Ah, suasana ini mengingatkanku padamu.
Padamu yang memelukku.
Memelukku dengan lengan kekarmu.
Malam itu, di tempat ini.
Kau berjanji tak akan pergi.
Kau ikat aku dengan senyummu.
Kau mematri dirimu dalam ingatanku.
Ah, kau pendusta ulung, Bung!
Nyatanya, aku di sini tanpa dirimu.
Hening yang menyelimutiku tak sehangat pelukanmu.
Angin malam bersenggama dengan kulit pucatku sama sekali tak menghangatkan seperti sentuhanmu dulu.
Lihat di ujung barat sana, sayang!
Awan hitam berarak membawa tetesan - tetesan derita.
Siap membererondong tusukan tajam.
Menghunus mereka pendamba cinta.
Ah, aku adalah mereka.
Aku terhunus dan terluka.
Tapi aku tidak mati.
Karena aku tetap tak melihatmu.
Di tempat ini kini.
Tiada mata bertukar emosi.
Tiada tangan saling menggenggam.
Tiada bibir saling berpagut.
Tiada hati saling mengisi.
Ya, aku sendiri.
*****
Kurniadewi
KAMU SEDANG MEMBACA
INI APA?
AcakIni apa? Bukan puisi. Bukan syair. Bukan sajak. Bukan cerita. Bukan curhatan. Hanya kumpulan kata. Bukan apa-apa. Jangan dibaca. Hujat saya, tak mengapa.
