Pertemuan 1

95 5 1
                                    

" ngapain coba!! Tuh orang di depan pintu gue.. Kurang kerjaan aja!" batin ahza kesal.

Ahza mulai mengendarai sepedannya dengan tenang...
Dari komplek 1 ke yang lainnya,,
Seperti biasa . hanya deretan rumah besar yang sangat sepi dan sunyi.

Melihat deretan rumah yang begitu dekat dan erat ..
Ada sedikit ruang untuk menyimpan kendaraan pribadi,, yaa mungkin mobil cukup..
Tak lupa hiasan pagar nan cantik,, tanaman anggrek yang merambat ke seluruh sisi pagar,,
Begitu lah gambaran hampir diseluruh komplek rumah.

Pemandangan yang begitu indah,, tetapi seperti biasa .. Tau kan!?? .. Kebanyakan komplek itu orangnya jarang keluar apalagi remaja..

Ada salah satu hal terbesit di pikiran ahza..
"Seandainya remaja disini aktif... Kan lebih seru!! Ngadain acara .. Pasti rame deh"
"...... Tapi kayaknya gak mungkin" pikir ahza putus asa.

*gajlukkk,,*

"Ehh... Tunggu dulu, sejak kapan ini ada polisi tidur.. Perasaan kemarin gue kesini ga ada beginian!! " sahut ahza.

"Udah mana, beda lagi di sebelah kanan aspal .. Tapi sebelah kiri ta.. Nah?!.. Emangnya disini ada perkampungan ya??" sahut ahza bingung.

Ahza mencoba untuk masuk ke perkampungan .. Karena rasa penasaran ahza.

Perlahan dengan gowesan sepeda,, sambil memandang rumah-rumah yang berbaris..

Seketika ahza pun di sapa oleh orang perkampungan itu..
Begitu ramah,sopan, walaupun rumah mereka tidak cukup besar . namun terasa nyaman.

Sesekali ahza begitu kaget.. Banyak sekali anak-anak berlarian kesana-kemari dengan senyuman dan tawa lebarnya...
Semua terasa begitu membuat ahza nyaman,, dan mungkin ingin berlama-lama di daerah perkampungan ini.

"Huhhh... Bahagia banget ,, andai aja gue bisa tinggal disini .. Mungkin gue senyum dan tertawa terus setiap hari" batin ahza mengucap..
Mulai terukir senyum nyaman di bibirnya,lesung pipit pun menambah manis di wajahnya.

Gowesan sepeda ahza,, semakin cepat .. Dia ingin segera menelusuri indahnya perkampungan ini.

Ketika ia sedang asyik dengan gowesan sepeda dan pemandangannya..

*prakk.. Prakk*

"Bapak?? Bapak ini tidak ada hak untuk tanah di wilayah ini.. Tanah di perkampungan ini adalah milik warisan ayah saya,, saya dipercaya untuk menjaganya dari paara manusia yang tidak berhak tinggal Disini!" terdengar teriakan dan geprakan meja , sampai menghapus senyum ahza..

Ahza pun jengkel, dia segera menghampiri .. Dari mana asal suara teriakan itu.

"Tapi mas??" jawab sang kepala desa dengan penuh rasa cemas.

"Tidak ada tapi-tapi-an !!" sahut pemuda itu dengan emosi yang meluap.

"Heiii,, kau!! Kau ini sangat memalukan para pemuda,, tau gak!" ucap ahza dari depan pintu rumah dengan suara yang begitu berani.

"Siapa anda? Berani campur tangan?"
Tanya pemuda itu heran.

"Kau tak punya rasa malu apa?? Seorang pemuda berani berbicara kasar di depan orang yang lebih tua!!" jawab ahza lantang.

"Heii,, kau! Perempuan itu kerjanya di dapur! Masak!.. Bukan malah disini ikut debat!!!" balas pemuda itu sambil tertawa dengan anak buahnya.

"Kau ini,, sama sekali tidak sopan ya!!"
Ahza pun mengambil sapu yang bersandar di pojok dinding dalam rumah kepala desa,. Lalu...

"Heii,, sini kau!!"
Bugh*** bughh***

*prak***prakk***

"Hei,, kau ini sudah kehilangan akal?? Dasar perempuan brandal!" sahut pemuda itu dengan nada tinggi..

Emosi ahza mulai mengepul.. Seakan-akan di telinganya keluar dengusan asap.

"Kau tidak ngaca apa??!!"
"Ehhh,, ekhhh, ekhhh.. Rasakan ini!!" sahut ahza membalas pukulan sapu itu dengan kencang.

"Dasar kau!! Aku akan kembali lagi!!" peringat pemuda itu sambil lari pincang.

"Huuuuu,,, dasar .. Cowo itu sama aja ya, di pukul sedikit ama cewe langsung lari.. Fiuhhh" jawab ahza sambil mengusap keringatnya.

"Dekk,, adek gapapa?" tanya kepala desa

"Ga kok pak." jawab ahza tenang
"Ngomong-ngomong,, maaf kalau boleh tau. Emang bapak belum dapat izin di tanah perkampungan ini." ucap ahza sambil dipersilahkan duduk oleh staff kepala desa.

"Udah kok dekk.. Bapak sudah meminta izin, memang bapak telat untuk meminta izinnya.. Saat itu, bapak ingin mengajukan proposal, tapi bapak terlambat .. Ayah pemuda yang tadi itu sudah meninggal." jawab kepala desa itu dengan jelas

"Ohh ,, gitu .. Trus bapak kan belum dapat izin ?? Yaa salah bapak juga lah" ahza bertanya.

"Saat itu pula, bapak berfikir untuk meminta izin kepada ibunya pemuda tadi. Tapi, saat masuk ke rumahnya.. Pemuda itu menghalangi saya untuk bertemu dengan ibunya. " jelas kepala desa itu.

"Trus pak,, apa kelanjutannya??" tanya ahza dengan penuh penasaran.

"Lalu saya menjelaskan apa kedatangan saya saat itu.. Tetapi pemuda itu langsung menyetujuinya" jawab kepala desa

"Trus.. Kenapa dia sekarang malah mau menyita tanah di kampung ini?? Kalau dia sudah memberikan izin ke bapak?? Anehh" jawab ahza dengan heran.

"Saya juga bingung dek,, kenapa dia bisa lupa"

"Maklum pak.. Pemuda jaman sekarang mudah pikun.." jawab ahza mencairkan suasana tegang.

Ahza pun tertawa bersama kepala desa dan staff lainya.

***-----***

"Hei,, siapa ini yang datang kerumah kita??" kejut mamah kepada aisyah

"Ehh,, mama.."
Aisyah segera mencium tangan mamah farah.

"Ada apa aisyah?? Tumben main kerumah ahzanya ,sore?? Ayu masuk" mamah farah segera masuk dan mempersilahkan aisyah duduk.

"Oiya aisyah, ahzanya mana? Kok kamu sendirian??" tanya mamah farah heran.

"Maaf ya mah, tadi aku kesini.. Sebenarnya juga aku nungguin ahza keluar,, tapi aku fikir ahza tidur di kamar" jujur aisyah

"Dari tadi ?? Lama banget dong kamu nungguinnya?? Kebangetan emang nih ahza.

" ya gapapa kok mah,, ini juga salah aku .. Nyusulnya terlambat" kata aisyah

Di depan pagar rumah ahza melihat mobil ayahnya..

"Hah?? Mobil ayah?? Berarti khalil udah sampe dong!!" teriak ahza dalam hati .

Ahza menaruh sepedanya di dekat pagar. Dan dia langsung lari kedalam dan berteriak..
"Khalilll,, khaa.." begitu masuk .. Yang tadinya ahza bersemangat memanggil nama khalil ,, tiba-tiba saja terhenti.

Next part..
Maaf pertemuannya baru ini aja
Maaf juga baru post part baru hihihi
Belum dapat inspirasi
Jangan bosan yah

ukhuwah islamiyah♥

Demi HijabkuWhere stories live. Discover now