Christina's POV
"Kenapa tadi aku jadi malu ketika melihat kak sarfaraaz? Padahal sebelum-sebelumnya biasa saja. Apa mungkin?"
tiba-tiba terdengar suara"christin! Chritina mereu! Cepatlah turun"
teriakan suara seorang yang sepertinya aku kenal telah membuyarkanku dari pergulatan dengan pikiran yang tak kunjung menuai hasil,
"ah kakak!" Ketusku dalam hati yang tak lain adalah suara kakakku luigi.
"Ada apa kak?" "Kau jemput mama di rumah temannya ya, kakak ada kerjaan" "jam berapa mama pulang?" Tanya ku penasaran "sekarang christin" "yaudah aku berangkat sekarang"
Berangkatlah aku menjemput mamaku yang memiliki nama lengkap Mona elizabeth di rumah temannya.
setelah aku menjemput mama, aku pun bercerita selama perjalanan pulang"ma, tadi ada kak sarfaraaz ke rumah, dia baru datang dari Indonesia"
cakapku pada mamaku, "iya kah? Mama belum ketemu sama dia, sudah pulang belum?" Tanya mama "sudah tadi diantar sama kak luigi ma" "yah, yasudahlah"
kecewa. Itulah yang dirasakan mama ketika mendapati kak sarfaraaz sudah tidak ada dirumah kami.
"Masih ada hari panjang ma, kak sarfaraaz bakal main ke rumah pasti." Kataku menyemangati mama yang terlihat lesu. "Christin besok masuk kuliah jam berapa?" "Jam 10 ma, kenapa?" "Besok antar mama ke rumah sakit ya, mama mau jenguk teman mama yang lagi sakit jam 8" "sendiko dawuh kanjeng ratu"
celetukku asal dan pecahlah suasana dalam mobil dan mamaku tertawa bersamaan denganku.Keesokan harinya...
"Christin! Esmeralda christinaaa mereu.... Cepat bangun, katanya mau anter mama"
aku pun yang merasa terusik tidurnya, tidak menghiraukan suara-suara yang masuk ke telingaku yang berasal entah dari mana. Suara itu terus bergemuruh, bagai petir menyambar ditengah badai lautan yang menenggelamkan kapal-kapal pemburu paus moby dick. Tak hanya suara-suara itu, aku pun terasa ada goncangan yang seketika berhasil membuat mataku terbuka walau hanya sedikit, dan aku melihat asal dari gangguan-gangguan itu yang ternyata adalah mamaku. Astagaa mamaku? Mataku pun langsung terbelalak melihat jam yang menunjukan pukul 7.30am dan aku pun langsung beranjak dari ranjangku tanpa menghiraukan mamaku dan langsung bergegas mengambil towel, dan langsung mendarat dengan cantik di dalam kamar mandi.
"Mama tunggu di luar ya" "iya maa....." Teriakan ku dalam kamar mandi terdengar bagai gema di sebuah lembah, tapi terdengar biasa saja oleh orang yang berada diluar.
Setelah beberapa saat aku selesai mandi, dan mengenakan pakaian, menaruh barang-barangku di dalam tas, karena nanti aku akan langsung berangkat ke kampus dari rumah sakit. Aku berkuliah di bidang culinary art di Institute of culinary art Italy. Aku mengambil jurusan Professional kitchen bussiness management.Rumah sakit...
"Teman mama sakit apaan?" "Dia kena Typhus, udah seminggu kata keluarga nya" "oh, semoga cepat sembuh ya ma"Aku mengikuti mamaku ke dalam kamar pasien yang bertuliskan 'autumn room' disana terbaring wanita seumuran dengan mamaku dengan jarum infus yang menancap pada tangannya. "Ya ampun kasian sekali wanita itu" batinku, disana hanya ada seorang anak lelaki seumuranku yang menemani nya. "Anaknya mungkin" kataku lirih dalam hati. Mungkin dia seumuranku jika dilihat dari postur dan wajahnya.
"Hai, aku Francesco mario" sambil menyodorkan tangannya, dia menyalamiku. "Esmeralda christina mereu" balasku sambil bersalaman dan membalas senyumannya.
Refleks aku langsung memberikan setumpuk buah yang ada dalam parsel genggamanku.
"Ini buah buat ibu mu, semoga lekas sembuh" "aah, thanks mereu" "call me christin" "okay, thanks christin"Setelah perkenalan singkat itu, aku memandang keluar jendela dan melihat kota vinci dari atas lantai 5 rumah sakit nampak begitu padat, dan secara tak sadar dalam pikiranku pun terlintas bayangan seseorang, seseorang yang telah membuatku bingung dengan apa yang terjadi padaku tempo hari, "kak sarfaraaz" batinku.
Aku pun mulai penasaran dengannya, dan mulai memikirkan tentangnya, apa saja yang dilakukannya? Ah, kenapa aku jadi kepikiran terus?
Tiba-tiba aku merasakan sesuatu dalam pundakku, tangan? Iya tangan, ini tangan seseorang, dan aku refleks menoleh kebelakang."Christin, sedang apa kau? Katanya kau mau berangkat kuliah?"
Ternyata adalah mamaku yang menepukku."Jam berapa ini ma?" "Sekarang jam 9.30am" "astagaa, mama si nggak ngingetin. Yaudah christin berangkat dulu" "nanti mama jemput jam 4.30pm ya, kau pulang jam 4 sore kan?" "Iya ma, nanti aku jemput"
Ternyata lama juga aku melamun. Aku pun langsung mengambil tas ranselku, menyalami mario, dan langsung bergegas kebasement dan masuk dalam mobil.
Aku pun sampai tepat waktu sebelum pelajaran di mulai.4.00 P.M
Hari ini benar-benar hari yang melelahkan.
Dan juga sekarang masih harus menjemput mama.
Bongkahan besi itu mulai menunjukan suara geramannya, dan aku mulai menjalankan kereta besi ini langsung mengarah ke rumah sakit.
Aku pun lekas mencari mamaku di sini, dan aku bertemu dengan sosok pemuda, pemuda yang sepertinya aku mengenalnya."Hi chris, mau menjemput mama mu?" Tanya pemuda itu, ah siapa sih? Aku melupakan namanya.
"Dia masih ada di ruangan tempat ibu ku dirawat, kau baru pulang kuliah? Kau kuliah dimana?"
"Ah, aku, iya barusaja pulang dari kuliah.
Aku kuliah di Institute of culinary art Italy" balasku dengan tersenyum."Disitu kah? dekat dengan tempat kerjaku, aku barista di 'café la marzocco' mampirlah kalau ada waktu"
"Baiklah, akan kuusahakan, aku duluan ya" "okay chris"
Dia meninggalkanku dengan senyuman lebar yang terukir di wajahnya, dan aku langsung menuju ruangan tempat ibu mario di rawat.
Dan aku pun masuk lalu mengajak ibu ku pulang, karna aku sangat lelah dengan kegiatan kampus hari ini."Tante, saya dan mama pamit pulang dulu ya, tante semoga cepet sembuh."
"Maria, cepet sembuh ya, aku pulang dulu." "Iya mona, makasih udah jenguk. Dan christin juga makasih."
"Ah, senyuman itu mengingatkanku" batinku. "Iya tante maria, sama-sama"Lalu kami berjalan menuju mobil, dan pulang kerumah.
.
.
.
Hola readers, sorry baru sempet update.
Gimana pendapat kalian?
Ini part agak absurd ya?
Btw itu di mulmed foto dari si christin.
Tinggalin vote and comment ya
Thank youFaafa
KAMU SEDANG MEMBACA
A journey of the coffee bean
RandomSeperti sebuah kopi, terasa pahit jika hanya dilihat dari luarnya, tetapi kau akan menemukan jutaan manifestasi ketika menyesapnya.