Chap. 3 : Benih Cinta yang Tumbuh

954 102 7
                                    

Ting...tong...

"Nurufufu ! Karena sudah bel pulang, silakan kembali ke rumah masing-masing. Jangan lupa kerjakan PR !", kata Koro-sensei.

"Hai', sensei.", kata murid-murid sambil membereskan buku.

Yuki juga membereskan tasnya dan menggendongnya, namun, ia belum ada niat untuk pulang.

Yuki sudah menggendong tasnya, namun, ia tak beranjak berdiri.

"Yuki-chan ? Kau tidak pulang ?", tanya Kayano.

Yuki tersenyum.

"Aku akan pulang nanti. Kau pulang duluan saja, Kaede-san."

Kayano mengangguk, ia segera pergi ke luar kelas, meninggalkan Yuki yang masih terdiam dan melamun.

Tepat setelah Kayano turun dari gunung, Yuki juga berdiri. Bersiap untuk pulang.

"Akhir-akhir ini, aku punya firasat buruk. Ada apa, ya ?"

Namun, setelah Yuki merapikan kursinya, dari pintu kelas, muncul seorang pria. Yuki mengerjapkan matanya.

"Isogai ?", panggil Yuki.

Isogai juga menyadari eksintensi Yuki, dan entah kenapa, lagi-lagi, wajah Isogai merona, "Y-Yuki ?", panggil Isogai.

"Kenapa Isogai kembali ke kelas ?"

"A-ah, penaku tertinggal."

Yuki mengangguk-angguk mendengar alasan Isogai yang terkesan dipaksakan (walau sebenarnya pena si Ikemen ini memang ketinggalan).

"Yuki sendiri, belum pulang ?", tanya Isogai tiba-tiba setelah memasukkan penanya ke tempat pensil, membuat kepala Yuki yang awalnya agak menunduk menjadi tegak dan lurus ke arah Isogai.

Yuki menggeleng pelan, "Tapi sudah mau pulang....", jawab Yuki pelan.

Yuki kembali mendongak ke arah Isogai, Yuki tersenyum lebar, membuat api kembali menghadiri wajah Isogai.

"Isogai, pulang bareng, yuk ??", ajak Yuki.

Tanpa diduga, Isogai mengangguk pelan, namun, ia tidak menatap wajah Yuki yang mungkin mampu membuatnya meleleh.

Yuki menarik tangan Isogai, mengajaknya pulang. Sekarang panasnya merambat sampai telinga Isogai.

Di perjalanan pulang, Yuki dan Isogai mengobrol dengan riang. Yuki menceritakan tentang sekolahnya, St. Grimnem, dan teman-teman 7 teratas.

"Wah, berarti Yuki pintar dong ? Menjadi Queen ?"

Yuki tertawa kecil, pipinya juga sedikit merona merah. Tak terbiasa dipuji.

"Tidak juga, Isogai. King lebih pintar dariku.", kata Yuki sambil menggelengkan kepalanya.

Saking asyiknya mengobrol, Yuki tidak menyadari batu kecil yang ada di depannya. Alhasil, Yuki tersandung dan oleng karena jalanan mereka menurun.

"Yuki !"

Yuki tidak merasakan kalau tubuhnya hampir berguling di jalanan.

Ia hanya merasakan Isogai yang memeluk Yuki dari belakang untuk mencegahnya terjatuh.

Yuki lansung merona tebal seperti Isogai tadi.

"I-I-Isogai...", kata Yuki gugup.

Isogai sadar.

"A-ah, daijoubu, Yuki ?", tanya Isogai.

"U-um...arigatou dan gomenne, Isogai."

Situasi menjadi canggung, antara Isogai dan Yuki. Yuki bahkan merasa bahwa jantungnya bergerak 2× lebih cepat.

Deg !
Deg !

Saking kerasnya, Yuki dan Isogai takut bahwa siswa/siswi di depannya ini dengar.

Karena masih gugup, ditambah wajah yang merona, Yuki lansung meninggalkan Isogai.

"J-jaa ne ! Mata ashita !", Yuki mengatakan itu sambil melambaikan tangannya.

Isogai hanya mematung melihat Yuki.

"Ada apa dengan debaran ini...!? Bagaimana kalau Isogai sampai dengar !"

Batin Yuki kesal.

"Huaa !! Kuso !"

Isogai sendiri juga gugup. Hidungnya, pipinya, telinganya, 1 kepala semuanya merah.

"Ne ? Isogai ? Kenapa wajahmu merah begitu ?", tanya seseorang berambut belah tengah dan dengan julukan playboy dari kelas E, sekaligus sahabat Isogai, Hiroto Maehara.

"Hahaha, tidak apa-apa, kok, Maehara !"

"Benarkah ? Wajahmu semuanya merah seka-ohh, aku tahu.", kata Maehara dengan wajah cermelang.

Mampusmampusmampusjangansampaidiatahu

"Kau pasti memikirkan Yuki-chan, kan ? Hayoo~", kata Maehara sengaja menggoda Isogai.

SKAKMAT UNTUK ISOGAI !

Isogai makin merona. Ia mengangkat tangannya, mengomeli Maehara.

"U-URUSAI !"

"Isogai, jangan teriak di sini.", kata Maehara sambil menepuk pundak Isogai.

Isogai sadar, pandangan semuanya sekarang tertuju pada dirinya sendiri.

"Isogai...", Maehara menjeda kalimatnya, "Jatuh cinta memang wajar, tapi jangan sampai kau kelewat terlena karenanya.", kata Maehara tiba-tiba bijak (?) Siapa yang ajarin atuh:v (?)

Di lain tempat, seorang gadis, diduga bernama Yuki, sedang meringkuk di kasurnya sambil masih membayangkan kejadian tadi. Ia tidak dapat menghilangkan rona di wajahnya.

"Oh, sial. Kenapa jantungku tidak mau berhenti berdebar ?"

To Be Continued

******************************************************
K-o-n-n-i-c-h-i-w-a~!!
Bertemu di Chap. 3 : benih cinta yang tumbuh ! Di sini, diketahui fakta bahwa Isogai menyukai....harusnya dah tahu ya. Kalau belum, baca lagi sono !
Hehehe, gomen, gomen.
Woke ! Apakah Yuki akan jatuh cinta dengan Isogai ? Ditunggu vote dan commentnya !

Ansatsu Kyoushitsu FF INA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang