Desir angin bisikan pesan, mungkin ia bicara "Pulanglah! Hujan sedang dalam perjalanannya." Ah! Andai saja, angin mengerti, ingin kuluapkan segalanya, yang tak terbendung ingin kutumpahkan, lalu dengan sigap angin membawa segala yang tertumpahkan, dan bebanku terbawa juga oleh lalu lalang angin timur itu. Lega.
Mungkin itu yang kurasa, tapi hanya berandai-andai saja. Aku tak mungkin selemah itu.Hujanpun turun, orang-orang berlarian menuju Kafe disudut jalan, sebagian hanya berteduh, sebagian lagi ingin berteduh sembari menyeruput secangkir kopi, aku tentu turut serta berlarian mengikuti gerombolan orang menuju Kafe tersebut, akupun masuk ke dalam Kafe bernama Relax Coffee itu.
Seorang pelayan dengan baju kecoklatan datang menghampiri, "Selamat sore, Pak! Silahkan.." sambil menyodorkan selembar menu dan senyum yang tampak terpaksa. Tentu saja simpul senyumnya berbeda.
"Mbak, boleh pesan ini?" Entah apa nama minuman tersebut tapi sepertinya nikmat, kalau tidak salah menu itu bernama "Coffee with Brulee Cream" ya seperti itulah, aku sendiri tak terlalu mengingatnya, sungguh rumit.
"Tentu saja, Pak! Segera!" kali ini terlihat senyum yang tampak tulus, mungkin karena aku telah memesan minuman yang paling mahal didalam lembar menu tersebut. Haha! Omong kosong! Sombong sekali aku!Lambat waktu kurasa, awan sudah berhenti meneteskan air matanya. Hanya menyisakan dingin.
Alangkah bodohnya aku, kopiku terbawa dingin, dan sama sekali belum kusentuh.
Ah! Bodoh! Terlalu terpaku pada proses presipitasi yang terjadi tadi!
Setelah itu, segeralah kuhabisi kopi itu.
Sore telah usai, adzan maghrib berkumandang "Allahuakbar, Allahuakbar...." Ya, Allah memang Maha Besar. Tuhan diatas segala tuhan.
Tapi apa daya, dibawah kumandang adzan maghrib, aku hanya terdiam di dalam mobil. Merayap diatas jalanan seperti cicak pada tembok. Macet.
Macet yang tak biasa. Untung saja sabarku masih tersisa segentong! Ini lumayan membuatku gusar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unabashedly.
RomanceBertukar peran? Ah sepertinya kau tak akan sanggup. Peran ini; peran dimana kau hanya dijadikan segenggam pasir, dimana sesekali kau seperti digenggam erat, namun jauh dibalik itu semua hasratnya hanya ingin melepaskan. Dimana saat tercampur air mat...