My Beautiful Pianist [1/1]

49 5 2
                                    

"Rey, mau kemana?" tanya Anton.

"Mau ke perpus. Kenapa, Ton?"

"Perpus, Rey?" tanyanya dengan mengangkat salah satu alisnya yang hitam.

Iya, aku memang jarang sekali ke perpustakaan. Bahkan bisa dibilang hampir tidak pernah, dan ini kali pertamanya aku pergi kesana. Kalau tidak gara-gara tugas dari Pak Abdi dosen musikku, aku tidak akan pernah mengunjungi perpustakaan yang ada di kampus ini.

"Serius? Gak biasanya kamu pergi kesana. Ada tugas yang berat, ya?" tanyanya lagi.

"Iya, dari Pak Abdi. Aku dihukum oleh beliau, karena dua hari yang lalu aku lupa menyerahkan tugas kepada beliau." Jelasku kepada Anton.

Anton hanya membulatkan mulutnya membentuk huruf O. Ktinggalkan Anton sendiri di kantin, kususuri koridor universitasku yang ramai oleh anak-anak yang mulai berhamburan keluar kelas.

Bruuukk.

"Aduh."

"Maaf, saya tidak sengaja." Ujarku, dengan mengulurkan tanganku kepada seorang perempuan berambut panjang yang tidak sengaja aku tabrak dan dia terjatuh di depanku.

"Oh, iya. Gak apa-apa kok." Jawabnya dengan membersihkan celananya yang sedikit kotor.

Dia masih membungkukkan badannya membersihkan celananya. Aku menunggunya berdiri, karena merasa tidak enak jika langsung ku tinggal begitu saja. Dia berdiri dan tersenyum kepadaku. Cantik, batinku. Aku masih terpaku, pandanganku tak bisa lepas darinya. Terhanyut dalam senyumannya yang indah.

Perempuan pemilik iris mata berwarna hazel itu menatapku, "Hei, kamu kenapa? Kok diam aja dari tadi?" Tanyanya yang sukses membubarkan lamunanku.

Aku tersenyum, "Tidak apa-apa. Oh iya, ada yang sakit? Ada yang lecet?"

Lagi dan lagi dia menyunggingkan senyumnya, "Tidak. Tidak ada yang lecet kok."

Aku tersenyum lega, "Astaga, hampir saja lupa." Pekikku seraya menepuk keningku. "Kalau begitu saya mau ke perpus dulu, ya. Maaf telah menabrakmu."

Dia mengangguk pelan, "Iya, tidak apa-apa." Dan tersenyum lagi.

Oh, Tuhan. Senyuman itu lagi. Aku pun bergegas pergi ke perpustakaan, segera mungkin mencari bahan presentasi untuk tugas Pak Abdi.

oOo

Aku adalah Rey, Reynald Adrian Kusuma. Salah satu mahasiswa di G Academy of Music. Darah musik sangat kental dikeluargaku, Kakekku adalah seorang pianist. Ibuku seorang violist. Ayahku bukanlah seorang musisi seperti Ibu ataupun Kakek, namun Ayahku juga penikmat musik. Terbukti dengan banyaknya koleksi piringan hitam yang saat ini masih tersimpan rapi di almari yang berada di ruang keluarga rumah kami. Sedangkan aku adalah seorang guitarist, juga salah satu anggota band G Band.

Band ini digawangi oleh Dio drummer, Anton bassis, Bintang vocalist, dan aku sebagai guitarist. Band ini telah menorehkan beberapa prestasi gemilang, diantaranya adalah The Best Band of The Year tingkat Universitas, Juara 1 Lomba Band Akustik, Juara 1 Festival Band di Surabaya.

Pagi ini tak seperti pagi-pagi sebelumnya. Dimana aku sangat malas sekali pergi ke kampus dan lebih memilih pergi ke studio musik, dimana aku paling malas untuk bangun pagi, dimana aku sering membolos saat kuliah berlangsung. Namun, kali ini tidak! Aku merasakan diriku mulai berubah. Berubah? Karena apa? Entahlah. Aku bangun lebih awal, mandi, dan segera mengganti bajuku.

Setelah semuanya terasa lengkap, aku mulai berjalan meninggalkan kamarku dan menuju garasi. Mengendarai motor sport yang kudapat dari hasil jerih payahku sendiri. Kutancap gas, memecah keramaian ibukota negeri ini. Kurang lebih 20 menit aku telah sampai di tempat parkir kampus. Kuparkir motorku dan menuju perpustakaan. Dari jauh aku melihat seorang perempuan yang tak asing bagiku. Aku berjalan menghampirinya.

My Beautiful Pianist [1/1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang