3. Kencan & Pernyataan Yang Pahit

618 25 11
                                    

"Pril" Ucap Ali membuka pembicaraan.
"Hemm" Jawab Prilly singkat dan masih memakan ice cream miliknya

"Apa kamu siap?" Tanya Ali ragu
"Siap untuk apa?" Tanya Prilly balik.

Apa coba maksud ali menanyakkan siap atau engga kepada prilly? .

"Apa kamu siap kalo aku milikin kamu secara sah?"

"Maksud kamu apa? Aku sama sekali gangerti?".

Prillypun menghentikan makannya. Karna sepertinya ia kaget dengan pertanyaan ali yang seperti itu. Prilly sebenarnya mengerti maksud ali tapi mungkin dia masih ragu dengan pendengarannya. Dan dia mulai fokus mendengarkan ali berbicara dan tidak memperdulikan ice creamnya yang sudah mulai mencair dan makanannya yang sudah mulai dingin apalagi ice cream dan makanan milik ali. Ice cream dan makanan tersebut tidak sedikitpun dicicipi olehnya.

"Kamu siap kalo aku hari ini ngelamar kamu dan kita langsung menikah?"

"Apa maksud kamu ngomong kaya gitu?"

"Pril, aku cepat2 disuruh nikah sama orang tua aku. Kamu tau sendiri umur aku sekarang berapa. Kalo aku nunggu kamu lulus 2/3 tahun lagi pasti aku udah dijodohin sama orang tua aku".

Tak terasa air mata prilly pun jatuh dan membasahi pipi milik si mungil prilly. Kata2 ali sepertinya sudah membuat dia menitihkan air matanya. Dia bingung memilih diantara dua pilihan. Dia tidak mungkin menerima ajakan ali karna dia masih ingin sekolah dan dia juga masih dibawah umur. Tapi disisi lain dia cinta dengan ali. Dan dia juga tak rela kalau ali jadi milik orang lain.

"Pril ko kamu nangis? Maafin aku kalo aku udah lancang ngomong kaya gini sama kamu. Tapi aku gaada pilihan lain"

"Kak, aku seneng kamu mau ngelamar aku, tapi aku gabisa buat sekarang, kamu tau aku masih sekolah. Dan aku gamau ninggalin sekolah aku" Ucap Prilly masih dengan air mata yang terus mengalir sesekali ia juga menyerka air matanya tapi air matanya itu tak henti2nya keluar

Alipun menggenggam erat tangan prilly yang duduk dihadannya itu. Dan alipun menghapus air mata prilly menggunakan tangan kanannya sedangkan tangan kiri ali masih menggenggam erat tangan prilly.

"Dann... aku gamungkin ngelangkahin kakak aku, daddy dan mommy pasti gasetuju. Kak ricky udah cukup umur banget buat membentuk rumah tangga. Sedangkan aku, aku belum pantes buat ngelakuin itu semua" Lanjut Prilly

"Pril, aku sayang sama kamu. Aku pengen yang jadi ibu dari anak2 aku itu kamu. Tapi aku gapunya harapan banyak sama kamu pril. Aku tau kalo kamu emang belum cukup umur. Tapi aku harus nikah ditahun2 ini. Aku engga tau harus gimana sekarang" Ucap Ali

Prilly POV

Hiks... hiks. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku gabisa nerima lamaran kak ali buat saat ini. Aku juga harus memikirkan masa depan dan sekolah aku dulu. Dan aku yakin daddy sama mommy pasti engga setuju kalo aku harus menikah di tahun2 ini, walaupun papanya kak ali temen baik daddy tapi itu tidak menjamin daddy bakal setuju kalau kak ali nikahin aku diumur aku yang sekarang ini. Apalagi sama kak ricky. Biarpun dia kakak yang paling ngeselin tapi dia itu kakak aku juga kakak kandung aku. Aku gamungkin ngelangkahin dia. Aku gamau dia berfikir bahwa aku ngeledek dia dengan umur dia yang bisa dibilang sudah matang tetapi belum juga menikah. Tapi aku. Aku yang pacaran saja belum pantas tapi udah mau diajak nikah. Yatuhan bagaimana ini? Aku benar2 bingung dengan semuannya. Batinku

"Pril kalo memang kamu belum siap. Aku gabisa apa2. Aku harus nerima kenyataan kalo aku harus menerima perjodohan yang udah dibuat sama orang tua aku" Ujar Kak Ali.

Pernyataan yang kak ali bicarakan itu benar2 membuat hatiku sakit. Aku tak tau harus apa sekarang. Aku gamau melihat kak ali jadi milik orang lain. Aku benar2 bingung sama semuanya. Semoga ini hanya mimpi. Tapi gamungkin ini sepertinya memang nyata. Kepedihan yang aku rasakan ini sangatlah nyata dan membuat batinku perih. Air mataku gabisa aku bendung lagi. Aku ga kuat dengan semua ini.

 Beda UsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang