Part 1- First of all

212 13 4
                                    

(Author Pov)
.
.
.

Mentari pagi mulai menampakkan wujudnya. Cahaya rembulan-pun mulai menghilang, digantikan cahaya kehidupan yang kini dipancarkan oleh Sang Surya.

Burung burung berterbangan di angkasa, menikmati indahnya sinar pertama yang dipancarkan mentari pagi.

Perlahan, sinar demi sinar mentari mulai merambat masuk melalui celah celah jendela dan ventilasi sebuah kamar. Sehingga menampakkan seorang gadis yang masih asyik bersembunyi dibalik selimut tebalnya.

Sedangkan sang gadis, tampak tak terusik sama sekali oleh cahaya mentari yang kini menyorotnya.

Kriingggg.... kriingggg

Hingga suara merdu sebuah benda berbentuk bulat itu berdering dengan kerasnya.

Perlahan, kelopak mata gadis itu terbuka. Menampakkan iris coklat keemasan-nya yang bersinar dikala terkena pancaran sinar mentari.

Kemudian tangan kanan-nya bergerak untuk menggapai benda bulat tersebut.

Hap..

Kini benda kecil berbentuk bulat yang masih terus berdering itu telah berada di genggaman-nya. Dengan segera ditekannya sebuah tombol yang berada di bagian atas benda tersebut.

Hoammm....

Seolah belum sepenuh nyawanya masuk, gadis itu masih mendudukkan tubuh mungilnya di singgasana kebanggaan-nya.

Setelah dirasanya sudah cukup mampu berdiri, gadis itu segera meng-komandokan kedua kaki mulusnya ke arah kamar mandi.

Kini gadis itu tengah mematutkan dirinya di depan cermin. Dimiringkan-nya tubuhnya ke kiri kemudian ke kanan.

Cukup sederhana. Hanya kaos putih selengan yang kemudian di double dengan kemeja kotak kotak berwarna pink miliknya, kemudian ia memakai celana jeans abu abu yang menutupi kaki putihnya hingga mata kaki. Rambut coklat lurus selengan-nya itu ia biarkan tergerai. Meski hanya bermodal lip balm dan sedikit bedak ia sudah dapat tampil manis.

"Honey, ayo turun. Adik dan ayah mu sudah menunggu." Teriakan dari bawah menginterupsi kegiatan mematutnya.

"Ne eomma. Aku akan segera turun."

Dengan sigap gadis itu memakai kaos kaki putih dan mengambil tasnya yang sudah ia siapkan semalam.

"Selamat pagi semuanya." Sapa gadis itu riang. Kemudian ia segera duduk di salah satu kursi yang tersedia di ruang makan.

"Ayo noona kita makan. Aku sudah sangat lapar."

"Yups, menunggu eonni berdandan sudah membuat cacing di perutku ini kelaparan."

"Aigoo, mianhae." Sesal Yunhui pada kedua adiknya. Ya, gadis itu adalah Yunhui.

Ibu dan ayahnya hanya dapat tersenyum geli melihat kelakuan ketiga anaknya ini.

"Ya sudah, ayo kita makan sekarang. Hari ini hari pertama kalian kembali bersekolah setelah libur semester, jadi kalian harus makan yang banyak." Tuan Kim bersuara.

Boyband And Ordinary Girl [Chanyeol EXO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang