Enam : Ft Kak Iqbaal

1.5K 163 2
                                    


(Namakamu) berjalan melewati koridor sendirian, ia datang lebih pagi dari biasanya. Mungkin ini efek terlalu semangat, karena ini hari terakhir semua siswa mengikuti Ulangan Akhir Semester Satu.
Bayang-bayang liburan sudah di depan mata. Berarti sebentar lagi (Namakamu) akan datang menghadiri anniv soniq.

(Namakamu) melihat Iqbaal yang berada di depan ruangan tesnya. Iqbaal tengah fokus belajar. Senyum (Namakamu) selalu mengembang ketika melihat Iqbaal, meskipun dari jarak jauh.

Tiba-tiba ada seseorang yang mencekal tangan (Namakamu) dengan kasar. (Namakamu) langsung menghadap ke belakang agar melihat orang itu.
Mata (Namakamu) membulat ketika melihat orang itu.

"Kenapa lo? Kaget?" Tanya Steffi dengan memasang muka sinis dan nada bicaranya yang tak santai.

Sudah lama sekali Steffi ingin menemui (Namakamu) dan mengatakan semuanya.

"Kak...Steffi" (Namakamu) takut, untuk apa Steffi menemuinya.

(Namakamu) mencoba biasa saja, dan tersenyum ke arah Steffi.

"Ga usah sok manis deh lo!" Bentak Steffi.

"Lo tau ga kesalahan lo apa?" Pertanyaan Steffi membuat (Namakamu) bingung.

(Namakamu) menggelengkan kepalanya pelan seraya tidak mengerti.

"Lo itu udah ngrebut Iqbaal dari gue" Steffi terus berbicara dengan nada tinggi.

(Namakamu) yang tidak merasa bersalah pun tambah kebingungan. Apa maksudnya? Merebut Iqbaal?

"Maksud kakak apa?" Tanya (Namakamu).

"Sok polos lagi, lo kan yang udah nyebabin gue putus sama Iqbaal. Masih ga mau ngaku lo" Steffi tidak tahan dengan (Namakamu) yang bersikap sok polos di depannya.

"Tapi kak, sumpah aku ga nglakuin apa-apa. Kok bisa kakak nuduh aku?"

"Gue ga nuduh. Lo emang yang udah jadi pengrusak hubungan gue sama Iqbaal. Lo jadi adik kelas ga usah belagu" Steffi masih menggunakan nada yang tinggi.

(Namakamu) menuduk. Ia tidak mampu melawan Steffi yang terus menyalahkannya. (Namakamu) pun tidak tahu, ternyata Iqbaal dan Steffi sudah tidak berhubungan lagi. Ternyata Iqbaal sudah memutuskan Steffi.

"Sekarang lo diem kan, hah?! Ga berani lo nglawan gue? Udah jelas kan sekarang siapa yang salah!" Bentak Steffi lagi.

"Kak Steffi cukup!" Nadia datang dari arah yang berlawanan. Ia tidak sengaja mendengar Steffi sedang mengintrogasi (Namakamu).

"Ngapain lo? Mending lo bilangin nih sama sahabat lo yang kegatelan, ga usah ngrusak hubungan orang!" Steffi membentak Nadia yang baru saja datang.

"Kak, (Namakamu) itu bukan PHO. Kak Iqbaal mutusin kakak itu emang dia udah ga tahan lagi sama kak Steffi. Jadi jangan bawa-bawa (Namakamu) yah kak!" Nadia tidak terima jika sahabatnya dituduh yang tidak benar.

(Namakamu) hanya diam sambil menyimak Steffi dan Nadia yang berdebat dihadapannya.

"Tau apa sih lo! Mending sekarang lo berdua pergi dari hadapan gue. Muak banget gue ngeliat adik kelas yang sok banget" Usir Steffi.

Nadia menatap sinis ke arah Steffi dan tangannya menggandeng (Namakamu) untuk mengikuti arahnya.

"Udah sana!" Steffi malas berdebat dengan Nadia.

Nadia lalu pergi dari hadapan Steffi yang diikuti (Namakamu).

***

Nanti pulang sekolah kerumahku ya dek. Mau bareng / kesana sendiri?
Kak Iqbaal 09.20

Love At The First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang