BADBOY'S SEDUCTION

Flirts #5: Pengantin Baru?

SHILLA

 

Damn you bastard! Seperti kata Kak Alvino waktu dia nonjok Cakka. Gue juga pengin bilang kayak gitu saat ini! Shock terapi banget saat gue bangun dan lihat Cakka sedang menatap gue lekat. Bukan hanya itu! Gue lebih shock lagi waktu dia dalam keadaan euwh... half-naked hanya dengan celana renangnya. Dan pas gue lihat ke arah gue. Gue cuma pake lingerie. Sinting! Apa yang gue dan Cakka lakuin sih?! Sampai begini. Otomatis gue pas nyadar akan semua langsung tarik bedcover lalu mojok ala-ala sinetron.

“Lo apain gue?!” tanya gue kesinetronan.

“Calm down babe... jangan pura-pura shock gitu setelah lo striptease di depan gue,” kata Cakka kemudian tersenyum jahil.

Asli! Gue striptease di depan dia? Nggak mungkin! Gue memang di sini sebagai penggoda Cakka. Tapi bukan dengan cara erotis kayak gitu juga kali. Lagi pula gue nggak tahu striptease ah! Kok gue makin ngaco.

Gue inget-inget apa yang gue lakukan sebelum tidur. Seingat gue abis mandi, langsung tidur di sofa. Pas gue bangun, gue ada di ranjang. Dan gue pusing banget, ah... kenapa lagi gue. Karena kepala gue pusing gue cari obat di P3K dan gue langsung negak buat minum dan gue nggak lihat itu obat apa. Setelah itu... gue tidur. Dan... ah! Gue rasa kepanasan malah. Ini rahasia yah! Gue kalau tidur memang cuma pake lingerie. Tapi! Ah! Kok gue nggak inget ada Cakka di samping gue. Sejak kapan?

“Lo jangan becanda...! Gue nggak mungkin striptease! Tapi... ah sudahlah! Kenapa lo bisa di sini?” tanya gue.

“Lo biasa tidur cuma pake lingerie doang ya?” tanya Cakka.

Ah! Jangan buka kartu puh-lease.

“Bukan urusan lo! Jawab pertanyaan gue dulu!” gue balik menuntut.

“Justru gue yang seharusnya tanya kenapa lo bisa bawa gue kemari? Bukannya gue baru dipukul Alvino, lo nggak dimarahin gitu?” tanya Cakka.

“Eh... tadi ada kesalahpahaman antara gue dan security, dia kira lo itu pacar gue. Dan gue disuruh bawa lo kemari. Ya... jadi gue ikutin deh. Tapi tunggu deh... lo yang mindahin gue di ranjang?” tanya gue.

“Iya.”

“Trus kok pas tadi gue bangun minum bentar lo nggak ada? Kemana lo? Trus kenapa bisa lo ada di tempat tidur gue dengan keadaan...” kali ini entah kenapa gue menatap Cakka lekat dari rambut hitamnya. Mata kelabunya. Hidungnya. Bibirnya. Dan... tubuhnya yang half-naked. Oh-my-gawd. Tiba-tiba gue rasa pipi gue memanas.

“Gue keluar cari angin bentar. Eh... baliknya gue udah disuguhi pertunjukan lingerie kayak gini. Untuk aja lo nggak gue...” kata-kata Cakka menggantung.

“Nggak lo apa? Lo mau apa-apain gue?” tanya gue.

“Ah... nggak kok! Tapi suer lho Shil... lo striptease keren banget tadi belajar darimana?” tanyanya dan gue lihat senyum jahil di bibirnya.