Tanda-tanda Aneh

24 0 1
                                    

To the point aja deh

Edo pun telah sampai terlebih dahulu di depan masjid agung.

Disusul Denta berhenti memarkirkan motornya di depan masjid agung.

Denta turun dari motornya dan langsung mendekat ke arah Edo untuk menghampirinya.

"Jadi gimana?"tanya Denta pada Edo panik

"Gue rasa ini rekayasa"jawab Edo dengan ekspresi tenang

"Lalu?" ucap Denta singkat

Edo hanya diam sembari mengangkat kedua pundaknya lalu menurunkannya kembali.

Denta pun hanya membalasnya dengan helaan napas sambil memutar bola matanya kesal.

"Yaudah gue pulang" ucap Denta agak menyesal datang menemui Edo.

Denta berjalan menuju motornya lalu menaikinya. Saat menyetarter dan mau menjalankannya Edo mencegahnya.

"Tunggu dulu" ucap Edo dari belakang Denta

Denta yang tadinya sudah menyetarter motornya maka ia langsung mematikan motornya kembali tanpa menoleh ke arah Edo.

"Sorry ta"lanjut Edo

Mendengar ucapan Edo Denta langsung turun dari motornya dan mendekat ke arah Edo.

"Sorry?maksudnya?" tanya Denta pada Edo heran

"Sorry kalo gara-gara lo berteman sama gue lo jadi banyak kena masalah"

"Do,gue berteman sama lo itu tulus,jadi masalah lo itu masalah gue juga"

"Tapi ta"

"Udah,sekarang gue mau pulang"

Denta pun langsung menaiki motornya dan menyetarternya.

Sebelum menjalankan motornya Denta menoleh ke arah Edo.

"Lupain masalah ini,lo tetep sahabat gue dan gue tetep sahabat lo"

Setelah mengucapkan itu Denta langsung menutup kaca helmnya dan langsung menjalankan motornya.

Sementara Edo sendiri di depan masjid agung yang dekat alun-alun itu.

Ia hanya bisa memandangi orang-orang berlalu lalang di alun-alun yang sibuk bersenang-senang.

Tiba-tiba ada seorang ibu menjerit-jerit entah apa yang terjadi.

Edo langsung mendekat ke arahnya.
Ternyata ibu-ibu itu dompetnya dicopet orang.
Tanpa pikir panjang Edo pun langsung lari mengejar pelaku copet itu karena ia tau kemana arah pecopet itu lari.

Setelah semakin dekat arah Edo dengan pecopet itu Edo pu tau kalo pecopet itu adalah ayahnya sendiri.

Semakin dekat jarak Edo dengan ayahnya akhirnya Edo memanggil ayahnya.

"Ayah"

Mendengar suara Edo itu ayahnya pun menghentikan larinya,lalu ia menoleh ke belakang menghadap Edo.
Ayah Edo menatap Edo dengan penuh tatapan heran

"Kok kamu ada....."ucapan ayah Edo terputus oleh ucapan Edo

"Cukup,berikan dompetnya" ucapan Edo seolah-olah tidak seperti anak terhadap ayahnya lagi

"Ayah melakukan ini hanya untuk kamu dan ibumu" ucap ayah Edo sembari menunjuk-nunjuk jari telunjuknya ke arah Edo

"Aku dan ibu tidak butuh uang itu" balas Edo dengan tatapan penuh amarah

"Kurang ajar" ucap ayah Edo tepat di depan muka Edo

Edo pun tanpa menghiraukan ucapan ayahnya ia langsung bergerak cepat merebut dompet dari tangan ayahnya lalu berlari meninggalkan ayahnya.

Hati yang Haus Akan ImanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang