Flirts #6: True Love's Kiss

3.2K 96 9
                                    

CAKKA

Gue males banget berada diacara kayak gini. Harus memakai pakaian formal dengan senyum palsu kepada orang-orang yang datang. Ya... acaranya bokap gue siapa lagi. Bokap gue buka cabang restorannya yang baru. Kali ini restoran masakan Korea yang udah terkenal di Korea. Dan ia mencoba membukanya di Indonesia.Banyak undangan yang datang baik tamu dari Korea maupun teman-teman bisnis bokap di Indonesia. Oh ya, bokap gue itu pengusaha food and beverage. Punya banyak restoran ternama baik di Indonesia maupun di luar negeri. Dan gue dan kakak-adik gue katanya harus meneruskan usahanya itu. Hueeek. Gue nggak mau sama sekali. Gue lebih tertarik kalau usahanya dibidang otomotif. Kayak motor sport gue. Sssst... jangan bilang-bilang ya. Sejauh ini motor sport gue itu tanpa sepengetahuan bokap-nyokap gue. Uang dari mana gue bangun itu?

Itu pengorbanan! Uang-uang jajan gue, gue tabung. Dan sebagian gue pura-pura mau beli ini-itu sama bokap padahal gue sedang usaha untuk membuat motor sport.

Lagipula di keluarga gue, nggak cuma gue kan pewaris perusahaan bokap? Ada Kak Giorgino dan Difa. Jadi nggak usah dong dibebanin sama gue yang kayak beginian. Sekarang gue, Kak Gino dan Difa lagi bareng nyokap bokap kita yang sedang asyik bicara dengan rekan bisnisnya.

"Wah...beruntung sekali punya tiga jagoan," kata Bapak itu yang gue nggak tahu siapa.

"Kamu juga beruntung kok punya anak-anak yang cantik," kata bokap gue.

"Tapi...lebih keren kalau punya tiga jagoan yang bisa meneruskan usaha, haha... gimana kalau kita jodohin anak kita?" tawar bapak itu.

What? Jodohin? Gue nggak mau! Lo aja kali gue nggak. Masih jaman jodoh-jodohan?

"Bisa diatur itu. Kalau kamu diantara tiga putra saya. Siapa yang bisa bersanding dengan anak kamu? Yang sulung, tengah atau bungsu," tanya bokap gue seenaknya.Gue dan kakak-adik gue cuma bisa senyum masem-masem.

"Kayaknya yang sulung," kata bapak itu.

Gue menghela napas lega. Mampus lo kak! Hahahaha. Gue tatap Kak Gino udah terlihat pengin nonjok bokap. Hahahaha. Makanya Pa jangan seenaknya jodohin anak.

"Tapi yang tengah juga boleh," seketika perkataan bapak itu membuat gue juga pengin nonjok dia.

Gue lihat dari ekor mata gue Difa menahan tawanya. Adik gue yang satu ini pasti menertawakan gue! HUH!

***

"Cakka..." panggil seseorang. Gue sekarang lagi jalan mengelilingi restoran bokap. Karena gue males dengerin omongan bokap dan rekan bisnisnya. Coba aja bokap gue mau jodohin gue. Gue kabur sekalian dah!

Gue menoleh ke arah orang yang memanggil gue. Berdiri di depan gue seorang cowok dengan pakaian formal.  Dia...

"Kak Gabryel," kata gue dan langsung menyalami dia.

Dia membalas salaman gue. "Weh masih kenal aku juga toh, kirain udah lupa,"katanya.

"Kabar lo gimana? Udah berapa tahun ya kita nggak ketemu?" gue mencoba mengingat-ingat. Terakhir gue ketemu Kak Gabryel pas gue SMP kelas 9. Kak Gabryel ini mantan tunangannya Kak Saras sepupu gue. Sebelum Kak Saras sendiri membatalkan pertunangannya dengan Kak Gabryel karena Kak Saras hamil diluar nikah sama pacarnya. Itu membuat kakak sepupu gue itu diusir dari keluarganya. Dan bahkan sampai saat ini gue nggak tahu keberadaannya.

"Udah berapa ya... hm, terakhir kamu masih pake seragam SMP sih. Sekitar enam tahun lalu," kata Kak Gabryel, "udah kuliah kan? Semester berapa?" tanya Kak Gabryel.

"Semester enam sih. Lagi setahun. Lo kapan datang?" tanya gue.

"Kemarin baru nyampe," jawabnya.

BADBOY'S SEDUCTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang