Begitu sampai rumah,Ratih langsung menuju ke kamar tidurnya.Kemudian dia tumpahkan air matanya di bantal.Perasaannya benar benar
Hancur.Betapa tidak,karena apa yang diharapkan hanya mimpi belaka.Tidak bisa digenggam,apalagi diraih.Gilang yang diam diam dicintainya,ternyata tidak bisa memahaminya.Apakah sikapku selama ini tidak cukup dipakai sebagai ungkapan perasaanku?.
Di luar masih saja gerimis.Mendung hitam memayungi langit kota Jakarta.Jalanan basah.Mata Ratih terlihat menerawang jauh.Persoalan cinta memang baru baginya.Baru saja ia ingin mengecapnya,tapi terburu terputus oleh kenyataan yang tak bisa dielaknya.Gilang berduaan menonton film dengan Siska,sudah bisa dijadikan isyarat bahwa hubungan mereka lebih dari sekedar bersahabat.Keyakinan itulah yang menenggelamkan Ratih dalam kepedihan.
Dia merasa kecewa,mengapa Gilang tidak terus terang dari dulu dulu.Ya,kalau saja dia sudah tau bila Gilang sudah punya hubungan dengan Siska,tentu dia tidak akan berharap banyak.Hatinya benar benar kesal,sekaligus sedih.
Suara jendela yang berderit,sempat membuyarkan lamunan Ratih.Setelah sadar,segera dia menghapus air matanya.Tidak adanya kalau aku menangis."Non,apa Non tidak mau makan?"ada suara di depan kamar.
Ratih yakin itu suara Bi Sumi.
Ratih mendesah,kenapa justru Bi Sumi tang memerhatikannya bukan Mamanya.Apakah dia belum makan,atau pun persoalan? Mama cuma sibuk memikirkan boutiquenya."Ayolah Non.Makan sedikit saja.Biar Non tidak sakit,"ucap Bi Sumi lagi.
"Masuk saja,Bi.Jangan bicara diluar seperti itu."sahut Ratih dari dalam kamar.
Baru kemudian Bi Sumi berani masuk ke kamar.Sebagai pembantu,Bi Sumi memang merasa lebih baik menunggu daripada mendahului,yang nantinya membuat tidak senang majikannya.Terlebih Bi Sumi dapat meraba,kalau Ratih ada persoalan,maka dia bersikap hati hati.
"Ada baiknya Non makan.Saya....saya masak sambal goreng ati kesukaan Non,"ucap Bi Sumi sambil bersimpuh di sisi ranjang.Mata tuanya memandangi wajah Ratih yang kuyuh.
Sesaat Ratih berusaha bangkit dari tidurnya.Kemudian mendekati Bi Sumi.Dia tau kalau Bi Sumi ingin menyenangkan hatinya.Untuk tidak mengecewakan Bi Sumi,dia memenuhi permintaannya.Meskipun dia tidak begitu selera untuk makan.Sehabis pulang dari bioskop tadi,dia langsung ke kamar.Sama sekali tidak berminat untuk menyentuh makanan yang terhidang di meja makan.
Akhir akhir ini Ratih memang lebih banyak murung.Tidak seriang dan seceria dulu.Malah dia mulai melupakan anggrek kesayangannya.
Pekerjaan setiap harinya hanya berkubur dalam kamar.Inilah yang mencemaskan Bi Sumi.Bi Sumi ingin membantu tetapi tidak tahu persoalan apa yang tengah dihadapi Ratih.Dia cuma mengira ngira,barangkali ini ada hubungnnya dengan tidak pernahnya Gilang mendatangi Ratih lagi.Bisa jadi Ratih tengah patah hati,begitulah dugaan Bi Sumi.
"Baiklah Bi.Saya mau makan.Tapi Bibi temani yah?"pinta Ratih beberapa saat kemudian."Oh,tentu Non."Bi Sumi begitu riang.Senyum mengembang di bibirnya yang kering.
Dengan ditemani Bi Sumi,Ratih pun akhirnya memyantap makanannya.×××××××××××××××××××××××××
Vote and domentnya diminta.
