kebenaran

619 37 2
                                    

Chanyeol pov

Aku sedikit bingung melihat luhan hyung mengajak eomma berbicara secara empat mata saja tidak mengajakku.

Karena penasaran aku pun menguping pembicaraan mereka berdua, ketika sampai di depan pintu aku terkejut mendengar luhan hyung berteriak kepada eomma dan aku coba tetap tenang dan mendengarkan percakapan mereka.

"Waeyo? Dia anakmu !! Anakmu bukan hanya kami saja tapi dia juga!! Apa yang kau inginkan dengan mengurung kami berdua disini?!!!! Apa kau sudah menikah!!!" Ujar luhan dengan marah dan semakin marah melihat eomma nya tak menjawab pertanyaan terakhirnya

"Jadi benar kau telah menikah? Dan mengaku masih sendirian? Itu sebabnya kau terus mengurung kami disini?" Tanya luhan dengan perasaan marah,sedih,terkejut.

"Mianhae luhan-ah jeongmal mianhae." ujar eommanya dengan lirih

Hatiku hancur mendengar eomma menikah lagi dan mengaku single itu artinya keberadaan kami untuk eomma tidak ada artinya sama sekali

Kalimat terakhir yang kudengar adalah hyung memaafkan eomma dan segera membuka pintu. Hyung tampak terkejut melihat ku berdiri di depan pintu.

"Kau mendengar nya chanyeol ?" ujar luhan terkejut

"Ne hyung, dan aku ikut denganmu." jawab ku dengan dingin dan menghampiri eomma.

Hatiku semakin hancur saat melihat air mata eomma, dan aku juga bersyukur karena hyung membiarkan ku mendekati eomma.

"Eomma?  Jangan menangis." ujar chanyeol sambil memeluk ibunya dengan kasih sayang

"Maafkan eomma chanyeol." balas eommamya dengan tangisan makin keras dan membalas memeluk chanyeol dengan erat.

"Aku memaafkan mu eomma, dan aku juga akan pergi dari sini seperti yang kau inginkan eomma, dan kau harus ingat eomma bagaimanapun sehun adalah anak mu dia lahir dari kandungan mu. Dan berarti dia adalah adik kami fakta itu tak akan bisa dihilangkan eomma. selamat tinggal, jaga kesehatanmu dan bahagialah dengan keluarga barumu eomma." ujar chanyeol tulus.

"Tidak!! Tidak! Kalian tidak boleh meninggalkan eomma." balas eomma makin terinsak mendengar ucapan putra kedua nya yang begitu menyayat hatinya.

"Aku pergi eomma selamat tinggal.."ujar chanyeol lalu melepaskan pelukkan yang diberikannya dan segera menuju kamar nya untuk mengemasi barang- barang yang akan dia bawa.

Chanyeol pov end

Luhan pov

Aku sedikit terkejut melihat chanyeol memeluk eomma dengan kasih sayang.

"Kau sudah besar rupanya chanie" batin luhan melihat adengan haru di depanya.

Dan setelah chanyeol meninggalkan eomma, luhan masih tetap berdiri di ruangan itu.

"Eomma seperti kata chanyeol kami memaafkanmu, terima kasih atas jasamu dalam mengurusi kami, selamat tinggal eomma aku sayang padamu.'' ujar luhan dengan lembut tak seperti sebelumnya.

Ketika luhan meninggalkan ruangan itu, eomma mereka terus terinsak sedih dan menyesal karena tak mengangap ketiga putra nya, dia menyesali berbohong dan mengurung putranya, tangisan pilu terus terdengar seiring kepergian luhan dan chanyeol dari rumah itu.

1 minggu kemudian.

Terlihat luhan dan chanyeol telah tinggal di rumah sederhana.

Yah mereka mengkotrak rumah ini dengan uang tabungan luhan, untuk membiayai hidup luhan berhenti kuliah dan mulai bekerja.

Pandangan mata luhan beralih melihat adiknya yang dengan serius belajar agar mendapatkan beasiswa demi melanjutkan sekolah nya karena bagaimana pun chanyeol tak ingin menjadi beban bagi luhan hyung.

Meskipun luka yang ditinggalkan eomma  masih belum hilang dari benak mereka , tapi mereka merusaha untuk tetap memaafkan eomma mereka sepenuhnya.

Baru ketika mata luhan terpejam terdengar bunyi bel di depan rumah.

"Chaniee buka pintunya hyung lelah." ujar luhan kepada adiknya.

"Ne hyung." balas chanyeol dan beranjak dari mejanya menuju pintu rumah.

Ketika sampai dia terkejut melihat orang di depan pintu rumahnya..

"Luhan hyungg!!!" Teriak chanyeol

UljimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang