2 Erlin Thalita Aryani

18 6 0
                                    

Bobi merenungkan kejadian di sekolah yang telah terjadi di dalam kamarnya dengan desain yang terlihat simple, minimalis, namun memunculkan kesan elegan di dalamnya dengan nuansa kayu dan cat berdinding putih yang terdapat meja belajar dan televisi serta lukisan sepeda disertai mainan kecil sebagai pelengkap ornamen.

Pertama kalinya dalam hidup ia ditampar oleh seorang perempuan. Memang terasa tidak sakit namun membekas dalam hatinya, sebagai seorang laki-laki sudah seharusnya ia yang harus meminta maaf terlebih dahulu, namun egonya terlalu tinggi untuk sekedar mengucapkan kata maaf.

Di pandanginya foto perempuan yang terdapat dalam wallpaper handphone nya sebagai pengalihan fikiran, dia adalah Erlin Thalita Aryani dan Bobi memanggilnya Kak Erlin karena terpaut dua tahun denganya.

Erlin seorang Mahasiswi di Universitas ternama Prastya Sanjaya sekaligus sebagai tetangga rumahnya terdahulu sebelum ayahnya dipindahkan dinas ke kota lain, sehingga Bobi harus pindah rumah dan mengikuti ayah beserta ibunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Erlin seorang Mahasiswi di Universitas ternama Prastya Sanjaya sekaligus sebagai tetangga rumahnya terdahulu sebelum ayahnya dipindahkan dinas ke kota lain, sehingga Bobi harus pindah rumah dan mengikuti ayah beserta ibunya. Semenjak hari itu, Bobi tidak pernah lagi berkomunikasi dengan Kak Erlin karena nomornya selalu tidak aktif.

Foto yang terdapat dalam wallpaper itu diambil saat keluarga Bobi dan keluarga Erlin sedang berlibur ke pantai, saat itu Erlin sedang tersenyum bahagia melihat matahari tenggelam sehingga Bobi mengabadikanya dengan memotret Erlin.

Tiba-tiba saja handphone Bobi bergetar ada panggilan masuk dari nomor yang tidak diketahui, sehingga tidak diangkat oleh bobi karena malas menanggapi nomor yang tidak jelas.

Bobi menaruh handphonenya diatas kasur, karena waktu sudah menunjukan pukul lima sore Bobi memutuskan untuk mandi menghilangkan rasa lengket dan gerah pada badannya.

Namun sebelum akan mandi, pintu kamarnya terbuka terlebih dahulu oleh tiga makhuk aneh, unik plus konyol. Mereka adalah Malik,Egar,dan Haikal dengan senyum khas mereka menghiasi wajahnya tapi bagi Bobi itu adalah senyum yang menjengkelkan karena ada maksud terselubung dalam senyuman itu.

"Hai Bob" ucap Egar basa-basi terhadapku.

"Ambilin gue minum dong, haus" tambah Malik menimpali ucapan Egar.

"Eh gue numpang istirahat ya" ucap Haikal yang membuatku tambah jengkel emang dia kata rumah gue ini tempat penginapan apa. Aku pun pergi meninggalkan mereka tanpa mengucapkan apapun karena malas menanggapinya dan pergi ke kamar mandi untuk melanjutkan aktifitasku yang tertunda.

Selepas Bobi pergi, Malik menemukan handphone Bobi yang ditaruh sembarangan diatas kasur.
"Ini siapa?? Manis banget nih cewek" ucap Malik tampak kaget melihat wallpaper handphone Bobi

"Gula kali manis, sumpah gue jijik lihat muka lo yang mupeng" kata Egar sambil menoyor kepala Malik.

"Syirik aja lu, cocoklah sama gue kalau diajak jalan tuh ibarat susu campur madu, gue susunya dia madunya pas kan hahahaha" ucap Malik sambil tertawa nyaring sehingga mengganggu istirahat Haikal.
"Ada apa sih lo berdua ribut-ribut udah kaya emak-emak yang lagi rebutan baju di midnight sale aja, lagi enak-enak mimpi juga"

"Yeuuh enak aja emangnya gue emak-emak yang lagi cari baju diskonan gede-gedean sampai bela-belain tengah malam rebutan senggol bacok, ngaco kan gue ngomongnya. Emang mimpi apaan lo kal?" Tanya Egar pada Haikal.

"Mimpi ngawinin" jawab Haikal singkat karena nyawanya belum ngumpul semua.

"Ngawinin siapa kal?" Tanya Malik menimpali ucapan Haikal.

"Mimpi ngawinin kucing gue sama kucing tetangga" Seketika Egar dan Malik menoyor kepala Haikal bersamaan sehingga membuat Haikal seratus persen tersadar.

"Yeeeuhhh sarap" ucap Egar dan Malik kompak.

"Cie kompak" detik itu juga Egar dan Malik saling tatap dengan wajah saling merasa geli. "Hahahaha jijik gue lihatnya, btw kenapa lo tadi berdua ribut-ribut?".

"Ini Kal si Malik mupeng liat foto Erlin" ucap Egar sambil menunjukkan foto di Wallpaper handphone Bobi.

"Wah bro gue saranin lo mundur deh! sampai lo embat tu cewek,langsung dijadiin babat lo sama Bobi " kata Haikal sambil menepuk pundak Malik.

" Woi woi santai aja kali gue juga cuma bercanda, mana ada oncom makan oncom. Gue bukan tipekal cowok makan cowok, eh maksudnya teman makan teman bro" Malik membalas ucapan Haikal "Btw tuh cewek siapa? Kok gue gak pernah lihat ya, Bobi juga gak pernah cerita ke gue?".

"Yehhh oncom, mulut lo kan ember lebih ember dari pada perempuan"kata Haikal sambil melempar bantal ke Malik.

"Enggalah, cepet ceritain ke gue".

"Bawel lo lik, udah mirip cewek lagi datang bulan aja. Nih gue ada kiranti mau ga?, tadi gue beli di IndoAlfa buat pereda mules gara-gara kemarin kebanyakan makan rujak. Sekarang sudah gak sakit lagi berkat KIRANTI, terima kasih KIRANTI" ucap Haikal dengan wajah polos tanpa mengetahui manfaat utama kiranti.

"Serius Bego" jawab Malik yang sudah jengkel dengan sahabatnya ini sekaligus geli pasalnya minuman itu untuk cewek yang sedang datang bulan.

"Egar aja yang ceritain".

"Lah kok gue" jawab Egar menimpali ucapan Haikal.

"Kan lo sepupu jauhnya Bobi plus teman dari masih orok" jawab Haikal sekenanya.

"Kan lo juga teman dari SMP nya nyuk" protes Egar.

"SUMPAH DEMI APA, LO BERDUA BULAK-BALIK AJA TERUS SAMPAI POHON TOGE TINGGINYA SEPOHON KELAPA" ucap Malik yang sudah merasa jengkel dengan kedua sahabatnya ini.

Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka, mereka bertiga menoleh ke arah pintu kamar dengan wajah tanpa ekspresi pasalnya orang yang dibicarakan telah ada dihadapan mereka.

FROM BOBITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang