BURNT [birthday present for Natsu_Roku]

87 10 3
                                    


"Kise-kun, percuma. Dia tidak akan selamat. "

"Tidak!" genggaman disentak hingga terlepas, masih berjuang untuk meloloskan diri. "Dia masih... [name]cchi masih bisa..."

Suara ledakan mesin menutupi jeritan dari sana-sini. Terimasuk juga jeritanmu seorang. Sosok yang merupakan belahan seorang Kise Ryota saat ini terperangkap di ruang lab, tinggal menunggu waktu ditelan api.

"[name]cchi masih ada di dalam! Aku tidak mungkin membiarkannya sendirian-ssu!"

"Kise-kun!" sosok yang lebih kecil kembali menggapai lengan rekan kuningnya, menyeretnya menjauh dari kobaran api. "Jangan gegabah. Salah langkah saja [name]-san bisa–"

Lagi-lagi ledakan terdengar. Kali ini jauh lebih keras daripada sebelumnya. Langit-langit gedung mulai runtuh, menyerah setelah lelah bertarung melawan lautan api.

Namun Kise tidak selemah itu–atau setidaknya itu yang dia kira. Tubuhnya meronta hebat, berusaha menyeret diri memasuki gedung. Sia-sia, tapi patut dicoba.

Tim pemadam kebakaran yang dikomando Kagami juga masih berusaha. Selang-selang berukuran raksasa ditembakkan ke penjuru gedung. Beberapa nekat memasuki area yang sudah dipagari pita kuning, berusaha menyelamatkan korban.

Sepasukan polisi juga bersiap, dengan sirine yang terus-terusan meraung. Memagari area agar tidak didekati penduduk yang suka penasaran.

"Kise, sebaiknya jangan dekat-dekat." Aomine menginstruksi. "Biarkan tim pemadam kebakaran yang–"

Kise malah balik mencengkeram lengan si polisi. "Aominecchi, aku tidak bisa diam saja! [name]cchi ada di dalam! Dia butuh bantuanku!"

"Kagami bisa melakukannya sendiri–OI KISE!"

Terlambat. Bagai kesetanan, Kise sudah melesat masuk ke dalam, menerobos api.

.

BURNT
Kuroko no Basuke 
© Tadatoshi Fujimaki
Story 
© Ayame Kaizumi
[Kise x Reader x Kuroko]
a birthday fict for Natsu_Roku
Dark romance, tragedy, adult!AU

Warning: alur nggak jelas, terlalu ngebut karena cuma dibikin 1 hari. :") kemungkinan OOC dan typo di mana-mana. 

.

Kise tidak pernah menyukai rumah sakit.

Baginya, rumah sakit identik dengan mereka yang menderita, mereka yang menyerahkan diri dalam keadaan tersiksa. Di mana-mana yang tercium hanyalah keputusasaan di sana-sini.

Dia harus mau memuaskan diri melihat sosok pucat yang berjalan linglung di sepanjang koridor, seolah sudah kehilangan makna hidup. Pendengarannya juga didominasi dengan suara keluhan, rintihan, atau tangisan.

"[name]cchi," mulutnya melafalkan namamu.

Alasan satu-satunya mengapa dia memilih berada di tempat yang sangat dibencinya: kau.

Sudah beberapa bulan sejak kebakaran itu berlalu, dan masih belum ada tanda-tanda bahwa kau akan terbangun. Tubuhmu terbujur lemas di tempat tidur, berbalut selimut putih. Suara monoton jam dinding melatari kamarmu.

Tangannya bergerak untuk menyentuh rambutmu, membelainya seperti yang sudah-sudah–namun diurungkannya. Berkali-kali ia ragu untuk melakukan kontak fisik denganmu.

"Tahu tidak?" Ia tersenyum pahit. "Para dokter bilang kalau kau tidak bisa lagi diselamatkan. Midorimacchi juga bilang begitu."

Wajahnya dibenamkan di tangan, menarik napas panjang.

Random BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang