Holdout #4

154 6 0
                                    

"Memulai ketika ingin, dan mengakhiri dikala harus" -Author-

--------++--------

Ara berjalan memasuki gedung fakultas hukum untuk mencari seseorang disana.
Pandangannya terus menyusuri setiap sudut tempat yang ada, namun tak satupun ia menemukan orang yang dimaksud.

Seorang menepuk pundaknya dari belakang.

"Bamas," segurat senyum terlihat di bibir Ara menemukan orang yang dicarinya sedari tadi.

Melihat senyum Ara barusan membuat hatinya sedikit teriris. Tak ingin membuat Ara kecewa, dibalasnya pula senyum yang sedikit dipaksakan oleh Bamas.

"Mas, lo mau nonton gak? Hari ini gue pengen banget nonton." ungkap Ara dengan antusias.

Tidak biasanya Ara bersikap manja seperti ini. Bamas mengenal betul karakter Ara. Melihat wanita itu yang bertingkah aneh, membuatnya sedikit ngeri akan perubahan yang terjadi.
Mungkinkah karena pria itu lagi?

Sebegitu berpengaruhnya kah Narendra merubah Ara menjadi orang yang sangat asing saat ini.

--------++--------

Disetiap langkah Ara, Bamas hanya membuntutinya dari belakang. Melihat perilaku-perilaku yang berbeda dari wanita itu.

"Bamas, sini. Kalo lo di belakang gue ntar dikira bodyguard gue."

Bamas tersenyum kecut membalas pernyataan Ara barusan dan langsung melangkah cepat kesebelah Ara.

Ara langsung mengamit lengan Bamas erat agar tak lagi menjauh darinya. Seperti tersengat listrik, seluruh tubuh Bamas tegang seketika. Tanpa memperdulikan tatapan orang-orang, Ara meletakkan kepalanya di pundak Bamas.

Haruskah Bamas senang? Antara senang dan sakit yang tak dapat dibedakan dalam situasi seperti ini. Menoleh kearah Ara, memperhatikan guratan wajahnya, bahkan kantung mata yang kian hari kian terlihat. Wanita ini.
Seperti kerasukan roh orang lain.

--------++--------

"Jadi, mau makan apa?" tanya Ara sambil membaca menu yang disodorkan oleh si pelayan.

"Samain aja kayak lo."

Setelah memesan beberapa makanan dan minuman, mereka sama-sama diam. Mereka saling menatap, namun tak saling bicara.

"Ra, gue mau.."

"Oiya. Ntar temenin gue beli buku novel, komik, trus majalah-majalah fashion, ya. Gue bosen banget dirumah."

"Ra, elo.."

"Nyokap gue keluar kota beberapa bulan karena sodara gue ada yang sakit. Alhasil gue cuma bertigaan ama bokap trus adek gue itu. Kebayang kan gimana bosennya gue.."

"Ra. Dengerin gue."

"Nggak seharusnya lo kayak gini, Ra. Lo kenapa sih?"

Bamas tahu alasannya, namun ia hanya ingin mendengarnya langsung dari bibir Ara.

Wanita itu hanya dapat diam bingung ingin menjawab apa. Jujur saja, ia sama sekali tak ingin mendebatkan masalah ini dengan Bamas. Ia ingin semua berjalan seperti semula, biarlah Narendra tak datang sekalipun.

MelepasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang