Part 3

4 1 0
                                    

        Selamat membaca....

⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐

    Untuk menghibur hati,Ratih memutuskan untuk menonton film di bioskop.Sore itu juga,Ratih pun pergi ke bioskop.Ratih baru saja turun dari mobilnya,sudah disambut dengan gerimis.Setelah mengunci mobil,segera dia memasuki sebuah mall yang ramai.Disana sini terlihat beberapa orang,dengan pakaian beraneka warna dan model.Dia juga sempat melihat sepasang remaja yang masih mengenakan seragam sekolah.Barang kali mereka sekolah sore.Tetapi,kenapa mereka  tidak risih pergi ke tempat umum dengan berpakaian seragam?Kenyataannya seperti itu,sekarang bukan asing lagi bagi mata Ratih.
    Sengaja Ratih tidak meminta Pak Kusno mengantarnya.Dia mengemudiakan sendiri mobilnya.Entah dorongan darimana yang membuat Ratih ingin melihat film di bioskop yang ada di mall sore ini.Barang kali karena terpengaruh oleh promosi sahabatnya.
    Gedung bioskop terletak di lantai lima mall itu,maka Ratih langsung saja menuju ke sana.Gerakan Ratih begitu lincah.Kakinya yang indah dibungkus denagn celana jeans yang agak ketat.Ratih memang gadis yang menarik.Sesekali terlihat beberapa pria menggodanya,atau melihat dengan kagum.Tapi Ratih tidak memperdulikan pujian pujian pria pria itu.
    Segera dia menaiki escalator.Dilepaskan pandangannya pada etalase etalase yang terpampang di sekitarnya.Untuk sesaat,Ratih mulai melupakan kerisauan hatinya.Ya,dia begitu risau memikirkan persoalan yang dihadapi keluarganya.Terutama persoalan yang menyangkut papanya,maupun Galih.Ratih menghela napas untuk mengusir kegelisahannya
    Sampai di ruang tunggu bioskop,Ratih segera mencari tempat duduk yamg kosong.Dia tidak memperdulikan berpasang pasang mata tertuju padanya.Berpasang pasang mata itu seperti keheranan,seakan hendak menghakimi.Gadis secantik dia menonton film sendiri?Apakah belum punya pacar? Jangan jangan dia gadis murahan  yang sedang memasang jerat.Bisa jadi pikiran pikiran seperti itulah yang di dalam benak mereka.
Ratih tetap tenang,tidak begitu menghiraukan.
     Setelah rasa letihnya hilang,segera dia beranjak dari tempat duduknya.Dia melangkah mendekati loket.

"Mau nonton,Ratih? Sapa sebuah suara yang sempat mengejutkan Ratih.Ratih terperangah,sewaktu mengetahui siapa yang menyapa.
Gilang!
Ya,Gilang kini tengah berdiri dihadapannya.Di sisi Gilang ada seorang gadis,yang sebenarnya tidak cantik,tapi cukup menarik.
Gadis itu terlihat begitu dewasa,terlebih dengan rambut yang dibiarkan terurai sampai ke pundak.Serentak jati Ratih terasa panas.

"Heh,mana suaramu Ratih?Apa kamu gadaikan?Atau kamu sedang sakit gigi...?

Gilang memang bisa saja.Dia sempat juga bercanda,meskipun dihadapan wajah Ratih tidak seramah seperti biasanya.Itulah Gilang,tidak mudah terpancing emosinya.
  Bukan sakit gigi!Tapi sakit hati! sungut Ratih dalam hati.

"Kalau nonton,ayo sama sama.Kulihat kamu sendirian."

"Tidak.Saya tidak menonton,kok.Cuma nunggu teman,"sahut Ratih agak gugup sambil melirik ke arah gadis di sebelah Gilang.Dan Gilang yang memiliki kepekaan,bisa menangkap arti lirikan itu.

"Oh iyaa,kenalkan ini Siska.Barangkali Maria pernah bercerita tentang dia."

Kemudian Ratih dan Siska,saling berjabat tangan.Siska menyambutnya ramah,tali tidak demikian dengan Ratih.Senyumnya terlihat seperti dipaksakan.Sorot matanya yang tajam,mengisyaratkan adanya ketidak senangan terhadap Siska.Sebagai gadis dewasa,Siska bisa menangkap itu,meskipun terlihat samar.
    Jadi ini yang namanya Siska,gumam Ratih dalam hati.Dia memang menarik.Meskipun wajahnya tidak seberapa cantiknya,tapi matanya amat bagus.Mata milik orang cerdas.Tajam dan penuh wibawa.Ah,kenapa aku disuguhi pemandangan seperti ini.Memang Gilang amat serasi dengan Siska.Tetapi,apakah aku harus memulus begitu saja perasaanku ini?Ratih masih sibuk dengan perasaan perasaannya sendiri.

"Ratih kenapa kamu tidak pernah lagi datang kerumah?Kamu marah ya?"tanya Gilang tiba tiba,yang membuat Ratih tergagap.

"Tidak.Tidak benar itu.Saya....saya cuman sibuk.Karena akhir akhir ini banyak ulangan,"jawab Ratih memberi alasan.

"Benarkah kamu tidak menonton?Tadi kulihat kamu hendak membeli karcis."

"Saya...saya mau pulang,kok.Ternyata saya sudah nonton,"kembali Ratih berdusta untuk menutupi perasaan yang sebenarnya.

    Hati Ratih benar benar terasa gerah.Rasanya ingin segera meninggalkan tempat itu.Tidak menyangka,kalau ia bakal melihat apa yang selama ini di bayangkan.Sungguh menyakitkan.Hati Ratih seperti tergores pisau tajam.Dia menggigit bibir bawahnya untuk menahan gejolak perasaannya .Apakah aku kurang cantik,sehingga tak mampu menarik simpatik Gilang?Lantas,apalah artinya kebaikan Gilang yang ditujukan  padaku selama ini?Apakah dia tidak bisa meraba perasaanku?
    Tanpa banyak kata lagi,akhirnya Ratih minta diri pada Gilang dan Siska.

"Oke,aku deluan..."

"Kok buru buru?"tanya Gilang.

"Iya,permisi...!"

Ratih meninggalkan tempat itu.Langkahnya begitu tergesa gesa.Hampir saja dia menubruk seorang ibu muda yang sedang menggendong anaknya.Dia segera sampai ke tempat parkir.
Sementara itu,Gilang dari jauh mengawasi dengan heran.Mengapa Ratih tidak banyak bicara?

"Menarik sekali gadis itu,"komentar Siska dengan jujur.

"Ya benar,tetapi kenapa sifatnya berubah?."

"Dia cemburu padaku.Aku dapat merasakannya."
    Gilang tidak menanggapi perkataan Siska.Baru kali ia bersemangat untuk bergurau.
Hatinya rusuh,karena memikirkan sikap Ratih.Biasanya tampil ceria,tapi kenapa tadi terlihat seperti memusuhi?Benarkah dia cemburu,seperti ang dikatakan Siska?Gilang menghela nafas,karena belum juga menemukan jawabannya.

××××××××××××××××××××××××××

Halo semua?
Gimana ceritanya? Jelek yah...
Hua....

Tapi gak papa lah namanya juga pemula.Oh iya jangan jadi pembaca gelap yah.Sisakan tanda berupa vote and coment......

Damai Dalam CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang