"weekend nih Ra, kita mau kemana hari ini?" kata Danny penuh semangat sesaat sesampainya ia dipersilahkan masuk oleh Tiara ke ruang tamunya.
Ya, hari ini adalah hari sabtu sore, malam minggu. Seperti biasa Danny dan Tiara akan menghabiskan waktu bersama. Terkadang mereka akan jalan dan diikuti oleh makan malam di daerah Kota Kasablangka, menonton film baru yang tengah diputar di bioskop, atau terkadang juga Danny dan Tiara akan berburu midnight sale disalah satu pusat perbelanjaan di Jakarta.
"hari ini aku ada jadwal meet up sama sahabat ku, mau nemenin?" Tiara mengamit lengan Danny yang kini duduk di sofa. Danny hanya tersenyum simpul dan mengacak rambut Tiara dengan sayang. Seperti kebiasaannya.
"sahabat kamu yang mana? Kan mereka satu fakultas sama kamu, perlu meet up juga?"
"yeee.. emang sahabatku cuma geng rusuh yang ada di kampus?" Tiara tersenyum jumawa sehingga terkesan menyombongkan diri karena sahabatnya banyak. Danny tergelak melihat ekspresi gadisnya ini. Yang di maksud Tiara geng rusuh adalah teman-temannya yang tempo hari menemaninya di kantin ketika menunggu Danny. Ada Lius yang gampang sekali melontarkan guyonan, ada Debby yang suka sekali tertawa terbahak-bahak. Kadang hal yang biasa -yang jauh dari kata lucu pun-ia akan tertawa. Ada juga Fanni teman semejanya, ada Febry yang gemar sekali bercerita panjang lebar tanpa jeda, ada Michelle yang susah sekali menahan tawa, ada Shonia yang dengan bijaknya mampu memberi petuah-petuah tentang segala hal, ada Lukki yang kelihatannya cuek namun adalah orang yang paling peka, ada juga Alen yang jauh lebih dewasa dari umurnya yang kelihatan, dan terakhir ada Richard dan Toni yang juga bisa melucu namun jauh dari kata lucu. Jayus lebih tepatnya. Tiara sangat bersyukur memiliki mereka semua. Mereka selalu menampung segala macam emosi yang Tiara miliki. Segala keluh kesah dan cerita bahagianya, ia bagi kepada seluruh sahabatnya itu.
"nah trus? Yang mana dong?" Danny tampak mengingat-ingat semua teman-teman Tiara yang sering diperkenalkan kepadanya.
"aku belum pernah kenalin dia ke kamu sayangg" Tiara tersenyum manis, seakan tahu apa yang sedang dipikirkan Danny. Danny hanya tersenyum masam karena isi kepalanya diketahui dengan mudah.
"namanya Theresa. Dia sahabatku juga, dulu satu sekolah juga sama sahabatku dikampus. Cuma si Theresa ini ambil jurusan Psikologi di kampus lain. Ga bareng gitu sama aku dan yang lain" Tiara menjelaskan siapa yang di maksud sahabatnya itu. Danny hanya mengangguk-angguk paham.
"eh, kamu mau minum apa?" Tiara beranjak berdiri dari sisi Danny dan pergi ke dapur yang terletak di belakang ruang makan, diikuti oleh Danny.
"apa aja deh, yang penting dingin" Sahut Danny sekenanya. Ia duduk diatas bangku tinggi yang terletak didapur. Tiara membawa dua kaleng softdrink dari lemari es dan duduk disamping Danny. Ia mengulurkan satu.
"nih" Danny menerima uluran softdrink itu dan membukanya, ia bukakan pula milik Tiara agar dengan mudah gadisnya itu menenggak isinya.
"makasihhhh" Gumam Tiara disertai anggukan Danny. Terkadang, hal-hal kecil yang dilakukan Danny hampir selalu membuatnya senang. Membuatnya merasa diprioritaskan. He treats me like a queen kata Tiara saat menceritakan perihal Danny kepada teman-temannya.
Danny melihat ke segala sudut rumah Tiara, baru sadar jika suasana sepi. Tak seperti biasanya. Tiara masih asyik menenggak minuman kaleng dinginnya.
"Mama papa kamu kemana Ra? Tumben sepi" Danny kembali menoleh kearah Tiara yang berada tepat disampingnya. Tiara hanya mengedikkan bahu.
"tadi katanya ada undangan makan dari temen kantor papa di hotel mana gitu. Lupa. Kalau si Inem palingan lagi ngerumpi di tetangga sebelah" Danny hanya tersenyum mendengar penjelasan Tiara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI (ON HOLD)
RomanceSebagai manapun usaha untuk menjaga, jika memang sudah tak cinta, kita bisa apa? Selamat menikmati cerita tentang sebuah kepercayaan yang dihancurkan sehancur-hancur nya.