Ingin tahu apa balasan orang yang menulis di Buku Merah nya?
Dari Si Kelas Pagi
Jadi kamu adalah murid dari kelas siang?
Ya. Hanya itu.
Dari sekian banyak kalimat yang bisa ditanyakan, entah kenapa Adriana lebih senang jika orang misterius itu berkata, "Berhenti mengganggu penglihatanku dengan menaruh buku jelekmu itu di kolong meja ini. Dasar penumpang tak tahu diri."
Eh? Tidak seperti itu juga, sih.
Ya, intinya kalaupun ia berkata-kata kasar, Adriana jadi bisa tahu kalau ia merupakan sosok manusia yang akalnya lumayan berjalan.
Tidak seperti ini.
Coba bayangkan saja jika kalian menemukan buku yang bukan milik kalian di bawah kolong meja, dan saat itu kalian tahu bahwa ada murid kelas siang yang sedang ketiban sial--maksudku dalam kata lain, ehm, menumpang.
Jawabannya adalah, kalian pasti mengira bahwa buku tersebut adalah milik anak kelas siang, kan? Iya, kan?
Itu yang sedang Adriana pikirkan.
"Ada apa lagi, An?"
Adriana mendengus dan menggeleng.
"Tidak ada."
"Oh, ya sudah kalau begitu," jawab Varelyn seperti tidak benar-benar peduli.
Menatap teman sebangkunya sinis, Adriana kemudian mengutuk Varelyn dalam hati.
Dasar anak kepala sekolah yang kejam!
Setelah berminggu-minggu menumpang di sekolah orang, Adriana baru sadar motif di balik Varelyn yang terus-menerus berkata, "Harusnya kau bersyukur masih tetap bersekolah bla bla" atau "Belajar di siang hari tidak masalah, kok" yang sebenarnya harus ia pikirkan ulang karena--yah, sekolah siang itu sangat memuakkan, for gods sake!
Adriana tak habis pikir bagaimana ayah Varelyn itu memanipulasi kerja otak anaknya agar beranggapan bahwa sekolah siang itu tidak masalah dan malah membawa sisi positif juga keinginan belajar yang meningkat--yang sebenarnya sangat salah menurut pandangan Adriana-- kemudian mencoba menanamkannya kembali di otak Adriana yang tentu saja tidak bisa atau lebih tepatnya tidak akan pernah bisa.
"Aku bertanya-tanya bagaimana ayahmu itu--maksudku, Mr. George," Adriana memperbaiki ucapannya sebelum Varelyn memberikan tatapan tajamnya, "bisa membuatmu beranggapan bahwa sekolah siang tidak akan membawa pengaruh buruk." Adriana memasang wajah jijiknya. "Padahal, kau tahu sendiri, kan? Sekolah siang itu--"
"--Menyedihkan, mengesalkan, membuat amarahmu tak pernah bisa tertahankan, dan juga selalu menganggu jam istirahatmu?" sela Varelyn begitu saja. Mata Adriana berbinar.
"Kau juga berpikir seperti itu!" pekiknya senang.
Varelyn terkekeh dan mengalihkan perhatiannya pada Adriana.
"Tentu saja, An," ucapnya santai. "Kau, aku, dan semua orang yang mempunyai takdir yang tidak indah seperti ini juga pasti sepemikiran denganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Who's Write On My Red Book?
Short Story❝Jadi kamu adalah murid dari kelas siang?❞ ❝Sayangnya sih, iya.❞ ❝Kamu sangat lucu. Aku Aaron, siapa namamu?❞ ❝Aku Adriana. Senang bisa 'berbicara' denganmu.❞ ❝Yeah, aku juga begitu.❞ Percakapan itu tidak terjadi secara langsung. Mereka saling menul...