"Selamat pagi bu Mita yang cantik" Sapaku pada bu Mita guru yang biasa antar jemput aku.
"Pagi juga meyssa yang gak kalah cantik hihi."
"Hehe ayo bu let's go" Ajakku naik di boncengan belakang.
**
"Memee.."
"Eh jokoo" Sahutku menoleh ke belakang yang saat itu aku sedang berjalan menuju ke gerbang menunggu bu Mita.
"Ihh Jacky yes Joko no!" Protes pemilik nama Jacky yang aku rubah jadi Joko itu.
"Lahh kamu gak mau di panggil Joko tapi kamu manggil aku meme. Namaku kan meyssa bukan meme." Kesalku pada Jacky dan memalingkan wajahku darinya.
"Ya ribet sih punya nama kan enakan manggil meme tauuk."
"Sama wlee" Jawabku singkat padat dan jelas.
"Udah sana kamu pulang duluan aku pulang bareng bu Mita" Ucapku blakblakan
"Siapa yang nawarin pulang bareng me? Kan aku lagi nunggu jemputan bukan nungguin kamu." Ucap Jacky dengan muka polosnya yang menyebalkan itu.
"Hiiih Jokooooo, tauk ah ngeselin banget sih." Gertakku jengkel pada Jacky yang benar2 ngeselin. Berani2nya dia ngejek dengan cara halus, awas aja.
"Haha ciee geel nih yaa. Eh jemputan udah datang baybay memeee geel wleee" Ucapnya berlari kecil menjulurkan lidahnya.
Hanya Jacky teman kecil yang mengasyikkan buatku. Meskipun kadang nyebelin tapi dia nyenengin. Kalo udah bareng dia aku lupa akan yang namanya di abaikan karena dia yang selalu menghiburku.
Dasar Jokonya Meme hihii.**
"Bundaaa.." Panggilku setelah memasuki ruang tamu rumah tapi tak ada jawaban.
"Omaa?" Lagi2 tak ada yang menyahut. Mungkin lagi pada pergi, Kaila jam segini juga belum pulang.
Aku membuka kamarnya kak Jimmy pun gak ada orang, sepertinya dia ada kuliah. Membosankan.Setelah membersihkan diri dan ganti baju aku bersantai di ruang keluarga, mengambil mainan dan memainkannya. Sendiripun tak masalah bagiku, toh udah biasa kan. Waktu mengambil barbie diatas laci mataku tak sengaja menangkap sebuah benda di dalam laci yang terbuka sedikit itu.
Segera aku mengambilnya dan kemali ke posisi semula, aku mulai membukanya. Foto ini mengingatkanku, iya benda yang ku pegang saat ini adalah album foto. Dari sini aku tau keberadaanku yang sebenarnya meski tak semuanya tau dari sini. Tapi karena album ini aku memberanikan bertanya pada mereka dan kenyataannya begitu menyakitkan bagiku yang masih di bilang tak tau apa2.'Tess..' Air mata yang entah sejak kapan sudah menghangatkan pipiku ini.
'Aku merindukannya, aku ingin bertemu dengannya. Memeluknya, bercerita padanya dan mengajaknya bermain. Tapi apakah bisa?' Batinku rapuh melihat situasi saat ini tak memungkinkan bagiku tau lebih jauh. Aku hanya gadis kecil yang tak tau menau ceritaku dulu, gadis polos yang merindukan perhatian dan kasih sayang bukan dibiarkan dan di abaikan layaknya remaja yang waktunya mencari jati dirinya sendiri.
Biarlah waktu yang akan membelaku kelak.
