The Crazy Best Friend

6 0 0
                                    

A/n : hello readers, selamat membaca cerita baruku. Aku mendapat ide untuk menulis cerita ini setelah aku menonton film Dance Camp dan ide untuk menulis cerita ini makin matang. Selamat membaca, hope you like it! :)

______________________________________
Kringggg.....

"Baiklah, kelas hari ini selesai, sampai bertemu setelah liburan musim panas selesai! Have a blast summer holiday!" Ms. Weber mengakhiri pelajaran dengan suara yang melebihi oktaf biasanya.

"Hei, Lou, kita akan memulai liburan musim panas kita!! Yayyyyy..." aku melihat ke arah teman sebangku ku, Celine Johanson, yang sepertinya sudah merencanakan kegiatan selama musim panas. Well, tidak masalah ia membuat rencana dari A sampai Z selama rencananya tidak melibatkanku, sayangnya rencana yang disusun olehnya selalu melibatkanku.

Aku memutarkan badan ke arahnya, "Berapa banyak gula yang kau konsumsi saat istirahat tadi?"

"Tidak bisakah kau mencium bau kebebasan di udara? Uhhh..." katanya sambil menghirup udara dalam-dalam. Drama queen.

Aku melihatnya sekilas, berusaha menghiraukannya dan langsung mengambil tasku dan berjalan keluar kelas. "Sampai nanti Ms. Weber." Kataku saat melewati meja Ms. Weber.

"Lou!!!" Teriak Celine yang mengejarku.

Aku berhenti di depan lokerku untuk mengambil beberapa tugas yang harus ku selesaikan selama liburan musim panas. Saat aku akan membuka lokerku, selembar kertas dikibarkan di depan wajahku.
"Celine, bisakah kau singkirkan kertas itu dari wajahku?" Kataku dengan kesal.

Akan ku ceritakan sedikit mengenai Celine dan bagaimana kisahnya aku bisa bersahabat dengannya. Aku bertemu dengannya saat masih di taman kanak-kanak, kami satu sekolah. Awalnya aku menganggap dia sebagai anak yang aneh, ia selalu menatap orang dengan serius dan terlihat seperti mainan robot kelinci yang memiliki baterai penuh. Hari itu aku ditantang oleh temanku, Katherine Spencer, aku yang tidak mau kalah pun menerima tantangan bodoh tersebut.

***
"Lou! Kau aku tantang untuk memakan pasir di kotak pasir itu!" Kate menantangku. Meskipun masih kecil Kate dapat dikategorikan sebagai manusia paling menyebalkan dan egois yang pernah hidup. Dia kira bahwa dirinya adalah Barbie.

Ew.

"Kalau kau memakan pasir itu, sedikit saja, kau boleh menjadi temanku dan kau akan menjadi gadis terkeren di sekolah ini, seperti aku!" Sambungnya dengan tersenyum lebar namun mengerikan sambil memainkan rambut pirangnya.

Seperti pemikiran anak usia 4 tahun yang menyukai tantangan, aku menerima tantangan tersebut.

"Baiklah! Siapa takut? Aku akan menjadi lebih keren dari mu!" Kataku dengan sombong dan menerima tantangannya. Aku berjalan menuju kotak pasir dan mengambil segenggam pasir. Dari belakang aku mendengar Kate yang tertawa kecil.

"Lihat ini!" Kataku dan memasukan pasir itu ke mulutku. Ugh. Apa yang aku pikirkan sehingga menerima tantangan bodoh ini?

"Kalau kau makan, aku juga akan makan. Kita akan memakan pasir ini agar menjadi keren!" Ku dengar suara Celine dari sampingku yang sudah mengambil pasir itu dan segera memasukannya ke mulutnya.

Aku melihatnya dengan mata terbelalak yang tak lama kemudian diikuti suara tawa keras Kate. Saat hari itu juga aku dan Celine menjadi 'sahabat' dan menandai Kate sebagai murid yang harus dijauhi. Kami menghabiskan waktu 5 hari di rumah sakit akibat tragedi pasir itu. Miris.

***

Sejak saat itu Celine dan aku selalu menjadi team. Bahkan kami selalu bersekolah di tempat yang sama.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 26, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I Love The WayWhere stories live. Discover now