Satu : Kakak Kelas

4.5K 225 6
                                    


Dari balik jendela kelas Aku melihatnya. Aku melakukan kegiatan ini setiap pagi.
Sepasang mata yang bulat sempurna, mata yang memantulkan harapan dan cita-cita. Sangat serasi dengan bibirnya yang manis. Bibir yang tak pernah berhenti melepas senyum paling manis. Suara merdunya sangat khas.
Dia adalah sesosok laki-laki yang populer, ganteng dan pandai menyanyi se-antero sekolah.
Dia juga tergabung dalam boy band terkenal, yaitu CJR. Prestasi disekolah sudah tidak diragukannya lagi.
Hanya dengan melihatnya, tugas-tugas di kelas mendadak sirna, bahkan menjadikan semangat untuk mengikuti jam pelajaran.
Rupanya bukan hanya Aku saja yang terpesona. Lihat saja, saat Ia lewat banyak yang menyapa. Ia hanya memberikan senyum manisnya.
Mungkin Kau takkan pernah tahu betapa mudahnya untuk dikagumu. Dan mungkin Kau takkan pernah sadar, betapa mudahnya kau untuk dicintai.
Disisi lain, Aku mengerti benar siapa Aku. Sekedar pemilik hati yang hanya bisa melihat dari kejauhan.

***

"Kenapa sih (Nam)? Masih pagi udah cemberut aja" Ucap Nadia Azzahra. Panggil saja Nadia. Seorang yang suka keceplosan. Mukanya selalu riang dan murah senyum. Suka menghibur.

"Gue ketinggalan Kak Iqbaal berangkat" Ucap (Namakamu) yang masih berdiri dijendela kelasnya menghadap ke parkiran.

Kebetulan kelas (Namakamu) dan Nadia bertepatan dengan parkiran sekolah dibelakangnya. (Namakamu) selalu melihat Iqbaal (Anak kelas 12) berangkat dan memarkir motornya. Melihatnya dari lantai dua.

"Nanti pulang sekolah tinggal Lo berdiri disini aja sampe Lo capek" Ucap Nadia santai.

"Tapi Nad, Gue tuh udah ga liat Dia sehari. Kemaren kan libur" ucap (Namakamu) sedih.

"Iya Gue ngerti kok. Eh pinjem buku kimia Lo, Gue belum ngerjain tugas" Ucap Nadia.

"Ngambil aja ditas" Nadia langsung mencari buku kimia (Namakamu) dalam tasnya, mengambilnya dan langsung menyalin tugas yang dikerjakan (Namakamu). (Namakamu) mengahampiri Nadia.

"Nad, Lo gimana sama Kak Bastian?" Tanya (Namakamu). Bastian adalah pacar Nadia, anak kelas 12 juga, sama seperti Iqbaal. Tetapi Bastian bersekolah di SMA Negeri.

"Baik kok (Nam), tapi akhir-akhir ini Dia sibuk. Mau UN sih, biasa kan udah kelas 12" Ucap Nadia yang sedang sibuk menulis.

"Berarti Kak Iqbaal juga dong?" Nadia mengangguk pelan. "Lah trus Gue gimana?" Tanya (Namakamu).

"Gimana apanya sih? Gue ga paham (Nam)" Ucap Nadia. "Gimana perasaan Lo gitu?" (Namakamu) mengangguk. "Ya Lo ungkapin lah"

"Gila Lo, masa cewek duluan sih"

"Hellow! (Namakamu) Syazana, jaman sekarang udah banyak kali cewek yang ngomong duluan. Lo yakin ga ada yang mau diungkapin pas Kak Iqbaal nanti lulus?" Pertanyaan Nadia membuat (Namakamu) diam. "Lagian ya, menurut Gue kayaknya Kak Iqbaal biasa aja sama Kak Steffi. Ga cinta malahan"

"Kalo ga cinta kenapa Mereka pacaran coba?" Tanya (Namakamu). "Kak Iqbaal tuh anak baik, ga mungkin kan cuma mainin"

"Yaa kan bisa aja Kak Steffi nya duluan yang nembak"

"Gue ga ngerti deh Nad. Eh jangan-jangan Lo sama Kak Bastian yang duluan nembak Lo ya?" Tebak (Namakamu)

"Najis bat, Gue ga semurah itu kali" Ucap Nadia sambil menjitak (Namakamu) menggunakan pulpen yang ada ditangannya.

***

"Kak Iqbaal ganteeeeng, minta foto kak"
"Senyum dong Kak kalo foto"
"Kak minta foto lagi dong, kali ini selfie aja"
"CJR gimana Kak?"
"Kak Iqbaal nitip salam dong buat Kak Aldi sama Bang Kiki"
"See you ya Kak"
"Tungguin dong Kak Iqbaal"
"Kak Iqbaal jangan pergi dulu"
"Yah Kak Iqbaalnya pergi"

Love At The First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang