3

577 50 0
                                    

Aku mendengus keras-keras di balik maskerku dan menghampiri cowok itu. "Nih." "Ok."

Hening.

"Terus ukurannya gimana?" " S M L XL?" Aku menoleh sejenak ke arah Nayeon yang berada tidak jauh di belakangku. Tunggu dulu. Apa aku baru saja tersenyum? "L kurasa." "Ok sip." Begitu saja? Ia Pergi begitu saja?? Sok cool banget sih-.-

"Yak! Kenapa tiba-tiba memukulku!?" Aku heran dengan diriku sendiri. Aku menahan senyumku mati-matian sejak tadi, tapi aku merasa kesal. "Hey bodoh. Kamu nggak mau pulang?" "O-oh. Aku duluan." Aku bergegas memasuki bis biru di depanku. "Bagaimana bisa aku punya teman aneh sepertinya?" Samar-samar aku masih mendengar Nayeon yang menggerutu dari halte.



"Aku pulang..." "Sinbi-yaa!" "Oh, unni. Udah selesai kemahnya?" "Ne. Aku juga baru sampai tepat sebelum kamu." Aku melirik 2 bagpacker besar di ruang tamu. "Woo Bin oppa ya?" "Oh, saengiku sudah pulang!" Woo Bin oppa, kekasih kakakku itu berlari dari kamar mandi dan memelukku. "Oppa, kau sudah mencuci tangan kan?" "Tentu saja sudah!" Tiba-tiba telpon rumah berdering. Suzy unni berjalan malas dan mengangkatnya.

"Yeoboseyo, disini kediaman keluarga Hwang."

"Aish eomma... Aku lelah! Minta tolong Sinbi saja ya?"

"Ngarang kamu! Sinbi belum punya SIM! Cepatlahh... Eomma membutuhkannya sekarang!"

Aku terkekeh mendengar seruan eomma dari telepon.

"Arraseo, arraseo. Aku berangkat sekarang!"

Suzy unni meletakkan gagang telpon tak santai.

"Mau kuantar?" "Nggak usah. Kantor eomma dekat sih sebenarnya..." Aku melempar kunci mobil setelah Suzy unni selesai mengikat tali sepatunya. "Aku pergi sebentar!" "Hati-hati unni." "Hati-hati chagi!" "Nee." Unni memasukkan map cokelat - yang ku yakini adalah pekerjaan eomma yang tertinggal- ke dalam tasnya, kemudian masuk ke dalam mobil. Setelah menutup pagar dengan remote, aku mengikuti Woo Bin oppa masuk ke dalam rumah.

"Oppa...lapar." "Aigoo... Kamu mau makan apa adikku?" "Apa ajalah." "Arraseo. Aku gunakan bahan-bahan yang ada di kulkas ya?" Aku mengangguk dan mengeluarkan laptop serta pentabku dari tas sekolah dan meletakkannya di meja makan. Woo Bin oppa sangat pintar memasak dan perhatian. Ia jadi mengingatkanku pada seseorang.

     "Kamu nggambar siapa?" Woo Bin oppa tertawa di sampingku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kamu nggambar siapa?" Woo Bin oppa tertawa di sampingku. Aku kaget bukan main. Kenapa aku malah menggambar cowok sinting itu!? "Kamu masih suka sama si Ketos itu ya?" "Ani!!" "Arra, arra. Yak jangan menatapku seperti itu. Habiskan makananmu dan cepatlah mandi." Uh... Rasanya seperti ingin berkata kasar.

Bukan, bukan. Tentu saja bukan karena oppa. Yah, you know lah. Tiba-tiba saja selera makanku hilang, padahal nasi goreng pedas kesukaanku itu mengepul menggoda. Tck.

Ex Doi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang