#4

257 17 8
                                    


Cklek...

Suara pintu terbuka, membuatku dan harin menengok bersamaan.
sejenak aku berpikir kalau itu adalah dokter kwon. karena, setelah menerima biusan ia belum kembali lagi ke kamar ku.

Lalu masuklah seorang lelaki dengan badan kurusnya dan rambut hitamnya dengan badan yang sepertinya melebihi tinggi ku ..... sedikit. Ia mengenakan kaos abu abu dengan jas hitam dan celana bahan yang senada dengan jasnya, membawa bingkisan buah buahan dan seikat mawar, masuk dengan santai dan tersenyum kearah... ku(?)

Aku mengeryit heran sedangkan kulihat harin dengan ekspresi kesal menatap lelaki itu tidak minat.
Karena penasaran aku mencolek harin dan bertanya kepadanya 'waeyo?' tanpa suara dan hanya mengerakan mulutku saja.
Harin hanya tersenyum sekilas dan menatap lelaki itu lagi

" anyong chae bagaimana kabarmu? Apakah kau sudah baikan? Ahh aku tau aku salah karena datang tiba tiba tapi aku hanya ingin meminta maaf kepadamu chae" kata lelaki itu yang seperti to the point kepada ku karena ia bahkan tidak basa basi dengan memberikan barang bawaannya kepda ku bahkan ia juga tidak menyapa harin yang jelas berada di depannya.

" kau pikir dengan maaf saja akan cukup huh!!" Ucap harin kesal
" aku tau harin oleh karena itu aku ingin menebusnya dengan berada disisinya selalu" ucap lelaki itu sendu menaru barang bawaannya di ranjangku dan mencoba memegang tanganku.
Tetapi tangannya di tepis kasar oleh dongsaeng ku sendiri.
" jangan beraninya kau menyentuh unnie ku lagi! Dan jangan menganggu hidupnya lagi! Pergi kau!" Kata harin memberi peringatan
Sedangkan aku, hanya menatap dua orang yang sedang beradu argumen ini bingung.
'Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa lelaki ini? Kenapa ia meminta maaf? Dan kenapa harin marah?' Batin ku heran.

" aku hanya ingin meminta maaf kepadanya harin" ucap lelaki itu tulus. Tapi malah ku perhatikan wajah harin seperti dendam sekali dengan pria di sebrangnya.
Membuatku menjadi serba salah. Ingin rasanya aku bertanya tapi dua orang di depan ku terus berargumen.

sampai ketika kulihat wajah harin yang memerah karena amarah mengambil bingkisan buah buahan yang dibawa pria itu dan membantingnya kelantai kasar.

Bruuukk..

" harin a"

Akhirnya hanya kata itu yang keluar dari mulutku. Aku memandangnya lagi dan kulihat kali ini raut kebencian yang terukir di wajah manisnya itu.
" mian unnie kalau menggagetkan mu. Tapi aku tidak tahan melihat pria ini di ruangan mu terus" kata harin kepada ku tetapi tatapannya tak putus dari pria didepannya.
Ketika situasi tegang begini pintu kamarku malah diketuk sesorang dan aku hanya binggung jika itu dokter kwon atau appa dan eomma yang masuk, bagaimana aku menjelaskannya kepada mereka! sedangkan, jika dilihat dari situasi ini harin pasti akan bungkam dan lelaki ini pasti akan diusir. Astaga chaerin kau harus segera pulih setidaknya kau jadi bisa mengerti situasi ini aargghg.

------

Akhirnya aku dan hayi sampai juga di depan kamar 421. Awalnya hayi ingin langsung masuk akan tetapi ia tau posisinya dimana jadi dia menyuruhku masuk duluan.

"oppa kau harus melepas jas dokter mu" ucap hayi membuatku heran

"kenapa?"

"karena mereka kan sudah tau kalau kau dokter sedangkan aku hanya orang asing bagi mereka jadi jika aku mengenakan jas mu mereka bisa mengiraku sebagai dokter dan kau bisa bilang kalau jas mu ketinggalan di ruanganmu" kata hayi mencoba kamuflase

"aku bisa bilang kau itu saudari ku"

"ishh tapi tetap saja itu tidak masuk akal!. sudah lepaskan saja cepatt" kata hayi memaksa dengan menarik narik jas ku sehingga ia berhasil membuatku melepaskan jas kebanggaan ku. Tak lupa ia melepas namtag ku dan mengantonginya ke dalam jas ku.

'kukira kau bodoh hayi' batin ku sambil terenyum melihat tingkahnya.

" yasudah cepat masuk!" Kata hayi tak sabaran mendorong dorongku terus

Aku mengambil nafas dalam dan mengetuk pintu kamar tersebut sedangkan hayi malah senyum senyum melihat ku. Dan ketika pintu kubuka dan memasuki ruangan tersebut aku disambut pemandangan mengenaskan yang muncul didepanku. Harin Yang biasanya kulihat ceria kini sedang menatap seorang lelaki dengan penuh kebencian sedangkan chaerin menutup matanya dengan kedua tangannya dan menyandarkan kepalanya di kedua lututnya, dan kulihat buah buahan sudah pecah dan berceceran di lantai bersama keranjangnya.

Aku berhenti sebentar melihat pemandangan ini dan mencoba mencernanya.

" oppa ada apa ini? Kau harus menengahinya oppa" kata hayi membangunkan ku dari lamunan
Dengan cepat dan sigap aku menghampiri ranjang chaerin dan menjauhkan lelaki yang pastinya sudah membuat gara gara itu, sedangkan hayi mengambil posisi di sebelah harin.

"Ada apa ini sir? Kenapa kau menganggu pasien dirumah sakit ini" tanyaku sinis kepada lelaki itu entah kenapa melihat chaerin menutup matanya membuatku kesal. Aku memandang wajah lelaki itu, harin dan chaerin (yang kemudian membuka matanya) secara bergantian, bermaksud mendapatkan jawaban dari pihak yang bersangkutan.

"Ah aku kesini hanya untuk minta maaf kepada chaerin" kata lelaki itu dan tanggannya terangkat untuk meraih tangan chaerin

"maaf tapi jika kau membuat masalah disini lebih baik kau keluar" kata ku sambil menepis pelan tangannya yang ingin memegang tangan chaerin.
Sekilas ia memandangku heran begitu juga para penonton yang melihatnya.
'Aku tau ini sudah kelewat batas sebagai dokter tapi aku tidak suka jika ada yang membuat onar di rumah sakit ku' batin ku.

"saeggi jebal mianheyo (maafkan aku baby) "

' what dia memanggil chaerin seaggi? Wtf benar benar membuat ku panas'
'Oh astaga jiyong ada apa dengan mu sebegitu nya kah kau' batin ku berargumen.

Untungnya jawaban chaerin sukses membuatku tersenyum puas.

" Apa?! Saeggi?! aku tidak sudi dipanggil seperti itu oleh orang sepertimu!" Kata chaerin sinis

Seperti mendapat pukulan telak, lelaki itu melotot tak percaya dan langsung menarik tangan chaerin yang membuat kami yang melihatnya kesal.

"ini aku chae jeabum. Kim jaebum. aku pacarmu aku—"

" MANTAN! Kau bukanlah pacar unnie ku lagi" kata harin memperingatkan

Oh jadi lelaki ini yang namanya jaebum aahh jinjja.
Melihat chaerin yang meringis kesakitan membuat rahang ku mengeras menahan emosi dan langsung saja ku tarik kerah bajunya sehingga membuatnya melepaskan tangannya dari pergelangan chaerin. Tapi dia terus saja bercakap

"Yang kau lihat adalah salah paham chae maaafkan—" langsung saja kupotong perkataannya.

"Sudah kubilang DILARANG MENYAKITI PASIEN DI RS INI!" kataku penuh penekanan
yahh sudah kupastikan para yeoja yang melihat ini takjub dan tak percaya. Jangankan mereka aku juga tak percaya melakukan hal ini.

"Lepaskan!! Siapa kau berani memisahkan ku dan chaerin!" Ucap napeun nam itu sambil menepis tanganku dari kerahnya. Sedangkan aku terdiam sebentar.

'Apa yang harus ku katakan? Dokternya? Kalau itu yang kukatakan yang ada aku dibilang ikut campur urusan pasien. Astaga apa yang harus kau katakan jiyong. Ini bukan dirimu jika kau tidak bisa berargumen dengan orang' batin ku frustasi.

"saya adalah—"

" Chaerin namching"

-----
TBC

Last Farewell [ SLOW UPDATE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang