Part 2

5 2 0
                                    

     Happy reading gays...

''''''''''''''''''''''''
     Papa Ratih memang keterlaluan sudah punya anak besar,masih saja bermain api dengan perempuan lain.Sebenarnya apa yang dicari Papanya?Begitulah yang berkecamuk dalam hati Ratih.Terkadang dia muak melihat sikap Papanya yang bersandiwara di depannya.Tadi sewaktu makan malam,Papanya berusaha bersiakap manis pada Mamanya.Hal yang amat jarang dilakukan Papa Ratih akhir akhir ini.Dan tentunya melihat perubahan sikap Papanya itu,Mama Ratih merasa senang.Mama Ratih tidak tahu,kalau apa yang dilakukan suaminya itu hanya topeng belaka.Agar tidak ketahuan belangnya Papanya memang berhasil bersandiwara dihadapan Mamanay,namun tidak demikian dengan Ratih.
    Sikap Papa yang berpura pura itulah yang membuat Ratih jengkel.Perasaan meledak.Ingin saja dia menceritakan apa yang dilihat,kalau tidak segera ingat pesan dan saran Bi Sumi.Untuk sementara dia harus memendam perasaanya itu.Toh,kalau terjadi apa apa,dia juga harus terkena getahnya.
    Di luar bertambah larut.Pohon pohon hanya terlihat sebagai bayangan hitam yang berditi dalam gelap.Ratih meyibakkan tirai jendela.Di langit tampak bulan separuh diselubungi awan hitam.Cahayanya demikian temaram,seperti hati Ratih yang diliputi berbagai persoalan.
    Persoalan satu belum selesai sudah meyusul persoalan lain.Ah,apakah hidup ini memang begini?
     Bila direnungakan,idup tak lebih dari rangkaian persoalan yang harus dihadapioleh setiap orang.Persoalan galih belum selesai,lalu menyusul persoalan Gilang,kemudian masalah penyelewengan Papanya.Baginya hidup tak lebih dari beban yang harus dipikulnya.Untuk itu,terkadang dia meraa putus asa bial sudah tidak menemukan jalan keluarnya.Dalam kondisi seperti itu,dulu Ratih biasanya akan mencari pelarian.Untuk menghibur perasaan yang sedang kacau,dia akan pergi ke Discotique.Itu dulu,sebelum Ratih mengenal Gilang.Gilang memang tlah memberi warna lain dalam hidupnya.Lelaki itulah yang selalu mengajaknya untuk melakukan kegiatan rohani.
    Akh,kenapa aku mengingat ingat Gilang.Tidak.Aku harus melulakannya.Dia sudah menjadi milik Siska.Ya,aku tak boleh terlampau mengharapkannya.
Kembali perasaan Ratih berkecamuk tak karuan.Hatinya benar benar risau.Sesekali terlihat dia menghembuskan nafas dengan keras,untuk mengusir kebimbangannya.
    Seperti biasa,kalau Ratih tidak mampu menahan gejolak perasaannya dia berusaha berdoa.Dengan pelan pelan,dia berusaha memusatkan oikirannya.Dia berusaha menenangkan perasaannya.Matanya terpejam,sambol berlutut di sisi ranjang.Setelah itu sunyi.Ratih hanyut dalam doa doa yang diucapakan .Dari bibirnya yamg tipis terdengar,"Tabahkan hati kami untuk menghadapi segala kesusahan kami,dan berikanlah kami terang-Mu,sehingga kami dapat mengerti dan menerima kesusahan kami.Amin...
    Seusai berdoa Ratih merasakan adanya kedamainan yang meyentuh batinnya.Setelah itu,baru Ratih memejamkan mata.Dan dia terlelap tanpa dibebani oleh adanya mimpi.

.....................................................

Kembali lagi readers,
Aku harap yanng baca story ini jangan jadi pembaca gelap.
Kasih vote and comentnya minimal.
    

Damai Dalam CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang