Introducing

95 11 2
                                    

Dia, Sarfaraaz ahmad. Mahasiswa, yang mendapat beasiswa untuk meneruskan kuliah bidang arsitektur di sebuah universitas ternama di kota itu.

Author's Pov

"Sarfaraaz!" terdengar suara teriakan di depan pintu masuk bandara, "oh hi luigi!" Sambil melambaikan tangan, Sarfaraaz pun membalas teriakan itu yang ternyata adalah temannya, Luigi Mereu. Dia adalah teman sekaligus sahabat Sarfaraaz dari awal dia menginjakan kaki di negri tempat asal pizza itu.

"tu torni a casa per un lungo periodo di tempo, i tuoi amici qui attendono" (lama sekali kau dirumah, temanmu disini lama menunggumu) sarfaraaz pun membalas "ah, ho altre cose nel mio paese" (ah, aku ada urusan lain di negara ku).

Setelah perbincangan selamat datang yang cukup menguras kadar hidrogen, mereka lalu pergi dari bandara dan tiba-tiba sarfaraaz meminta berhenti di sebuah tempat.

"Luigi, Aku ingin ke tempat itu sebentar"

Gerakan telunjuk sarfaraaz mengarahkan mereka di sebuah coffee shop tua di daerah itu, nuansa klasik ala abad pertengahan, design interior bercorak putih dengan tembok tanpa semen, tiupan dari saxophone sang artis ibukota, dan tentunya aroma khas kopi yang menjadi final dari serangkaian hal yang menentramkan jiwa.

"Selamat datang di café La marzocco" senyuman khas dari sang waitress itu membuat pesona tersendiri pada para tamu yang datang, "silakan duduk disini mr.", "sarfaraaz", "mr.sarfaraaz, mau pesan apa?" , "1 hot cappucino, dan temanku ini pesan" , "ice con panna"

Celetuk luigi yang mendahului ucapan sarfaraaz, "baik, tunggu sebentar mr. Sarfaraaz"

Setelah waitress tadi pergi mereka pun berbincang mengenai segudang proyek yang sedang mereka kerjakan untuk keperluan kampus dan juga proyek perusahaan tempat mereka bekerja.

"Jadi bagaimana mengenai proyek yang kemarin?" Sarfaraaz pun menjawab "chill bruh, sudah 90% jadi, tinggal serangkaian finishing saja" Tak terasa pesanan mereka pun datang. "Hot cappucino, dan ice con panna. Silakan dinikmati mr.Sarfaraaz" ucap sang waitress lalu sarfaraaz pun membalas nya "Thanks"

Dan mereka berdua melanjutkan perbincangan. "Sarfaraaz, apa kau tak capek hari ini baru sampai dan besok langsung berangkat kuliah, dan kerja" "tenanglah luigi, kau bicara seperti itu seperti baru mengenalku saja, lagian kita juga udah ngerasain libur panjang dan kompensasi dari perusahaan" kata sarfaraaz sambil menyesap cappucino nya
"Baiklah, jika itu katamu" balas luigi yang terlihat menikmati ice con panna nya.

Sambil mereka menikmati kopi dan melontarkan berbagai percakapan tak jelas yang membuat mereka berdua tertawa bersama sampai pada akhirnya minuman mereka telah habis, dan segera mereka pun beranjak dari tempat duduk kemudian pergi ke kasir untuk membayar minuman mereka dan tak sengaja mata sarfaraaz bertatapan dengan bungkusan di etalase yang bertuliskan 'single origin coffee wamena Indonesia' sarfaraaz pun bertanya pada penjaga kasir,
"permisi, apakah ini asli dari Indonesia?" "Iya mr. Itu baru sampai kemarin, kami baru membelinya dari distributor Indonesia, kopi Indonesia cukup tenar disini"
"oh begitu, aku ambil 500gr. Berapa total semua dengan pesananku?"
"Total semua jadi 65 euro mr."

"Wow!" Tak disangka kopi Indonesia begitu mahal disini."

Teriak sarfaraaz dalam benaknya. Kemudian setelah sarfaraaz selesai membayar mereka berdua pun pergi dari tempat itu dan melanjutkan perjalanan ke rumah luigi, di sana sarfaraaz pun disambut hangat oleh keluarga luigi, dan adiknya yang bernama Esmeralda christina mereu.

"Aah sarfaraaz! Baru datang dari Indonesia ya" kata seorang pria paruh baya dari ujung pintu yang notabene adalah ayah luigi, namanya adalah christoper montana mereu.

"Iya paman, lelah sekali aku selama perjalanan, tante mana?" "Tante baru keluar menghadiri acara reuni sekolahnya, istirahatlah dulu. Christin, buatkan minuman buat sarfaraaz, kasian dia kecapekan."
"Iya ayah"

Ucap christina sambil tersipu malu karena melihat tatapan sarfaraaz.

"Tak usah repot-repot lah paman, aku bisa buat sendiri." "Eh jangan begitu faraaz, kau kan tamu disini."

Kata ayah dari keluarga mereu membalas sarfaraaz. "Ini kak minumannya"
"thanks christin"

Tak sengaja mata mereka bertemu, dan muncullah semburat merah di wajah mereka masing-masing.

"Sarfaraaz, habis ini kau mau kemana?" Tanya luigi.

"Aku mau menaruh barang-barangku dulu dirumah, banyak banget ini"
"habis ini aku antar kau kerumahmu, istirahatlah dulu sebentar dirumahku."
"Haha, baiklah."

Setelah berbagai perbincangan kecil, sarfaraaz pun diantar oleh luigi kerumahnya yang hanya berjarak beberapa kilometer dari rumah luigi.

"Thanks luigi, jgn lupa tidur besok kuliah jam 9 dan setelah jam makan siang kita ada meeting dengan vendor."
"Aye aye captain!"
"Haha, yasudah sana pulang. Sampaikan terima kasihku sama keluargamu"
"okay brother, istirahatlah"

Setelah luigi pamit pulang, sarfaraaz pun membongkar barang-barangnya dan menaruhnya dalam rumahnya, rumah bergaya klasik minimalis, dinding kaya akan warna coklat kayu. sarfaraaz pun mengambil biji kopi yang di belinya saat di coffeeshop tadi dan kemudian menyeduhnya dengan menggunakan alat v60 yang jarang dia gunakan, selesai itu dia kemudian menyandarkan dirinya di depan perapian sambil menyeduh kopi yang barusan dia buat.
.
.
.
Hi everyone, jumpa lagi. Akhirnya aku putusin ini cerita bakal lanjut. Tapi update nya kalo pas aku lagi gak kerja atau pas senggang, jd bakal slow update, tapi diusahain update a.s.a.p
Itu yg di mulmed perwujudan dr sarfaraaz.
Gimana ceritanya menurut kalian? Bagus nggak? Kasih vote dan comment nya ya.
Thank you

Faafa

A journey of the coffee beanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang