat oleh pandangan Rahma dan membuat siswa yang tadi sudah bubar sekarang berkumpul kembali.
Bobi dan teman-temannya menengok ke belakang namun dihiraukan lantas berjalan kembali.
" Bobi Alkahfi Wiratmaja selain gak punya hati sekarang pura-pura tuli atau jangan-jangan lo emang tuli!! Ohh ralat lo punya hati, tapi hati seperti es batu yang dingin gak berperasaan yang sulit untuk dihancurkan" ucap Rahma panjang lembar.
Mendengar namanya disebut Bobi menengok kembali kebalakang dan meninggalkan teman-temannya untuk menghampiri Rahma. "Lo manggil gue?" Sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Emang siapa lagi kalau bukan lo hah? Kucing, batu, atau jin" ucap Rahma yang sudah kelewat marah dan Bobi merasa terhina dipanggil seperti itu oleh Rahma.
Bobi yang tidak terima, membalas ucapan Rahma. "Itu mulut udah kaya cabe, apa perlu gue ayak dulu itu mulut supaya bisa diajarin sopan santun, udah kaya cabe gocengan yang mulutnya gak tau malu yang diobral sana-sini. Ketua osis tapi mulutnya gak bisa dijaga, ohh ralat mulut lo bukan kaya cabe gocengan tapi lebih buruk dari itu. Emm apa ya??" Bobi nampak berfikir. "Ah ya gue inget mulut lo kaya cabe mau busuk yang dijual murah di pasar atau jangan-jangan emang cabe yang udah busuk"
PLAKKK
Rahma menampar Bobi sehingga terdengar keras hingga ujung lorong koridor kelas. Marah, kesal, jengkel, sakit hati,semua jadi satu. Ingin rasanya menelan hidup-hidup orang yang dihadapan nya ini supaya menghilang dari muka bumi selamanya. Mata Rahma nampak berkaca-kaca, begitu juga dengan Bobi yang masih shock dengan apa yang terjadi setelah mendapat tamparan dari Rahma.
Semua siswa nampak kaget dengan kata-kata yang diucapkan oleh Bobi sehingga semua siswa menjulukinya sebagai COBIBE (CowokBibirCabe).
Dan mulai hari ini Rahma tidak akan pernah memaafkan Bobi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM BOBI
Non-FictionMenunggu bukanlah hal yang salah. Mungkin banyak orang mengatakan hanya orang bodoh yang mau menunggu. Tapi bagi ku itu sebuah harapan. Andai waktu itu... ah tidak, aku tidak boleh mengulang masa lalu. Lagi pula dengan mengulang masa lalu, dia tidak...