#Sambat-Tinggi Itu Nyusahin

25 2 1
                                    

Oke, pertama, aku minta maaf karena alih-alih nyelesain cerita--bahkan setelah sekian lama nggak ngelanjutin RP-an--aku malah bikin chapter nggak jelas begini. Soalnya yang di otak dari kemarin bukannya ide cerita, tapi malah rant-rant nggak jelas. 

Maafkan. 

Dari judulnya aja kalian udah ngerti, barangkali. Di sini aku mau ngeluarin semua unek-unekku tentang betapa jadi orang tinggi itu nggak selamanya menyenangkan. Apalagi dengan karakterku ini--I shouldn't have lived in this world of stereotyping. :")

Beberapa kali aku ngisi data diri (di sosmed), dan mencantumkan tinggi badanku. Well, memang sedikit di atas rata-rata cewek pada umumnya, dan beberapa temen mengomentari, "Wah, tinggi amat", "Kayak tiang ya", dan beberapa komentar-komentar yang malah memfokuskan tinggi alih-alih data yang lain. :")

Sebenernya aku nggak masalah sih disebut gitu. Yang jadi kendalaku adalah gimana tinggi badan ini justru membatasi hal-hal yang sebenernya akan lebih mudah dilakukan dengan tinggi rata-rata ke bawah. 

Pertama, aku adalah orang yang sangat ceroboh. Bener-bener tingkat kecerobohannya itu parah, dan nggak sembuh-sembuh--padahal udah harus bisa mengurus diri sendiri. Aku juga orang yang canggung. Kedua kepribadian itu sama sekali nggak cocok dengan postur badanku yang bisa dibilang "besar". 

Seandainya tinggiku 160 cm, perilaku cerobohku mungkin bakal ditanggapi berbeda. Dengan stereotype yang ada, orang bertubuh tinggi kayak aku seharusnya lebih anggun, atau lebih tangkas. Sedangkan aku sendiri nggak memenuhi dua kriteria itu. Aku petakilan, tapi juga ceroboh. Aku canggung, dan hal itu akan kelihatan aneh sekali kalau dibandingkan dengan proporsi tubuh. 

Makanya, jadi tinggi, menurutku, nggak selamanya enak. 

Masalahnya, aku belum berhenti tumbuh. Aku mulai melebihi tinggi beberapa cowok, dan itu bener-bener nyebelin. Di kelasku pun cuma ada satu orang cowok yang lebih tinggi dari aku. :( 

Masalahnya (lagi), aku selalu tertarik dengan cowok-cowok yang tingginya di bawahku. Cuma sekali dalam seumur hidup ini aku tertarik sama cowok yang lebih tinggi dari aku. Sisanya? Lebih pendek. Padahal cowok-cowok itu pasti lebih suka sama cewek yang lebih pendek dari mereka. Otomatis aku dieliminasi. ((:

Kedengarannya kayak orang yang udah desperate banget, ya? Hahaha. Memang. Aku merasa nggak nyaman dengan tinggiku karena kelihatan sangat menonjol (kecuali kalau aku berdiri di dekat temen-temenku yang seenggaknya sedikit lebih tinggi, atau sedikit lebih pendek). 

Mungkin setelah baca ini, kalian akan bilang, "Disyukuri aja tinggi badanmu. Banyak orang yang kepengin punya tinggi kayak kamu."

DUDE, I KNOW. 

Aku tahu, dan sadar, kalau tinggiku adalah sesuatu yang perlu diterima sebagai hadiah. Dan aku merasa beruntung karena itu. 

Hanya aja, sekali lagi, ada beberapa kondisi yang membuat aku nggak nyaman. Kalian juga pasti pernah merasakan hal yang sama: menyesali kondisi kalian sendiri tanpa bisa merubah apapun. 

Yah, sekali lagi--ini cuma rant nggak bermutu, kok.

Xoxo,

Ayame

Random BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang